Belum Ada Laporan Kerusakan Gempa M 5,1 di Selatan Malang
Gempa M 5,1 guncang Kabupaten Malang. Belum ada laporan mengenai kerusakan. Ini gempa dengan magnitudo di atas 5 pertama selama 2023.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan terkait dampak gempa M 5,1 (diperbarui menjadi M 4,8) yang berpusat di Samudera Hindia selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (17/1/2023). Gempa yang berlangsung pukul 11.36 itu tidak berpotensi tsunami.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, episentrum gempa terletak pada koordinat 9,14 derajat Lintang Selatan dan 112,48 derajat Bujur Timur. Sumber gempa berjarak 111 kilometer arah barat daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 65 km.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan, sejauh ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang masuk ke BPBD, baik itu rumah warga maupun fasilitas umum. BPBD Kabupaten Malang sudah mengecek masyarakat.
”Aman, tidak ada laporan. Hanya guncangan yang dirasakan sebagian warga. Juga tidak ada laporan soal kepanikan, termasuk warga yang berada di pesisir selatan,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang di Karangkates, Mamuri. Menurut dia, guncangan gempa dirasakan di sejumlah daerah, baik di wilayah Kabupaten Malang maupun daerah pesisir selatan Jawa Timur lainnya.
”Di Karangkates dan Sumbermanjing Wetan (Kabupaten Malang), guncangan dirasakan dengan skala intensitas III-IV MMI (siang hari dirasakan orang banyak di dalam rumah),” katanya.
Aman, tidak ada laporan. Hanya guncangan yang dirasakan oleh sebagian warga. (Sadono Irawan)
Selain itu, guncangan juga terasa di Kepanjen dan wilayah lainnya dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Adapun di Kabupaten Blitar, Trenggalek, Pacitan, dan Bondowoso, guncangan gempa dirasakan dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Kedalaman menengah
Memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum gempa, Menurut Mamuri, peristiwa yang baru saja terjadi merupakan jenis gempa bumi intraslab kedalaman menengah.
Gempa terjadi akibat deformasi pada batuan dalam Lempeng Samudera Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Menurut Mamuri, ini merupakan gempa pertama dengan magnitudo di atas 5 yang dirasakan dan berpusat di selatan Malang selama tahun 2023. Adapun gempa dengan magnitudo di bawah 5 cukup banyak karena kawasan itu merupakan pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.
Disebutkan, pada periode 30 Desember 2022-5 Januari 2023 di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya terjadi 57 kali gempa bumi, baik yang berpusat di laut maupun darat. Magnitudo terbesar pada periode ini M 4,5 dan terkecil M 1,6.
”Di lihat kedalamannya selama periode ini ada 43 gempa bumi dangkal dan 14 menengah,” katanya.
Berdasarkan catatan BMKG Stasiun Geofisika Malang, sepanjang 2022 terjadi 2.837 kali gempa yang berpusat di selatan Jawa Timur dan sekitarnya.
Dari jumlah itu, sebanyak 34 dirasakan, 2.506 gempa dangkal, 322 menengah, dan 9 dalam. Selain itu, 12 kali gempa bermagnitudo di atas M 5, 1.161 di atas M 3 dan di bawah M 5, serta 1.664 kurang dari M 3.
Jumlah gempa pada 2022 lebih banyak dibanding 2021 yang hanya 869 kali. Meski jumlahnya lebih sedikit, berdasarkan catatan Kompas, pada 2021 terjadi dua kali gempa bermagnitudo cukup besar yang menyebabkan kerusakan dan korban, yakni gempa Malang M 6,1 pada 10 April dan gempa Blitar M 5,9 pada 21 Mei.