Modifikasi Cuaca untuk Cegah Cuaca Ekstrem di Resepsi Puncak Seabad NU
BPBD Jatim mengerahkan teknologi modifikasi cuaca ekstrem untuk menyukseskan pelaksanaan Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama. Tim bahkan telah tiga kali menyemaikan garam.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur memodifikasi cuaca untuk meminimalkan munculnya cuaca ekstrem saat Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jatim, Selasa (7/2/2023). Sejauh ini, sudah tiga kali penyemaian garam di sejumlah titik kumpulan awan.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Satriyo Nurseno mengatakan, penyemaian garam (NaCl) dilakukan pada Minggu (5/2/2023) dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Penyemaian dipusatkan di Kota Malang, Kabupaten Malang, Tuban, Gresik, dan Kabupaten Bojonegoro.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi wilayah Jatim, terutama Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, berpotensi mengalami cuaca ekstrem. Saat itu rawan terjadi hujan deras dan angin kencang.
Khusus kawasan Gelora Delta dalam tiga hari ke depan berpotensi dilanda hujan ringan hingga sedang. Hal itu terjadi pada siang, sore, dan malam hari.
”Kegiatan (modifikasi cuaca secara) kolaboratif ini dilakukan bersama Pusat Penerbangan Angkatan Laut Juanda, TNI AU Bandara Abdulrachman Saleh Malang, BRIN, BMKG, dan BNPB,” ujar Satriyo.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto menambahkan, selain mengerahkan TMC, pihaknya memberikan empat tenda. Di dalamnya ada 70 kasur untuk peserta acara.
Selain itu, mereka menyiapkan 12 toilet portabel yang ditempatkan di sekitar area stadion dan mendirikan dua dapur umum untuk memenuhi kebutuhan logistik.
Gatot menambahkan, tim BPBD Jatim juga telah menggelar apel pasukan yang diikuti tim reaksi cepat (TRC) BPBD Surabaya dan TRC BPBD Sidoarjo. Sejumlah kendaraan telah disiapkan, di antaranya 3 truk tangki air bersih, 2 kendaraan serbaguna, 1 truk panjang, dan 2 kendaraan roda tiga.
”Saat pelaksanaannya nanti, kami juga akan siagakan tiga mobil rescue, dua ambulans, dan beberapa kendaraan operasional lainnya,” kata Gatot.
Tidak kurang dari 150 personel BPBD Jatim ikut terlibat dalam mendukung Resepsi Puncak Satu Abad NU, termasuk Srikandi BPBD. Pihaknya juga berkolaborasi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jatim.
Sebelumnya, BPBD Jatim menurunkan TRC untuk mengatasi banjir di Sidoarjo. Banjir terjadi di kawasan Aloha, Gedangan, SDN Kureksari di Kecamatan Waru, hingga Kecamatan Tanggulangin.
Di Aloha, misalnya, petugas menyedot air dan membuatkan saluran pembuangan untuk memompa air. Tindakan serupa juga dilakukankan untuk mengatasi banjir di SDN Kureksari, Waru, dan SDN Banjarasri, Tanggulangin.
Gatot juga sempat meninjau kondisi banjir di lokasi SDN Kedungbanteng, Tanggulangin. Ia prihatin karena banjir membuat aktivitas belajar-mengajar di sejumlah sekolah terganggu.
Selain mesin pompa, BPBD Jatim memberikan bantuan sepatu bot kepada siswa dan guru. Di SDN Banjarasri, 96 siswa dan 11 guru masih aktif melakukan kegiatan belajar-mengajar meski banjir.
Camat Tanggulangin Sabino Mariano mengatakan, sejak tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo membangun enam rumah pompa di Kedungbanteng dan Banjarasri. Namun, karena curah hujan tinggi sejak awal Januari lalu, tiga desa di wilayahnya, yakni Kedungbanteng, Banjarasri, dan Banjarpanji, tetap dilanda banjir.
”Saat ini, enam pompa tersebut terus berjalan. Dengan adanya bantuan BPBD Jatim, semoga terjadi percepatan penanganan banjir,” ucap Sabino.