Kota kecil di selatan Danau Toba, Balige, jadi tuan rumah kejuaraan dunia perahu motor paling bergengsi F1H2O. Sebagai seri pembuka 2023, Balige bersanding dengan kota dunia, dari Macon, Perancis, hingga Sharjah, UEA.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sebuah kota kecil di selatan Danau Toba, Balige, akan menjadi tuan rumah kejuaraan dunia perahu motor supercepat paling bergengsi di dunia. Sebagai tuan rumah seri pembuka 2023, Balige akan bersanding dengan kota dunia lainnya, dari Macon di Perancis hingga Sharjah di Uni Emirat Arab.
”Ajang olahraga ini akan dilaksanakan di Toba selama lima tahun ke depan. Kami yakin ini akan menjadi motor penggerak ekonomi dan pariwisata di kawasan Danau Toba,” kata Bupati Toba Poltak Sitorus, Senin (20/2/2023).
Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1 atau F1H2O akan digelar di Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, 24-26 Februari 2023, dengan nama Kopiko Grand Prix of Indonesia. Para pebalap, tim, beserta perahu motornya sudah mulai tiba di kawasan Danau Toba.
F1H2O adalah sebuah olahraga yang cukup dikenal di dunia, tetapi belum populer di Indonesia. F1H20 berada di bawah naungan federasi olahraga Union Internationale Motonautique (UIM). PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) sudah mendapat kontrak penyelenggaraan selama lima tahun dari UIM.
Berdasarkan informasi dari situs resmi www.f1h2o.com, ajang kejuaraan dunia ini dilaksanakan sejak 1981. Kejuaraan ini awalnya menggunakan perahu motor bermesin 2 liter dan 3,5 liter. Sejak tahun 2000, perahu supercepat dengan pengemudi tunggal ini menggunakan mesin 2,5 liter.
Mesin perahu yang mengeluarkan daya 400 tenaga kuda (HP) yang mampu membawa perahu berbobot 390 kilogram ini melesat dengan kecepatan 136 mil per jam atau sekitar 220 kilometer per jam. Powerboat ini mampu berakselerasi dari 0 sampai 100 kilometer per jam hanya dalam empat detik.
Perahu supercepat dengan panjang 6 meter dan lebar 2,1 meter itu juga dilengkapi dengan fitur keselamatan canggih seperti kantong udara, kokpit dari serat karbon, penyangga kepala dan leher tahan guncangan, kaca depan antipeluru, dan busa plastik di ujung lambung untuk mengurangi dampak benturan.
Tahun ini, Kejuaraan Dunia F1H2O akan dilaksanakan delapan seri di kota-kota metropolitan seperti Zhengzhou (China), Macon (Perancis), Sardinia (Italia), dan Sharjah (Uni Emirat Arab). Beberapa tim pebalap yang ikut berlomba antara lain berasal dari Amerika Serikat, Swedia, Uni Emirat Arab, China, Italia, dan Portugal. Toba menjadi seri pembuka F1H2O tahun ini.
Antusiasme penonton
Poltak mengatakan, warga sangat antusias untuk menonton lomba perahu supercepat ini. Sebanyak 15.860 tiket sudah habis dipesan penonton. Tiket tidak hanya disediakan oleh InJourney selaku penyelenggara, tetapi juga oleh warga. ”Banyak warga yang membangun tribune dan menjual tiket. Ini membuat daerah bisa merasakan langsung dampak ekonomi dari ajang balap ini,” kata Poltak.
Banyak warga yang membangun tribune dan menjual tiket. Ini membuat daerah bisa merasakan langsung dampak ekonomi dari ajang balap ini. (Poltak Sitorus)
Poltak mengatakan, mereka juga menyiapkan 502 stan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Stan UMKM itu tidak hanya berada di sekitar tribune, tetapi juga di berbagai tempat acara pendukung yang dilaksanakan juga di Balige. Penduduk juga menyediakan homestay untuk para pendatang karena hotel-hotel sudah penuh.
Direktur Marketing dan Consumer Experience PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) Maya Watono mengatakan, antusiasme warga untuk menonton ajang balap perahu motor itu sangat tinggi. Tiket yang mereka jual secara daring untuk tribune utama sebanyak 2.100 tiket dan tribune di Bukit Pahoda sebanyak 1.500 tiket ludes hanya dalam 23 menit. Saat ini, penonton bisa membeli tiket dari warga yang membuat tribune sendiri. Berbeda dengan ajang balap lain, UIM mengizinkan warga menjual tiket untuk menonton acara itu.
Kepala Kepolisian Daerah Sumut Inspektur Jenderal RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan, mereka sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas. Para penonton akan diarahkan membawa kendaraan ke kantong parkir yang disiapkan di pinggir kota. ”Dari tempat parkir akan ada bus untuk mengantar penonton ke tribune,” kata Panca.
Panca mengatakan, pengaturan lalu lintas sangat penting karena diperkirakan 25.000-30.000 pengunjung akan memadati Balige. Karena Balige merupakan kota kecil, mereka harus mengatur lalu lintas agar acara bisa berjalan dengan lancar.