Taman Kyai Langgeng dan Kebun Raya Tidar Ditawarkan untuk Investasi
Kota Magelang tawarkan investasi di dua destinasi wisata, yakni Taman Rekreasi Kyai Langgeng Ecopark dan Kebun Raya Gunung Tidar.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, menawarkan Taman Rekreasi Kyai Langgeng Ecopark dan Kebun Raya Gunung Tidar sebagian sasaran penanaman investasi. Lahan kosong yang masih tersedia di dua lokasi itu dinilai layak ditawarkan kepada investor.
Koordinator Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Terpadu (DPMPTSP) Kota Magelang Eti Ismariati mengatakan, sekalipun sudah terbangun dan sudah dikunjungi wisatawan, dua destinasi wisata tersebut tetap terbuka untuk penanaman investasi.
”Karena masih tersedia lahan kosong, dua destinasi tersebut tetap layak menjadi sasaran investasi,” ujarnya saat ditemui pada Kamis (19/1/2023).
Total luas areal tempat rekreasi Taman Kyai Langgeng mencapai 27,5 hektar. Di destinasi tersebut, tanah kosong yang potensial untuk ditawarkan sebagai sasaran penanaman investasi adalah di sekitar Sungai Progo, wahana air, dan area di Bukit Sukorini.
Adapun destinasi wisata Kebun Raya Bukit Tidar memiliki luas 69 hektar. Area yang terbuka untuk sasaran investasi adalah di blok C yang berada di area sekitar pintu masuk hingga sebelum petilasan Syekh Subakir. Khusus di destinasi ini, investor yang ingin menjadi investor harus mengalokasikan dananya untuk mendukung pembangunan kawasan tersebut sebagai kawasan wisata budaya dan religi.
Direktur Utama Taman Kyai Langgeng Ecopark Arif Taat Ujiyanto mengatakan, di area Taman Kyai Langgeng masih ada sekitar 6 hektar lahan kosong yang belum terkelola dan belum dimanfaatkan untuk apa pun. Lahan kosong yang ada di sekitar Sungai Progo, menurut dia, cocok untuk pembangunan guest house atau menjadi area glamorous camping. Bukit Sukorini layak untuk penanaman investasi dalam bentuk pembangunan tambahan wahana apa pun.
Pada hari-hari liburan, jumlah pengunjung kolam renang di Taman Kyai Langgeng Ecopark bahkan bisa mencapai lebih dari 1.000 orang per hari. (Arif Taat Ujiyanto).
Adapun di wahana air di area kolam renang, Arif mengatakan, pihaknya berharap investor bisa menanamkan investasi dalam bentuk penambahan fasilitas dan sarana-prasarana baru, seperti kolam arus atau kolam ombak.
Penambahan kolam baru tersebut, menurut dia, sangat dibutuhkan karena pengunjung kolam terbilang cukup banyak. ”Pada hari-hari liburan, jumlah pengunjung kolam renang di Taman Kyai Langgeng Ecopark bahkan bisa mencapai lebih dari 1.000 orang per hari,” ujarnya.
Penanaman investasi dalam bentuk pembangunan guest house atau area menginap baru juga dinilainya tepat, bisa menjadi solusi bagi wisatawan yang biasanya kehabisan tempat menginap di Kota Magelang sehingga menginap di Yogyakarta.
Penawaran investasi di destinasi wisata, menurut dia, saat ini juga dianggapnya cukup prospektif karena setelah pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), banyak orang kembali merindukan berlibur dan pergi ke tempat rekreasi.
Di luar dua destinasi tersebut, Eti menambahkan, Kota Magelang memiliki lima tujuan lain yang potensial untuk menjadi sasaran penanaman investasi. Selain menawarkan investasi untuk pembangunan baru di lahan kosong, dua lokasi di antaranya khusus ditawarkan untuk pembangunan terkait penataan kawasan.
Dua lokasi yang terbuka untuk investasi dalam bentuk penataan kawasan adalah Alun-alun Magelang serta kawasan ruko dan perdagangan di Jalan Ikhlas.
Kawasan Alun-alun Magelang dan sekitarnya, potensi sasaran investasi adalah penataan dan perbaikan pusat kuliner dan penataan kawasan pecinan. Sesuai rencana induk yang telah dibuat oleh Pemerintah Kota Magelang, pusat kuliner dalam alun-alun yang kini diberi nama Tuin van Java itu direncanakan bisa diperbaiki dengan kosep bangunan kolonial modern.
Untuk kawasan pecinan, Pemerintah Kota Magelang merencanakan agar kawasan itu bisa lebih ditata dengan bangunan-bangunan usaha dan diharapkan bisa dibangun dengan bertema khas Tiongkok. Khusus di kawasan ini, Eti mengatakan, investasi baru tidak perlu menunggu suntikan dana dari investor baru.
”Kami berharap para pelaku usaha di kawasan pecinan sendiri mau membangun dan memperbaiki bangunannya sesuai konsep dari rencana induk Pemerintah Kota Magelang,” ujarnya.
Di luar itu, Pemerintah Kota Magelang masih memiliki tiga lokasi lain yang terbuka untuk sasaran penanaman investasi. Tiga lokasi tersebut adalah kawasan Sidotopo dengan luas areal 2,65 hektar, blok 3 di sport center daerah Sanden, Kecamatan Magelang Utara seluas 4,07 hektar, dan areal tanah PT Kereta Api Indonesia (KAI) di sekitar Pasar Kebonpolo dengan luas areal sekitar 1,6 hektar.