Waspadai Banjir Rob di Pesisir Perairan Utara Papua
BMKG meminta masyarakat di kabupaten dan kota di wilayah pesisir perairan utara Papua mewaspadai potensi banjir rob. Fenomena alam ini diprediksi terjadi pada 21-23 Januari 2023.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau warga yang bermukim di kabupaten dan kota di wilayah pesisir perairan utara Papua mewaspadai banjir rob. Fenomena alam ini diprediksi terjadi pada 21-23 Januari 2023 dengan tinggi gelombang di pesisir bisa mencapai 2 meter.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura Heri Purnomo, di Jayapura, Papua, Kamis (19/1/2023), mengatakan, banjir rob tersebut dipicu fenomena super new moon atau fase bulan baru yang bersamaan dengan jarak terdekat bulan ke bumi. Fenomena ini akan terjadi pada 21-23 Januari 2023.
Ia memaparkan, fenomena tersebut dapat meningkatkan tinggi pasang air laut. Berdasarkan pantauan data ketinggian air dan prediksi pasang-surut, lanjut Heri, kondisi tersebut dapat memengaruhi dinamika pesisir di wilayah perairan utara Papua berupa potensi banjir rob.
Wilayah yang diprediksi terdampak banjir rob meliputi pesisir utara Kabupaten Supiori, pesisir utara Kabupaten Biak Numfor, pesisir Kabupaten Sarmi, pesisir Kota Jayapura, dan pesisir Kabupaten Jayapura.
”Fenomena banjir rob akan berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir. Hal ini, misalnya, aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman, dan aktivitas perikanan darat,” kata Heri.
Ia menuturkan, masyarakat di wilayah yang berpotensi banjir rob diimbau meningkatkan upaya mitigasi. Salah satunya adalah memantau informasi dari BMKG yang rutin disebarkan melalui media massa, baik radio maupun media online.
"Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh informasi bohong. Fenomena ini bukanlah gelombang tsunami karena tidak dipicu oleh gempa bumi,” ujar Heri.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Jonathan Koirewoa mengatakan, pihaknya terus memantau kondisi tinggi gelombang di wilayah pesisir perairan utara Papua berdasarkan informasi dari BMKG. Dia menyatakan, semua jajaran BPBD di lima daerah yang berpotensi terjadi banjir rob telah bersiaga untuk membantu masyarakat.
”Kami telah berkomunikasi dengan jajaran BPBD di lima daerah tersebut. Mereka telah menyebarkan informasi potensi banjir rob dari BMKG kepada masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan,” kata Jonathan.
Abraham Modouw, warga di wilayah pesisir Kelurahan Hamadi, Kota Jayapura, saat ditemui mengatakan, masyarakat telah mendapatkan informasi potensi banjir rob dari BMKG. Warga pun telah menyiapkan upaya mitigasi karena fenomena tersebut sering terjadi di Hamadi pada awal tahun.