Wali Kota Semarang Dilantik, Warga Berharap Prioritas Tangani Banjir
Masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah, berharap Hevearita Gunaryanti Rahayu yang resmi dilantik menjadi wali kota bisa mengatasi persolan banjir. Selain itu, penanganan tengkes akan menjadi prioritas Hevearita.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hevearita Gunaryanti Rahayu resmi dilantik menjadi Wali Kota, Senin (30/1/2023). Masyarakat berharap penanganan banjir menjadi program prioritas Hevearita dalam menyelesaikan sisa masa jabatan sampai 2026.
Hevearita dilantik oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Gedung Gradhika Bhakti Praja Kompleks Kantor Gubernur Jateng di Kota Semarang, Senin siang. Pelantikan itu dihadiri oleh ribuan orang. Masyarakat yang tak bisa masuk ke Gedung Gradhika menyaksikan pelantikan dari layar besar yang dibentangkan di depan gedung.
Sejak Oktober, Hevearita menjadi pelaksana tugas wali kota karena Wali Kota Semarang sebelumnya, Hendrar Prihadi, dilantik menjadi Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Pelantikan Hevearita menjadi momen yang ditunggu oleh sebagian masyarakat Kota Semarang, salah satunya Siti Masriah (45). Warga Kecamatan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, itu sudah tiba di Kompleks Kantor Gubernur Jateng sejak pukul 08.00. Padahal, pelantikan baru digelar pukul 11.30.
”Tadi, kami rombongan bersama tetangga se-kelurahan, ada sekitar 13 orang naik bus. Saya datang ke sini karena kepingin melihat langsung pelantikannya seperti apa,” ucap Siti, Senin.
Siti mengaku senang akhirnya Hevearita dilantik menjadi wali kota. Siti berharap Hevearita bisa membawa masyarakat lebih sejahtera dan membebaskan Kota Semarang dari banjir. ”Semoga tanggul-tanggul sungai di Kecamatan Genuk, terutama yang kemarin jebol, bisa segera dibenahi supaya ke depan tidak banjir lagi,” katanya.
Harapan agar Kota Semarang bebas dari banjir juga disuarakan oleh Muhammad Yatin (55), warga Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang. Menurut Yatin, beberapa tahun terakhir banjir mulai terjadi di wilayah atas Kota Semarang, seperti Tembalang.
”Di bagian atas ada pembangunan perumahan yang di pinggir-pinggir sungai, itu bahaya kalau ada banjir. Semoga ke depan bisa dikontrol,” kata Yatin.
Ganjar menyebut, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Hevearita, antara lain terkait penanggulangan banjir dan rob. Pembangunan infrastruktur pendukung, seperti tol Semarang-Demak yang sekaligus menjadi tanggul laut dan pembangunan kolam retensi di wilayah Genuk, diharapkan untuk diawasi agar bisa segera selesai.
Ganjar juga mendorong agar Hevearita mengoptimalkan seluruh potensi Kota Semarang, mulai dari perdagangan, industri, transportasi, pendidikan, pariwisata, hingga persoalan infrastruktur. Direncanakan, pembangunan Simpang Lima Underground dan reaktivasi jalur trem dinilai Ganjar bakal mengungkit perekonomian di Kota Semarang.
”Saya titip juga soal potensi anak muda, mereka yang bergerak di dunia teknologi, e-sport, usaha mikro, kecil, dan menengah, seni budaya, ataupun olahraga. Dengan fasilitas yang tepat, Kota Semarang pasti akan lebih hidup,” ujarnya.
Hevearita mengaku senang bisa dilantik menjadi Wali Kota Semarang. Hevearita yang menjadi perempuan wali kota pertama di Kota Semarang itu sudah menyiapkan berbagai rencana untuk mengatasi sejumlah persoalan, seperti banjir, tengkes, kemiskinan, dan inflasi.
Pekerjaan rumah saya adalah membuat Kota Semarang bisa mencapai zerostunting pada tahun 2023.
”Pekerjaan rumah saya adalah membuat Kota Semarang bisa mencapai zerostunting (tengkes) pada tahun 2023. Upaya yang akan saya lakukan adalah membuat program intervensi untuk anak-anak dan ibu hamil. Salah satu yang telah kami lakukan adalah mengadakan gerakan memasak menu sehat di 177 kelurahan di Kota Semarang,” ucap Hevearita.
Dalam pelantikan Hevearita, sejumlah tokoh turut hadir, antara lain Presiden kelima Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Sekretaris Jendral PDI-P Hasto Kristiyanto, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Kepala LKPP Hendrar Prihadi, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.