Akses Timor Raya Kembali Lancar, Ancaman Longsor Masih Membayangi
Mobilitas kendaraan di Jalan Timor Raya kembali lancar. Namun, di sisi lain, ancaman longsor masih membayangi pengguna jalan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
OELAMASI, KOMPAS — Setelah tertutup longsor, akses jalan transportasi Timor Raya di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, kini kembali lancar. Kendaraan bisa melewati jalur darurat yang dibuka dekat ujung longsoran. Namun, potensi longsor susulan masih menghantui pengguna jalan.
Longsor terjadi pada Jumat (17/2/2023). Materialnya diperkirakan mencapai 500.000 meter kubik. Longsor menutup ruas jalan sepanjang 250 meter.
Jalur itu menghubungkan Kota Kupang dengan Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka. Tak ada jalan alternatif yang bisa dilewati di jalur ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kupang Teldi Sanam, Senin (6/3/2023), mengatakan, tidak ada lagi penumpukan kendaraan di titik longsor. Longsor berada di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang, berjarak 85 kilometer dari Kota Kupang.
”Awalnya jalur itu lumpuh total, kemudian dilakukan operasi buka tutup sehingga terjadi antrean panjang. Saat ini, transportasi sudah lancar. Kendaraan ekspedisi yang bawa peti kemas juga sudah diperbolehkan lewat,” katanya.
Jalur yang dilewati itu merupakan jalan darurat yang dibuka di ujung longsoran. Pada awalnya, hanya kendaraan roda dua dan empat yang diperbolehkan lewat. Ketika hujan, jalur itu pun ditutup, mengingat permukaan jalan yang labil berpotensi memicu kecelakaan.
Kini, petugas menimbun material keras, seperti batu, pasir, dan kerikil, untuk mengatasi permukaan jalan tanah yang licin itu. Kendati terjadi hujan, jalur itu masih terus dilewati kendaraan tanpa harus mengantre. Lebar jalan darurat lebih dari 8 meter.
Selain jalur itu, ucap Teldi, pemerintah juga membuka satu lagi jalur darurat yang nantinya dikhususkan untuk kendaraan di atas roda empat. Pembukaan jalur itu hampir rampung dan menurut perkiraan sudah dapat digunakan pada 15 Maret 2023.
Marsel Selan (30), sopir travel yang hampir 10 tahun melewati titik itu, mengapresiasi langkah cepat pemerintah membuka jalur darurat. Dia dan rekan-rekannya kembali mengais rezeki di jalur tersebut. Marsel melayani penumpang untuk rute Kota Kupang ke Soe, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan.
”Yang kami khawatirkan sekarang ini adalah tanah bergerak di lokasi longsor. Meski jalur itu tetap dibuka pada saat hujan, kami tidak berani lewat. Kami harap dibuatkan tanggul untuk menahan pergerakan material dari atas,” katanya.
Elfrid V Saneh, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Kupang, mengingatkan, masih ada beberapa titik rawan longsor di sepanjang Jalan Trans-Timor Raya yang masih menghantui pengguna jalan. Longsor rawan terjadi jika dipicu hujan dengan intensitas tinggi.
Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah agar sedini mungkin melakukan mitigasi. Beberapa di antaranya membangun tanggul penahanan tanah atau membuka jalur baru yang lebih aman. Alasannya, keselamatan pengguna jalan tidak bisa ditawar-tawar.
Jika jalur itu bebas dari ancaman longsor, mobilitas kendaraan akan terus lancar. Setiap hari, Jalan Timor Raya dilewati ribuan kendaraan yang mengangkut hingga ratusan ribu serta ribuan ton barang.