Inovasi Warga Berkat Jalan Tol di Riau
Keberadaan jalan tol di Riau menumbuhkan semangat baru sekaligus meresahkan pelaku usaha yang menggantungkan nasib di daerah yang dilewati. Namun, sejumlah inovasi bermunculan demi beradaptasi terhadap perubahan.

Salah satu tempat penjualan oleh-oleh khas Kampar yang ada di Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (6/1/2023). Bagi pemilik toko, keberadaan jalan tol diharapkan tidak membuat pendapatannya surut.
Keberadaan jalan tol di Provinsi Riau menumbuhkan semangat baru sekaligus keresahan bagi pelaku usaha yang menggantungkan nasib di daerah yang dilewati. Namun, sejumlah inovasi pun bermunculan demi beradaptasi terhadap perubahan.
Dengan fasih, Lona Sari (27), pemilik toko Klinik Selera, menawarkan sejumlah produk oleh-oleh khas Riau di kepada pengunjung yang datang di tokonya yang terletak di kawasan Bangkinang, Riau, Jumat (6/1/2023). Ada sekitar 500 produk yang dipajang di toko berukuran 5 meter x 5 meter tersebut.
Beberapa produk yang dijualnya seperti keripik, sirop, dan dodol nanas, serta kerupuk kulit ikan patin. Ada juga berbagai makanan kekinian lain yang ditawarkan kepada pelanggan. Produk tersebut ia himpun dari tujuh desa yang terletak di Kecamatan Bangkinang, Air Tiris, dan beberapa kecamatan lain di Kabupaten Kampar.
”Biasanya pelanggan kami adalah mereka yang ingin mudik dan membawa oleh-oleh ke kawasan Sumatera Barat,” jelas Lona yang sudah tiga tahun berjualan di kawasan tersebut. Bangkinang merupakan daerah pelintasan antara Pekanbaru dan Sumatera Barat.
Keberadaan Jalan Tol Bangkinang-Pekanbaru sejauh 30,9 kilometer yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Rabu (4/1/2023) itu mendatangkan berkah baginya. Sejak tarif tol masih digratiskan pada Oktober sampai 24 Desember 2022, pelanggannya bertambah hingga 20 persen.
”Pada hari normal omzet biasanya Rp 5 juta per hari. Waktu tol gratis, naik jadi Rp 6 juta-Rp 7 juta per hari,” ujarnya.
Meningkatnya omzet turut dipicu banyaknya orang yang ingin mencoba jalan tol yang merupakan bagian dari Jalan Tol Ruas Pekanbaru-Padang sejauh 254 km. Namun, Lona tidak memungkiri kekhawatiran ketika nanti Jalan Tol Pekanbaru-Padang terhubung, jumlah pengunjung akan berkurang.
Meski dihantui kekhawatiran, Lona tetap yakin usahanya tetap berjalan. Baginya, di tengah kemajuan teknologi, konsumen bisa datang dari mana saja. Tidak hanya dari mereka yang melintas di jalan, tetapi dari mereka yang jauh dan membutuhkan oleh-oleh khas Kampar sebagai buah tangan.
Baca juga: Tol Dumai-Pekanbaru Mulai Beroperasi

Lona Sari, pemilik toko oleh-oleh di Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau, menunjukan sejumlah produk yang dijualnya, Jumat (6/1/2023). Bagi pemilik toko, keberadaan jalan tol diharapkan tidak membuat pendapatannya surut.
”Saya mempromosikan oleh-oleh khas Kampar ini ke media sosial sehingga pemesanan tidak hanya datang dari mereka yang lewat di toko saya,” ujar Lona.
Untuk pengantaran, ia menggunakan jasa ojek daring sehingga lebih memudahkan konsumen mendapatkan produk yang diinginkan.
Dengan metode pemasaran seperti ini, sekitar 60 persen pendapatan yang diperoleh berasal dari pelanggan yang memesan via media sosial. Ia pun optimis, pelanggan yang langsung datang ke tokonya juga tidak akan berkurang karena biasanya mereka yang pergi ke sejumlah daerah sebelum Padang, seperti Bukittinggi, Payakumbuh, dan Solok, akan melewati jalur ini dulu.
Optimisme yang sama juga disampaikan oleh Deby (43), penjual makanan ringan di Kelurahan Pasir Sialang, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. Dia menganggap pembangunan tol tidak akan berpengaruh banyak terhadap usahanya.
”Ketika jalan tol dibangun, omzet saya meningkat hingga 50 persen karena banyak pekerja tol yang makan di tempat saya,” ujarnya.
Namun, ketika pengerjaan jalan tol di Seksi Pekanbaru-Bangkinang usai, pendapatannya kembali normal. Ia berharap kepada sopir truk yang melintas di jalur arteri. Ketika nantinya jalur tol tersambung, ia berharap mendapatkan tempat di rest area yang disediakan pengelola tol atau berharap bisa menyewa ruko yang dekat dengan pintu masuk dan keluar.

