Surabaya Menata Obyek Wisata untuk Tamu Piala Dunia U-20
Penataan sejumlah kawasan wisata tua di Surabaya, Jatim, untuk mengenalkan sekaligus memberikan kenyamanan bagi tamu dan pengunjung Piala Dunia U-20 pada 20 Mei-11 Juni 2023.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya menata kembali sejumlah obyek wisata unggulan. Penataan dilakukan untuk kenyamanan tamu perhelatan Piala Dunia U-20 pada 20 Mei-11 Juni 2023. Ibu kota Jawa Timur itu menjadi satu di antara enam tuan rumah turnamen sepak bola kelompok usia di bawah 20 tahun tersebut.
Obyek wisata yang kembali ditata atau ditingkatkan layanannya ialah susur Kalimas, nuansa pecinan Jalan Kembang Jepun (Kya-Kya), Tugu Pahlawan, kawasan wisata religi Ampel, nuansa kolonial Jalan Tunjungan (Tunjungan Romansa), dan aktivitas seni dan budaya Balai Pemuda.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati, rute susur Kalimas akan diperpanjang. Biasanya, rute susur sungai percabangan dari Kali Surabaya ini bermula dari Monumen Kapal Selam sampai Museum Siola. ”Rute susur akan diperpanjang sampai Kampung Peneleh,” kata Wiwiek saat dihubungi pada Rabu (18/1/2023) pagi.
Peneleh merupakan salah satu kampung tua atau mungkin yang tertua di Surabaya dengan bukti temuan jobong atau sumur pembuangan dari abad ke-14 semasa Kerajaan Majapahit. Peneleh juga merupakan kampung kelahiran Proklamator Kemerdekaan Indonesia Soekarno dan tempat tinggal pahlawan nasional HOS Tjokroaminoto.
Wiwiek melanjutkan, di kawasan Kya-Kya, renovasi, pengecetan, dan pemasangan pernak-pernik nuansa pecinan terus berlangsung, apalagi mendekati Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili pada Minggu (22/1/2023) atau kurang dari sepekan. Wisata di Kya-Kya lebih dianjurkan pada petang sampai malam, terutama di akhir pekan, karena banyaknya usaha mikro kecil penganan atau kudapan serta makanan minuman khas.
Dengan penataan, tamu dan pengunjung Piala Dunia U-20 diharapkan merasa nyaman selama berwisata di Surabaya. Kampung atau kawasan khas dikenalkan, terutama bagi yang belum pernah datang ke Surabaya, sebagai bagian dari perjalanan sejarah dan peradaban ibu kota Jatim tersebut.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, persiapan Surabaya sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia U-20 diwujudkan sejak kepemimpinan Tri Rismaharini (kini Menteri Sosial). ”Kami bangga dan berusaha agar penyelenggaraan di Surabaya berlangsung lancar dan nyaman,” katanya.
Saat ini, menurut Eri, pemerintah pusat sedang menyempurnakan perbaikan sarana di Stadion Gelora Bung Tomo sebagai venue dan seluruh fasilitas pendukung di kompleks arena itu. Selain itu, penyempurnaan juga menyentuh Lapangan Thor dan Stadion Gelora 10 November. Sebelum keberadaan Gelora Bung Tomo, klub sepak bola Persebaya Surabaya selalu berlaga kandang di Gelora 10 November atau dahulu disebut Stadion Tambaksari.
”Karena Gelora Bung Tomo dan Tambaksari akan digunakan untuk Piala Dunia U-20, saya telah berkoordinasi dengan Bupati Gresik agar Persebaya dapat sementara memainkan laga kandang di Gelora Joko Samudro,” kata Eri.
Eri berharap tamu dan pengunjung Piala Dunia U-20 dapat merasakan keramahan dan kenyamanan selama berada di Surabaya. Untuk itu, pemerintah menata dan mempercantik kawasan kota. Peran komunitas dan warga juga amat diharapkan sehingga Surabaya menjadi tuan rumah yang baik dan sukses.