Rp 40,7 Miliar untuk Subsidi Ongkos Angkut di Kaltara
Untuk tahun 2023, subsidi ongkos angkut di Kaltara yang bersumber dari APBN Rp 40,7 miliar. Jumlah tersebut untuk penerbangan orang dan barang ke daerah terpencil, perbatasan, dan terisolasi.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pemerintah menyediakan subsidi ongkos angkut atau SOA pesawat perintis ke daerah terpencil di Kalimantan Utara. Warga berharap jadwal penerbangan diperbanyak dan mempercepat jalur darat ke daerah yang terisolasi.
SOA adalah subsidi untuk mobilitas orang dan barang ke daerah yang sulit diakses di Kaltara, seperti perbatasan negara, pedalaman, dan daerah terisolasi. Pada tahun 2022, realisasi SOA yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltara Rp 13,4 miliar. Adapun di tahun yang sama, realisasi SOA yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp 39,9 miliar.
Untuk tahun 2023, SOA di Kaltara dari APBN sebesar Rp 40,7 miliar. Itu total untuk penerbangan orang dan kargo. ”Rinciannya, anggaran untuk penumpang sekitar Rp 29,1 miliar dan untuk barang sekitar Rp 11,6 miliar, ” kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kaltara Andi Nasuha yang dihubungi dari Balikpapan, Senin (16/1/2023).
Adapun dalam APBD 2023, Pemprov Kaltara menganggarkan belanja subsidi Rp 16,6 miliar untuk berbagai subsidi, salah satunya SOA. Lantaran banyak wilayah yang belum terakses jalur darat, kata Andi, SOA banyak digelontorkan untuk angkutan udara, baik untuk penumpang maupun barang.
Daerah yang mendapat SOA melalui pesawat perintis salah satunya Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, yang berada di perbatasan Indonesia-Malaysia. Daerah ini belum tersambung jalur darat dengan wilayah lain di Kaltara. Untuk menuju daerah ini, satu-satunya akses paling mudah dan murah menggunakan pesawat perintis.
Pesawat perintis berpenumpang maksimal 12 orang bisa ditemui di beberapa tempat, seperti Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, dan pusat pemerintahan Kabupaten Nunukan. Tarif normal pesawat perintis ke daerah pedalaman dan perbatasan sekitar Rp 600.000 sampai Rp 1 juta sekali perjalanan per penumpang. Setelah mendapat subsidi, harganya berkisar Rp 250.000-Rp 450.000 per penumpang, sesuai jarak tempuh.
Untuk layanan SOA yang bersumber dari APBN, penerbangan perdana di tahun ini sudah dilakukan pada 7 Januari 2023 lalu di Kota Tarakan. Badan Layanan Umum (BLU) Unit Penyelenggara Bandara Juwata Tarakan mencatat, pada tahun 2023 ada 16 rute penerbangan perintis untuk penumpang yang menjangkau Provinsi Kaltara dan sebagian wilayah Kalimantan Timur.
Adapun rute perintis kargo dari Kota Tarakan baru tersedia lima rute, yakni Tarakan-Long Bawan, Tarakan-Binuang, Tarakan-Long Layu, Tarakan-Long Apung, dan Tarakan-Long Sule. Rute ini masih sesuai dengan rute di tahun sebelumnya.
”Untuk frekuensi penerbangan kargo ke beberapa tempat ada yang berkurang. Misalnya, rute Nunukan-Long Bawan menjadi seminggu dua kali yang sebelumnya empat kali. Penyebabnya, ada kenaikan harga avtur, pajak pertambahan nilai, dan nilai tukar dollar AS,” ujar Pelaksana Tugas Kepala BLU Unit Penyelenggara Bandara Juwata Tarakan, Ceppy Triono.
Dihubungi terpisah, Yunus (56), Warga Kecamatan Krayan, berharap pemerintah memperbaiki jadwal penerbangan Long Bawan, tempat tinggal Yunus di pusat Kecamatan Krayan. Menurutnya, beberapa kali jadwal penerbangan tidak sesuai lantaran pesawat tidak tersedia di Long Bawan.
Hal tersebut, kata Yunus, kerap membuat agenda yang ia rencanakan tidak tepat waktu. ”Kami juga berharap akses darat ke Krayan dipercepat. Dengan kondisi sekarang, harga barang di sini mahal. Gula saja bisa Rp 35.000 per kilogram,” katanya.