Serap 25.000 Tenaga Kerja, Kawasan Industri Kendal Jadi Penggerak Ekonomi Jateng
Sejak diresmikan tahun 2016, Kawasan Industri Kendal, Jateng, telah mendatangkan investasi 2,55 miliar dollar AS dan menyerap 25.000 tenaga kerja. Kawasan industri itu dinilai menjadi salah satu penggerak ekonomi Jateng.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sejak diresmikan tahun 2016, Kawasan Industri Kendal di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, telah mendatangkan investasi sebesar 2,55 miliar dollar AS dan menyerap lebih dari 25.000 tenaga kerja. Oleh karena itu, kawasan industri tersebut dinilai menjadi salah satu motor penggerak perekonomian di Jawa Tengah saat ini.
Demikian disampaikan Bupati Kendal Dico M Ganinduto dalam forum diskusi bertajuk ”Kendal Investment Talk” yang digelar sebagai rangkaian Hari Pers Nasional 2023 di Medan, Sumatera Utara, Selasa (7/2/2023).
Dalam acara itu turut hadir sejumlah duta besar negara sahabat, misalnya Duta Besar Belanda, Polandia, Armenia, Spanyol, Laos, Romania, dan Perwakilan Taiwan Economic and Trade Office (TETO).
Dico mengatakan, Kawasan Industri Kendal sangat strategis karena sangat dekat dengan Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang. Kawasan itu juga terhubung dengan Tol Trans-Jawa, Jalan Pantura Jawa, serta jalur kereta api rel ganda Jakarta-Semarang-Surabaya. Infrastruktur di Kawasan Industri Kendal juga terus dikembangkan.
Dari 2.200 hektar lahan di kawasan itu, yang akan dikembangkan 500 hektar sudah dibangun dengan 20 pabrik yang sudah berproduksi dan 10 pabrik dalam proses konstruksi. ”Kawasan Industri Kendal menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Tengah,” kata Dico.
Kawasan Industri Kendal diresmikan Presiden Joko Widodo bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada November 2016. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2019, kawasan itu ditetapkan menjadi kawasan ekonomi khusus dan memiliki area pengembangan seluas 2.200 hektar.
Direktur Eksekutif Kawasan Industri Kendal Didik Pambudi mengatakan, pihaknya juga menyasar investor yang ingin merelokasi pabriknya dari negara lain ke Indonesia. Setelah ditetapkan menjadi kawasan ekonomi khusus sejak 2019, pemerintah menawarkan sejumlah insentif untuk investor.
Kawasan Industri Kendal menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Tengah.
Bentuk insentif itu, misalnya, pengurangan atau penghapusan pajak (tax holiday), keringanan pajak untuk stimulus ekonomi (tax allowance), serta keringanan layanan kepabeanan.
”Dan yang paling penting adalah jaminan ketersediaan infrastruktur untuk menunjang kegiatan industri,” kata Didik.
Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo mengatakan, Indonesia menjadi tujuan investasi yang menarik bagi perusahaan Singapura. Hal ini terlihat dari investasi yang terus mengalir ke Kawasan Industri Kendal.
Suryopratomo menyebut, Singapura merupakan salah satu negara dengan investasi terbesar di Indonesia. Kegiatan promosi mengenai peluang investasi harus terus dilakukan karena di Singapura terdapat kantor perwakilan sejumlah perusahaan global.
Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns mengatakan, salah satu daya tarik Kendal adalah lokasinya yang berada di Pulau Jawa dengan penduduk yang cukup besar sehingga bisa menjadi pasar yang menjanjikan. Ia menyebut, Kawasan Industri Kendal sangat kompetitif dengan dukungan infrastruktur dan letaknya yang strategis.
”Kami tertarik dengan Kawasan Industri Kendal yang ditopang bandara yang bisa ditempuh sekitar 1 jam. Pengiriman logistik ke Jakarta juga didukung jalan tol yang bisa ditempuh 5-6 jam,” kata Grijns.
Grijns mengatakan, sebuah perusahaan Belanda beberapa bulan lalu mendirikan pabrik pipa merek Wavin di Batang, Jateng. Hal itu menunjukkan bahwa Jateng merupakan daerah tujuan investasi yang menarik untuk jangka panjang.