Potensi Hujan Lebat Masih Bayangi Sebagian Besar Bali
Di sebagian besar wilayah Bali diperkirakan masih berpeluang turun hujan disertai angin kencang. Masyarakat diimbau waspada dan siaga menghadapi potensi bencana terkait hidrometeorologi.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Meskipun puncak musim hujan sudah lewat, curah hujan tinggi diperkirakan masih berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah di Bali. Terkait kondisi itu, masyarakat diimbau mewaspadai potensi bencana akibat hujan lebat dan angin kencang.
Dalam siaran pers Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali pada Senin (27/2/2023) disebutkan, potensi hujan lebat disertai angin kencang berpeluang terjadi pada Maret 2023. Hal ini terjadi meskipun puncak musim hujan di Bali terjadi pada Februari 2023.
Potensi hujan dengan intensitas lebat dapat menimbulkan ancaman bencana terkait hidrometeorologi, seperti tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang serta munculnya genangan. Laporan kejadian bencana, yang diperbarui pada Selasa (28/2/2023), menyebutkan, terjadi genangan di beberapa wilayah di Kabupaten Jembrana pada Senin kemarin akibat meluapnya sungai di Desa Kaliakah dan Banjar Lelateng.
Sementara itu, di Kabupaten Gianyar, tanah longsor terjadi di Banjar Selat, Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan. Hal itu mengakibatkan badan jalan tertutup material longsor. Tidak terdapat korban jiwa dari dua kejadian tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin mengatakan, ancaman bencana hidrometeorologi perlu mendapatkan perhatian semua pihak karena hujan diindikasikan masih berlangsung sampai Maret 2023. Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap ancaman bencana itu, terutama ketika sedang beraktivitas di luar ruangan.
Keterangan dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyebutkan, puncak musim hujan di Bali sebagian besar terjadi selama Februari 2023. Meski demikian, di beberapa wilayah, puncak musim hujan berlangsung pada Desember 2022.
Dari prakiraan dan analisis awal BMKG mengenai peluang curah hujan di Bali hingga akhir Februari 2023, menurut Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya, curah hujan tinggi diperkirakan masih berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah Bali. ”Analisis awal akan diperbarui lagi,” ujarnya.
BPBD Bali menyebutkan, jumlah kejadian bencana di Bali sejak Januari 2023 sebanyak 242 kejadian dengan nilai kerugian material diperkirakan mencapai Rp 17,109 miliar. Secara kuantitas, jumlah kejadian bencana di Bali dalam periode Januari-Februari 2023 lebih sedikit dibandingkan periode sama pada 2022 sebanyak 348 kejadian.
Akan tetapi, nilai kerugian, yang ditimbulkan akibat bencana selama Januari-Februari 2023 itu jauh lebih tinggi dibandingkan nilai kerugian akibat bencana dalam kurun waktu Januari-Februari 2022 yang diperkirakan Rp 6,8 miliar. Kerugian material lebih banyak disebabkan oleh kerusakan bangunan akibat bencana tanah longsor.
BPBD Bali juga meminta agar aktivitas mendaki di Gunung Agung dan Gunung Batur dibatasi ketika terjadi cuaca ekstrem. Hal ini dilakukan meskipun Gunung Agung ataupun Gunung Batur berstatus Normal.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga memberikan peringatan agar aktivitas di area kawah aktif di gunung api tersebut dibatasi. Warga diimbau tidak mendekati lubang embusan gas di sekitar kawah demi menghindari potensi bahaya gas beracun.