Penggerak Ekonomi Baru, Sumut Bidik Penyelenggaraan Kejuaraan Dunia
Wagub Sumut Musa Rajekshah menyebut penyelenggaraan kejuaraan dunia akan membangkitkan ekonomi dan pariwisata di daerah. Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1 atau F1 H2O pada 24-26 Februari ini menjadi titik awal.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah menyebut penyelenggaraan kejuaraan dunia berbagai cabang olahraga akan membangkitkan ekonomi dan pariwisata di daerah. Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1 atau F1 H2O pada 24-26 Februari ini menjadi titik awal.
”Tahun depan, Sumut bersiap menjadi tuan rumah Kejuaraan Reli Dunia (WRC) juga di kawasan Danau Toba,” kata Musa saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk ”Tantangan dan Peluang Pengembangan Pariwisata Olahraga di kawasan Danau Toba” yang dilaksanakan Forum Jurnalis Pariwisata, di Medan, Senin (13/2/2023).
Musa menyebut, kawasan Danau Toba menjadi daerah dengan daya tarik dan potensi luar biasa untuk menyelenggarakan kejuaraan dunia. Di Sungai Asahan juga pernah dilaksanakan Kejuaraan Dunia Arung Jeram. Sungai yang berhulu dari Danau Toba itu berada di Kabupaten Toba dan Asahan.
Kepulauan Nias juga punya potensi besar untuk melaksanakan kejuaraan surfing atau selancar. Di pulau yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia itu pernah dilaksanakan berbagai kejuaraan surfing kelas dunia. Selain surfing, Kepulauan Nias juga pernah disinggahi West Sumatera Yacht Rally 2022. Yacht merupakan perahu layar ringan kelas mewah yang berlayar lintas negara.
”Di kawasan Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, juga punya potensi besar untuk kejuaraan dunia jungle trail run (lari jelajah hutan). Tahun lalu, pelari melintasi Taman Nasional Gunung Leuser yang mempunyai hutan dengan oksigen terbaik di dunia,” kata Musa.
Dia menjelaskan, kejuaraan olahraga dunia selalu mendatangkan banyak orang dari berbagai belahan dunia. Atlet, tim pendamping, penonton, dan media dari berbagai negara akan datang ke Sumut. ”Tidak hanya orang, investasi juga akan mengikut masuk ke daerah,” katanya.
Musa mengapresiasi penyelenggaraan F1 H20 yang sudah tanda tangan kontrak selama lima tahun di Kabupaten Toba. Meskipun tidak ada pebalap dari Indonesia, ajang itu bisa menghidupkan pariwisata di Indonesia.
Kejuaraan lain yang sangat berpeluang dilaksanakan di kawasan Danau Toba adalah Kejuaraan Reli Dunia (WRC). Pada 1996 dan 1997 dilaksanakan WRC di kawasan Danau Toba. Namun, kejuaraan itu tidak berlanjut karena krisis moneter 1998.
Tahun lalu sudah dilaksanakan kembali Kejuaraan Reli Asia Pasifik (APRC) di kawasan Danau Toba. Tahun ini bahkan direncanakan dua seri APRC dilaksanakan di Sumut. Musa menyebut, ia sudah menyampaikan langsung dan mendapat dukungan penyelenggaraan WRC di Sumut pada 2024 dari Presiden Joko Widodo.
”Tim balap reli dari berbagai negara di dunia sangat senang bermain di kawasan Danau Toba. Di sana ada tiga karakter tanah karena melewati kebuh teh, karet, dan sawit,” ujar Musa yang juga atlet reli nasional.
Di Singapura tidak ada prestasi olahraga yang signifikan. Mereka melihat olahraga sebagai sebuah bisnis.
Musa menyebut, berbagai infrastruktur pendukung masih harus dibangun di Sumut untuk pelaksanaan kejuaraan dunia. Untuk panggung terbuka (open stage) yang memadai saja belum ada di kawasan itu. Hal lain yang perlu dilangkapi adalah rumah sakit tipe A. ”Untuk seremonial start APRC 2022 saja, terpaksa kami lakukan di terminal. Padahal, seremonial ini salah satu bagian terpenting untuk promosi ke dunia,” ujarnya.
Musa menyebut, penyelenggaraan ajang olahraga harus dilihat juga sebagai sebuah bisnis, selain pembinaan prestasi. Ia mencontohkan Singapura yang sukses dengan penyelenggaraan kejuaraan Formula1 dan MotoGP. ”Di Singapura tidak ada prestasi olahraga yang signifikan. Mereka melihat olahraga sebagai sebuah bisnis,” ucapnya.
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba Jimmy Bernardo Panjaitan mengatakan, F1 H2O akan menjadi titik awal membangun pariwisata olahraga di Sumut. Ia menyebut, ajang itu menghidupkan kembali pariwisata di Danau Toba yang redup selama pandemi Covid-19. Kejuaraan itu akan mendatangkan sekitar Rp 212 miliar perputaran uang di dalam negeri.
Jimmy meyakini, ajang itu akan mendatangkan investasi yang cukup besar di kawasan Danau Toba karena sudah kontrak selama lima tahun. Beberapa peluang investasi yang cukup besar adalah pembangunan hotel dan restoran yang masih tidak mencukupi di Kabupaten Toba.
Ketua Ikatan Motor Indonesia Sumut Harun Mustafa Nasution mengatakan, digelarnya kejuaraan olahraga internasional akan sangat berdampak pada ekonomi masyarakat di sekitar kawasan. Ia berharap WRC bisa diwujudkan pada 2024 di kawasan Danau Toba.
Ketua Pusat Unggulan Pariwisata Berkelanjutan Universitas Sumatera Utara Profesor Nurlisa Ginting mengatakan, pada 2021 kegiatan pariwisata olahraga mendongkrak sektor pariwisata Indonesia dengan tumbuh 6 persen per tahun. Sektor ini menghasilkan pendapatan Rp 600 miliar sepanjang 2021.