Kejuaraan F1 H2O Dimulai, Momentum Bangkitkan Pariwisata Danau Toba
Kejuaraan Dunia F1 H2O menjadi ikon baru pariwisata Danau Toba. Ajang ini diharapkan bisa ikut memperbaiki masalah lingkungan di danau vulkanik terbesar di dunia itu.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
BALIGE, KOMPAS — Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1 atau F1 H2O bakal menjadi ikon baru pariwisata Danau Toba. Sedikitnya 25.000 orang berpotensi datang langsung dan lebih kurang 180 juta lainnya akan menontonnya melalui siaran langsung. F1 H2O menjadi olahraga pariwisata unggulan untuk menarik wisatawan ke Danau Toba.
”Saya kira tidak pernah terbayangkan Danau Toba ini akan ditonton langsung oleh 180 juta orang. Presiden (Joko Wododo) juga akan datang langsung pada Minggu (26/2/2023). Ini akan mendorong Danau Toba menjadi destinasi terbaik,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Jumat (24/2/2023).
Kejuaraan F1 H2O dibuka pada Jumat dengan extra free practice (sesi latihan) untuk 20 pebalap dari 10 negara. Lomba akan dilanjutkan dengan babak kualifikasi pada Sabtu dan babak Kopiko Power Boat Lake Toba pada Minggu.
Dalam sesi latihan yang berlangsung selama lebih kurang dua jam itu, pebalap Thani al-Qemzi mencatat waktu tercepat dalam satu putaran (best lap). Pebalap asal Uni Emirat Arab yang bergabung dalam tim Abu Dhabi itu mencatat best lap dengan waktu 01:06.75.
Luhut mengatakan, para pebalap dan tim ofisial sangat senang bisa mengikuti lomba di danau vulkanik terbesar di dunia itu. Mereka mendapatkan pengalaman berbeda dengan menjajal lintasan di danau yang berada di atas kawah gunung api raksasa (super volcano) dengan panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer itu.
”Semua orang sangat senang menjadi bagian dari lomba ini,” ujar Luhut.
Luhut menambahkan, Danau Toba menjadi satu dari lima destinasi superprioritas nasional. Setiap destinasi itu, kata Luhut, harus mempunyai satu ajang olahraga internasional untuk menarik pengunjung lebih banyak. F1 H2O diyakini bisa mempromosikan Danau Toba dan mendatangkan wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Luhut menyebut, promosi juga bisa menarik investor untuk pembangunan Danau Toba, baik investor asing maupun lokal. Union Internationale Motonautique (UIM) sebagai pemegang lisensi penyelenggaraan F1 H2O juga sangat senang bisa melaksanakan acaranya di Danau Toba.
Indonesia melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) sudah meneken kontrak penyelenggaraan selama lima tahun. Luhut menyebut, ia meminta kepada UIM agar penyelenggaraan itu bisa dilaksanakan hingga 20 tahun dan UIM sangat tertarik.
”Yang paling utama dari penyelenggaraan F1 H2O adalah efek berganda terhadap ekonomi masyarakat di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, dan Indonesia,” katanya.
Di tengah menurunnya pariwisata karena pandemi Covid-19, Luhut mengatakan, ajang olahraga internasional menjadi katalis untuk mendatangkan kembali turis asing. Sebelumnya, MotoGP yang dilaksanakan di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, juga sukses mempromosikan pariwisata di kawasan itu.
”Saya juga ingin sampaikan bahwa World Superbike 2023 akan dilaksanakan juga di Sirkuit Mandalika, 3-5 Maret ini,” ujar Luhut.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, Danau Toba mempunyai nilai histori yang sangat kuat karena merupakan gunung api purba yang pernah mengubah dunia. Letusannya 74.000 tahun lalu menjadi yang terkuat dalam dua juta tahun terakhir.
”Letusan ini hampir membuat punah manusia,” kata Edy.
Histori Toba sebagai gunung api raksasa, kata Edy, menjadi daya tarik luar biasa. Para pebalap sangat senang mendapat pengalaman menjajal danau yang berada di kawah gunung api raksasa.
Lingkungan hidup
Secara terpisah, Ketua Yayasan Pencinta Danau Toba Maruap Siahaan mengatakan, penyelenggaraan F1 H2O seharusnya bisa menjadi momentum untuk menyelesaikan masalah lingkungan hidup di kawasan. ”Ada masalah penebangan hutan dan banjir yang selama ini tidak pernah disentuh,” kata Maruap.
Maruap juga berharap, acara pertunjukan seni dan budaya masyarakat lokal seharusnya ditampilkan lebih banyak di sela-sela acara balap itu. Perlombaan solu bolon yang merupakan sampan tradisional masyarakat di kawasan Danau Toba juga sebaiknya ditampilkan.
Direktur Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) Pematang Siantar Thompson HS menjelaskan, solu bolon merupakan perahu tradisional yang saat ini sangat sulit ditemukan di kawasan Danau Toba. Perahu kayu itu seharusnya dipromosikan juga sebagai seni budaya dari kawasan Danau Toba.
”Dalam rangkaian acara F1 H2O ada 17 acara seni budaya yang ditampilkan. Namun, saya belum melihat seperti apa seni budaya yang akan ditampilkan itu,” ujar Thompson.