Biaya Pengobatan dan Perbaikan Rumah Terdampak Ledakan Petasan Ditanggung Pemkab Blitar
Selain membantu pengobatan, Pemkab Blitar juga akan membantu pembangunan rumah yang rusak akibat ledakan bahan petasan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Pengobatan warga terdampak dan perbaikan rumah rusak akibat ledakan bahan petasan di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, bakal ditanggung Pemerintah Kabupaten Blitar. Penyelidikan polisi terkait dugaan aktivitas jual beli petasan di tempat ini bakal segera dilakukan.
Sebelumnya, 24 rumah dan satu tempat ibadah di Karangbendo rusak akibat ledakan bahan petasan, Minggu (19/2/2023) pukul 22.45. Ledakan berasal dari rumah Darman. Rumah itu rata dengan tanah. Darman bersama dua anaknya, Arifin dan Widodo, dan satu keponakannya, Wawa, tewas. Selain itu ada 23 warga lainnya terluka. Total ada 29 keluarga terdampak ledakan tersebut.
Bupati Blitar Rini Syarifah, Senin (20/2/2023), mengatakan, selain pengobatan, pihaknya akan menangani perbaikan rumah warga terdampak. Setelah dilakukan pemeriksaan tingkat kerusakan, rumah akan segera dibangun.
Saat ini, sebagian warga terdampak mengungsi ke rumah kerabatnya. Namun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar juga sudah menyiapkan tenda pengungsian dan dapur umum.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Christine Indrawati mengatakan, sudah 23 korban terluka mendapat perwatan hingga Senin siang. Selain luka benturan, ada juga yang menderita luka bakar ringan. Warga terdampak juga ada yang menderita hipertensi karena terkejut akibat kejadian ini.
Hingga Senin siang, menurut Christine, tinggal satu warga terluka yang menjalani rawat inap, yaitu anak balita yang mengalami gegar otak ringan. ”Warga terdampak sudah diatasi tenaga medis di puskesmas terdekat. Kalau tadi malam, ada yang sampai dirujuk ke RS. Namun, mereka kemudian diizinkan pulang karena lukanya tidak parah,” ucapnya.
Kepala Polres Blitar Kota Ajun Komisaris Besar Argowiyono mengatakan, berdasarkan informasi dari tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Satuan Brimob Polda Jatim, pusat ledakan diduga ada di dapur atau di belakang rumah. Di tempat itu terdapat lubang berdiameter sekitar 2 meter dengan kedalaman setengah meter.
Di balik reruntuhan bangunan, polisi juga menemukan sisa-sisa sulfur (hijau) dan bubuk hitam (black powder). Saat ini, semua barang bukti itu masih diidentifikasi tim Laboratorium Forensik.
Soal daya ledak, menurut Argowiyono, tim Jibom juga menemukan tiga buah panci dalam kondisi hancur. Kemungkinan panci tersebut digunakan untuk menyimpan bubuk petasan yang kemudian meledak tiga kali.
”Saksi mendengar ada tiga kali ledakan, pertama yang besar, lalu ledakan kecil dua kali,” ucapnya.
Sejauh ini, Argowiyono belum bisa memastikan jumlahnya bahan petasan dan aktivitas pemicu ledakan. Diduga, satu panci berisi 3-5 kilogram bahan petasan. Ditemukan pula puntung rokok, kejadian itu kemungkinan besar disebabkan oleh api dari rokok.
Asal-usul dan potensi jual beli bahan petasan juga masih ditelusuri. Berdasarkan informasi dari warga, korban biasa membuat dan berdagang petasan menjelang puasa.
”Tahun lalu, kami melakukan razia dan menemukan cukup banyak petasan di wilayah ini. Sekarang, kami fokus di tempat kejadian perkara dulu,” katanya.