Diguncang 292 Kali Gempa dalam Tiga Hari, Warga Jayapura Diimbau Waspada
Rentetan gempa terjadi di Kota Jayapura, Papua, selama tiga hari terakhir. Tercatat sebanyak 292 kali gempa dari hasil pantauan BMKG hingga Rabu (4/1/2023) pukul 17.42 WIT.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kota Jayapura, Papua, diguncang 292 kali gempa bumi tektonik dalam tiga hari terakhir karena pergerakan sesar lokal. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau warga agar tidak terpengaruh informasi bohong yang beredar terkait dengan dampak gempa tersebut. Namun, warga yang bermukim di wilayah pesisir diminta meningkatkan kewaspadaan apabila terjadi gempa berkekuatan besar.
Koordinator Bidang Observasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura Danang Pamuji, di Jayapura, Rabu (4/1/2023) sore, mengatakan, rentetan gempa bumi tektonik terjadi di Jayapura sejak 2 Januari 2023. Total sebanyak 36 gempa yang dirasakan dari 292 kali gempa selama tiga hari terakhir ini.
Danang memaparkan, pemicu gempa adalah pergerakan sesar atau patahan lokal yang begitu aktif hingga mencapai kawasan pegunungan Cagar Alam Cycloop di Kabupaten Jayapura. Namun, BMKG belum dapat mengidentifikasi sesar lokal tersebut.
Gempa terkini melanda Jayapura pada Rabu pukul 18.10 WIT dengan magnitudo 3,6. Gempa tersebut berlokasi di laut pada jarak 17 kilometer arah timur Kota Jayapura dengan kedalaman 10 kilometer.
”Gempa yang pertama terjadi pada tanggal 2 Januari dan kemudian terjadi ratusan gempa susulan hingga kini. Mayoritas gempa dengan durasi 2 detik hingga 7 detik. Gempa dengan kekuatan yang terbesar bermagnitudo 5,2 pada Selasa kemarin,” ucap Danang.
Danang menyatakan, ratusan gempa yang mengguncang ibu kota Provinsi Papua ini merupakan jenis gempa bumi dangkal. Ia pun memastikan gempa bumi tidak memicu terjadinya gelombang tsunami.
Danang juga mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh informasi bohong terkait dengan gelombang tsunami akibat dampak gempa. Masyarakat diharapkan tetap memantau informasi yang valid dari BMKG dan instansi pemerintah yang berwenang.
”Kami mengimbau masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir Jayapura agar meningkatkan kewaspadaan apabila terjadi gempa dengan kekuatan besar dan dengan durasi yang lama. Gempa yang dapat memicu tsunami dengan kekuatan magnitudo 8 dan durasi hingga 10 detik,” ujar Danang.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Jonathan Koirewoa memaparkan, gempa menyebabkan ratusan warga panik di sejumlah wilayah permukiman di Kota Jayapura, seperti daerah Dok IX dan Hamadi. Warga pun mengungsi ke tempat yang dinilai aman.
Selain itu, lanjut Jonathan, pihak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura memindahkan sejumlah pasien ke halaman parkir saat terjadi gempa bermagnitudo 5,2 pada Selasa malam. ”Kami menerjunkan tim untuk mengimbau warga di sejumlah lokasi pengungsian agar mereka kembali ke rumah. Mereka terpapar informasi bohong bahwa terjadi tsunami pascagempa pada Selasa malam,” ujarnya.
Jonathan menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Jayapura. Hal ini agar Pemerintah Kota Jayapura segera menetapkan status siaga sebagai langkah mitigasi bencana gempa.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, pihaknya turut terlibat mengimbau warga yang mengungsi karena terpapar informasi bohong agar segera kembali ke rumah masing-masing. Sebab, ada kerawanan potensi aksi pencurian di rumah yang ditinggalkan warga.