Ledakan Petasan di Blitar, Empat Tewas dan Puluhan Rumah Rusak
Ledakan yang diduga berasal dari bahan petasan di Blitar, Jawa Timur, mengakibatkan empat orang meninggal dan delapan orang lainnya luka. Puluhan rumah juga rusak akibat peristiwa ini.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Ledakan hebat yang diduga berasal dari petasan terjadi di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Minggu (19/2/2023) sekitar pukul 22.30. Akibat ledakan itu, 4 orang meninggal, 8 orang luka-luka, serta 25 bangunan rumah warga dan tempat ibadah rusak.
Kerasnya ledakan membuat rumah yang merupakan lokasi sumber ledakan itu rata dengan tanah. Beberapa rumah di sekitarnya juga hancur pada bagian atap. Sejumlah pohon, termasuk pohon kelapa di sekitar lokasi, tampak tumbang.
Empat korban yang meninggal dalam peristiwa itu adalah Darman (65) dan kedua anaknya, yakni Arifin dan Widodo. Satu korban lainnya bernama Wawa, keponakan dari Darman. Akibat ledakan, bagian tubuh korban terlempar 100-150 meter dari lokasi.
Kepala Kepolisian Resor Blitar Kota Ajun Komisaris Besar Argowiyono, Senin (20/2/2023), mengatakan, lokasi kejadian itu masih dilakukan penyisiran oleh tim Penjinak Bom (Jibom) Satuan Brimob Kepolisian Daerah Jawa Timur. Penyisiran dilakukan guna memastikan lokasi aman dari sisa-sisa bahan berbahaya.
Argowiyono menuturkan, setelah penyisiran oleh tim Jibom selesai, akan dilakukan pembersihan puing dan dan olah tempat kejadian perkara. Di lokasi kejadian, polisi juga menemukan potongan-potongan tubuh korban.
Sehari-hari, para korban itu tinggal di dalam satu rumah. ”Kami masih melakukan penyisiran, sudah ditemukan empat potongan tubuh yang semuanya diketahui sebagai keluarga atau ponakan. Saat ini sedang diidentifikasi di rumah sakit,” kata Argowiyono.
Dia menambahkan, berdasarkan informasi dari tetangga, diduga ada aktivitas pembuatan petasan di rumah tersebut. Selain itu, ada informasi bahwa korban juga menjual petasan pada tahun lalu. Polisi pun telah memeriksa beberapa orang saksi.
”Ini masih dugaan, patut diduga begitu (lokasi pembuatan petasan). Kami sedang melakukan penyelidikan lebih jauh karena semua pelaku yang melakukan kegiatan jadi korban,” ujarnya.
Argowiyono menyebut, kemungkinan bahan yang mengakibatkan ledakan itu cukup banyak karena tingkat kerusakan yang ditimbulkan cukup besar. Hingga sekarang, sumber ledakan yang terjadi itu diduga berasal dari satu titik.
Sejak tahun lalu, Argowiyono menambahkan, Polres Blitar Kota telah melakukan razia terhadap pembuatan petasan ilegal. Dengan adanya peristiwa ledakan ini, masyarakat diharapkan semakin sadar bahwa pembuatan petasan ilegal dan tak sesuai prosedur memiliki potensi bahaya tinggi. Masyarakat juga diminta melapor jika mengetahui pembuatan atau penimbunan bahan petasan ilegal.
Sudah ditemukan empat potongan tubuh yang semuanya diketahui sebagai keluarga
Sementara itu, sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi menyatakan, suara ledakan tersebut terdengar kencang. Bahkan, awalnya warga menduga suara ledakan itu berasal dari erupsi Gunung Kelud yang berjarak sekitar 20 kilometer dari lokasi.
”Saya sedang tidur di kamar langsung bangun. Begitu keluar, suasananya putih penuh asap. Bau belerang juga tercium keras. Agak sesak napas,” ujar Karimah (60), warga yang rumahnya berjarak sekitar 100 meter dari lokasi sumber ledakan.
Suami Karimah, Suparni (65), menuturkan, seluruh anggota keluarganya selamat. Hanya salah satu cucunya berumur 10 tahun yang terluka di bagian kening. ”Kalau televisi aman, hanya kulkas yang mletik (keluar bunga api),” ujarnya.
Baik Suparni maupun Karimah mengaku tidak mengetahui secara pasti aktivitas pemilik rumah sesaat sebelum peristiwa terjadi. Sejak pukul 21.00, kawasan setempat biasanya telah sepi karena warga sudah tidur.