Banyumas dinilai memiliki calon-calon model berbakat sehingga Arby Vembria bersama Dwi Kristanto mendirikan sekolah model di bumi panginyongan ini.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sekolah modeling Arby Vembria Modeling School dibuka di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (23/2/2023). Purwokerto dipilih jadi kota ketiga setelah Yogyakarta dan Semarang untuk pendirian sekolah modeling karena dinilai memiliki banyak potensi model berbakat. Melatih dan mengasah kepercayaan diri menjadi bekal penting tidak hanya bagi para calon model, tetapi juga untuk profesi lain di kemudian hari.
”Manfaat dari pendidikan ini selain juga untuk berkarier, tetapi untuk diri sendiri adalah juga untuk melatih confidence (kepercayaan diri), melatih postur, gesture. Jadi, ketika nanti mereka bekerja untuk bidang yang lain, nanti akan menambah confidence karena berbakat public speaking, postur mereka bagus ketika berjabat tangan ketemu klien,” kata Arby Vembria sebagai pendiri Arby Vembria Modeling School atau AVMS di Purwokerto, Kamis sore.
Arby menyampaikan, mereka yang belajar keterampilan di sekolah modeling tidak selamanya berkarier di duna modeling. ”Secara tidak langsung, itu akan memperluas bidang yang mereka geluti. Kan tidak selamanya akan di model, mungkin akan banting setir ke akting atau dunia entertaiment lainnya atau akan masuk ke dunia seperti PR, public speaking, bahkan untuk memimpin perusahaan itu dibutuhkan skill speech,” ujarnya.
Arby yang berasal dari Yogyakarta memilih Purwokerto sebagai tempat ketiga sekolah modelnya karena di sini terdapat banyak potensi. ”Mengapa saya pilih Purwokerto karena memang potensi itu bisa dari mana saja dan Purwokerto Banyumas ini jangan dianggap remeh. Saya yakin akan ada talent-talent yang akan jadi idola,” ujarnya.
Maharani Irma, salah satu pelatih atau coach di AVMS dan juga model asal Purwokerto, menyampaikan, dirinya sejak lama memimpikan jadi model, tetapi orangtuanya sempat meragukan mimpi tersebut. ”Kalau di daerah, mimpi jadi seorang model itu oleh orangtua bilang udahlah yang pasti-pasti saja. Tapi, seiring berjalannya waktu, saya sendiri merasa intersted dan ini kayaknya jalan saya. Dari awal adalah sebuah hobi yang dibayar, sampai ketagihan,” kata Maharani.
Purwokerto Banyumas ini jangan dianggap remeh.
Maria Satue, pelatih atau coach lainnya di AVMS serta juga model asal Spanyol, mengatakan, jalan hidup menjadi model membuatnya lebih menghargai dan menghormati dirinya sendiri.
Sekolah model ini menempati butik Desain Koe milik fashion desainer Dwi Kristanto di Kompleks Graha Timur Purwokerto. Dwi berharap kehadiran sekolah model ini bisa mengembangkan telent-talent muda Purwokerto untuk bisa berkiprah di kancah nasional, bahkan internasional. Program di sekolah model ini antara lain untuk anak-anak dan dewasa dengan rentang waktu 12-14 kali. Setelah menyelesaikan program, peserta akan mendapatkan sertifikat.