Sebuah truk melintas di ruas Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang, Provinsi Riau, Kamis (5/1/2023). Keberadaan jalan tol dianggap dapat mengurangi aktivitas truk dengan muatan dan dimensi berlebih. Namun, di lapangan masih ditemukan truk yang melintas di jalan arteri dan di jalan tol.
Zulhendri, pengemudi truk pengangkut batu koral, juga menilai jalur arteri tidak pernah ditinggalkan walau sudah ada jalan tol. Ia optimistis, masih banyak warga lokal, pengemudi angkutan, ataupun pemudik yang menggunakan jalur arteri.
”Banyak dari mereka yang lebih ingin melihat pemandangan dibandingkan dengan cepat mencapai tujuan,” ujarnya.
Meskipun begitu, dia berharap pemerintah memberikan ruang dan kesempatan bagi pelaku usaha kecil agar bisa memperoleh rezeki di jalur tol dan di jalur arteri. ”Jangan sampai mereka harus gulung tikar karena pemdanya kurang kreatif,” ujar Zulhendri.
Keresahan itu pun menjadi alasan Penjabat Bupati Kampar Kamsol untuk berkomitmen menghidupkan kabupaten itu dari berbagai sektor, terutama pariwisata. ”Beberapa rencana sudah disiapkan agar Kampar tidak hanya dilewati tetap disinggahi,” katanya.
Salah satunya mengemas Candi Muara Takus sebagai destinasi wisata seperti menggelar event olahraga Tour De Muara Takus yang bertujuan untuk mendatangkan sejumlah komunitas pesepeda ke Kampar. Beberapa obyek wisata lain juga akan dikemas semenarik mungkin, seperti Tepian Mahligai, Sungai Hijau, Sungai Gulamo, dan juga taman di bawah Jembatan Bangkinang, Puncak Kompe, Teluk Jering, dan sejumlah obyek wisata lainnya.
”Kami juga akan membuat Halal hub sebagai wadah para UKM memasarkan produknya,” ujar Kamsol.
Menurut dia, dengan dibangunnya tol, sejumlah permasalahan lalu lintas bisa teratasi seperti kemacetan yang disebabkan oleh truk bertonase besar dan bus. Kemungkinan mereka akan berpindah ke jalur tol yang lebih lancar sehingga memberikan ruang di jalur arteri.
”Dulu, orang agak sungkan datang ke Kampar karena macet, tetapi saya yakin setelah tol beroperasi, kunjungan akan lebih lancar,” ujar Kamsol.

Kondisi Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang, Provinsi Riau, sepanjang 31 kilometer, Senin (2/1/2022). Tol yang baru dioperasikan pada Oktober 2022 dan mulai menetapkan tarif pada 25 Desember 2022 itu memangkas waktu tempuh perjalanan dari Pekanbaru ke Bangkinang, Kabupaten Kampar, hingga 45 menit.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Riau Wijatmoko Rah Trisno menyebut, keberadaan jalan tol akan menciptakan kawasan ekonomi baru di tempat yang akan dilewatinya. Di sisi lain, aktivitas usaha masyarakat di sekitar jalan arteri meredup.
Karena itu, ujar Wijatmoko, pemerintah harus berupaya sekuat mungkin agar pelaku usaha kecil mendapatkan bagian di jalur tol, seperti menyediakan tempat di rest area. Pemerintah daerah dan masyarakat di sekitar wilayah yang dilalui jalan tol diharapkan dapat mengantisipasi perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi akibat pembangunan jalan tol.
Dari pengalaman pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai yang sejatinya membuka banyak peluang tenaga kerja untuk masyarakat sekitar, menurut dia, nyatanya keterlibatan pengusaha lokal, masih sangat kurang. Tidak semua fasilitas yang ada di jalan tol bisa menampung semua UKM yang terdampak.
Bambang Eko, Direktur Proyek Tol Pekanbaru-Bangkinang dari PT Hutama Karya, mengatakan, dalam membangun jalan tol tentu akan melibatkan masyarakat lokal, termasuk dalam memberikan ruang bagi mereka dalam rest area.
”Namun, pembuatan rest area harus mengikuti aturan yang mana dalam setiap 30 kilometer harus ada setidaknya satu rest area,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto (berbaju batik) dengan Gubernur Riau Syamsuar seusai meresmikan ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Seksi Pekanbaru-Bangkinang, Provinsi Riau, Rabu (4/1/2023). Tol Pekanbaru-Bangkinang diharapkan menjadi pemicu munculnya kawasan ekonomi baru di Riau dampak dari meningkatnya mobilitas masyarakat.
Saat meresmikan jalan tol, Presiden Joko Widodo berharap agar keberadaan tol ini dapat meningkatkan mobilitas masyarakat baik untuk mengangkut orang, jasa, dan barang. Dengan begitu, akan muncul daya saing produk-produk yang dihasilkan dari Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau. Jalan tol ini juga diharapkan menumbuhkan sentra ekonomi baru yang pada akhirnya akan membuka lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan pada masyarakat.