Sungai Mahakam Surut, Harga Komoditas Melonjak Drastis di Mahakam Ulu
Sudah dua minggu Sungai Mahakam surut. Akibatnya, harga beras 25 kilogram capai Rp 800.000 dan isi ulang elpiji 12 kilogram Rp 500.000 di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Sebab, jalur distribusi barang sulit.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Surutnya Sungai Mahakam di bagian hulu menaikkan harga sejumlah barang kebutuhan pokok dan penting ke Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Harga beras 25 kilogram capai Rp 800.000 dan isi ulang elpiji 12 kilogram Rp 500.000.
Sungai Mahakam menjadi satu-satunya akses pergerakan orang dan barang yang murah serta cepat menuju dan dari Kabupaten Mahakam Ulu. Sebab, belum ada jalur darat layak ke kabupaten termuda di Kaltim ini. Warga setempat mengatakan, lantaran air sungai surut, harga sejumlah barang melonjak drastis.
”Biasanya isi ulang elpiji 12 kg seharga Rp 280.000, sekarang sudah Rp 500.000,” kata Lawing (50), warga Desa Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai, saat dihubungi, Kamis (19/1/2023).
Lawing bercerita, air sungai sudah surut sekitar dua minggu lantaran hujan tak turun berhari-hari. Akibatnya, perahu cepat dan perahu pengangkut kebutuhan warga tak bisa melintas.
Sebab, kapal-kapal dengan banyak muatan itu kerap karam di sejumlah titik. Batu-batu besar di sungai tampak terlihat dan tak bisa dilalui perahu.
Salah satunya di titik yang warga sebut sebagai Riam Panjang dan Riam Udang. Di lokasi ini, banyak batu besar yang tersebar di setiap sudut sungai sepanjang 1 kilometer.
Kondisi itu membuat perahu berbahan apa pun sulit melintas. Bahkan, kata Lawing, sejumlah kapal dikabarkan karam karena bagian bawah perahu menyentuh dasar sungai.
Warga Desa Long Tuyoq lain, Kawit Tekwan (53), mengatakan, keluarganya berhemat untuk berbelanja. Ia beruntung karena punya stok beras dari hasil panen padi gunung.
Itu bisa ia gunakan untuk kebutuhan sekitar setahun. Adapun untuk kebutuhan lauk, ia mengandalkan tangkapan ikan dari sungai. Kebutuhan sayur ia ambil dari kebun sendiri.
”Tapi untuk gula, garam, dan kebutuhan lain kan harus beli. Gula di sini sebelumnya sekitar Rp 15.000 per kg, sekarang sudah Rp 30.000 per kg,” ujar Kawit.
Jalur darat tak layak
Sebenarnya, sejumlah jalur darat antar-kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu sudah mulai dibuka. Namun, jalan yang tersedia masih berupa hutan yang dibuka.
Jalan tersebut hanya tanah yang belum dikeraskan. Hanya mobil bergardan ganda yang mampu melaluinya. Itu pun sangat sulit dilalui ketika terjadi hujan meski sebentar lantaran amat becek.
Kawit mengatakan, saat air sungai surut seperti saat ini, warga yang punya kebutuhan mendesak mau tak mau menumpang mobil bergardan ganda untuk pergi ke pusat kabupaten, yakni Desa Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun.
”Kalau menumpang mobil, Rp 900.000 per orang. Mau bagaimana lagi, perahu tidak bisa lewat sungai,” kata Kawit.
Menggunakan mobil, perjalanan dari Desa Long Tuyoq ke Desa Ujoh Bilang yang berjarak sekitar 130 kilometer ditempuh 8-10 jam. Saat air sungai normal, perjalanan bisa ditempuh 5-6 jam dengan ongkos Rp 400.000 per orang.
Dihubungi terpisah, Wakil Bupati Mahakam Ulu Yohanes Avun mengatakan, pihaknya sudah mendengar kabar harga beras di Kecamatan Long Apari mencapai Rp 800.000 per 25 kg. Kecamatan itu merupakan daerah paling ujung Kabupaten Mahakam Ulu yang berbatasan dengan wilayah Serawak, Malaysia.
Setelah mengecek ke lapangan dan menghimpun informasi, Avun menyimpulkan, barang-barang menjadi mahal lantaran proses distribusi yang amat sulit. Misalnya, barang kebutuhan warga mayoritas didatangkan melalui jalur sungai dari Kota Samarinda, pusat pemerintahan Kaltim.
Sesampai di Mahakam Ulu, perahu harus mencicil barang bawaan untuk sampai ke Long Apari lantaran sungai yang surut. Akibatnya, perahu-perahu kecil harus bolak-balik yang mengakibatkan ongkos angkut tinggi. Di beberapa lokasi, barang harus dioper ke darat untuk dibopong atau menggunakan sepeda motor.
Untuk menekan harga barang pokok dan penting, ia sudah berkomunikasi dengan Camat Long Apari dan Camat Long Pahangai, wilayah paling terdampak surutnya sungai. Ia meminta dua camat tersebut untuk membuat surat permohonan tanggap darurat.
”Itu akan dijadikan landasan untuk pengambilan kebijakan, salah satunya menyalurkan bahan kebutuhan pokok dengan anagkutan subsidi milik Kabupaten Mahakam Ulu. Kami juga mengimbau agar penjual tak menaikkan harga barang terlalu tinggi,” katanya.
Ia mengatakan, Sungai Mahakam surut hampir setiap tahun saat intensitas hujan di bagian hulu sungai rendah. Untuk mengantisipasi kejadian berulang, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar pembangunan jalan di Mahakam Ulu, yang berbatasan dengan Malaysia, menjadi prioritas.
Jalan yang dimaksud adalah jalur Long Bagun-Long Pahangai-Tiong Ohang-Long Apari. Ia berharap jalur tersebut bisa dituntaskan pemerintah pusat sehingga mudah dilalui warga pada 2024. Sebab, jalur itu termasuk jalan di perbatasan negara yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.