Pencarian Korban Longsor di Maros Dihentikan, Empat Dinyatakan Hilang
Cuaca ekstrem dan kondisi medan yang sulit membuat tim SAR gabungan menghentikan pencarian korban longsor di sekitar jalan poros Maros-Bone. Dua tewas dan empat lainnya dinyatakan hilang.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Badan Pertolongan dan Pencarian Nasional atau Basarnas Sulawesi Selatan menghentikan pencarian terhadap empat korban longsor di poros Maros-Bone. Dari enam tertimbun, hanya dua yang berhasil dievakuasi. Kondisi medan yang sulit dan derasnya arus sungai menyulitkan pencarian.
Sebelumnya, longsor terjadi pada Rabu (28/12/2022) di Desa Rompegading, Kecamatan Cenrana, Maros. Salah satu bagian dinding tebing runtuh lalu menimpa empat rumah serta tiga kendaraan yang melintas hingga masuk sungai.
Saat evakuasi awal ditemukan satu tewas, yakni Ilham (48), dan 15 lainnya luka.
Ketika dilakukan pencarian pada Jumat (30/12/2022), satu korban bernama Rimang (80) ditemukan. Empat lain yang belum ditemukan adalah Dilla (14), Emi (47), Adel (12), dan Cellung (2)
”Hingga sepekan pencarian tak ada lagi tanda keberadaan korban. Berbagai upaya telah dilakukan, baik menggunakan ekskavator maupun manual. Pencarian juga dilakukan memakai perahu karet hingga berjalan kaki sampai puluhan kilometer,” ujar Kepala Basarnas Sulsel Djunaidi, Selasa (3/1/2023).
Dia menambahkan, sesuai amanat undang-undang yang membatasi pencarian hingga hari ketujuh, kesepakatan dan persetujuan anggota keluarga korban didampingi aparat pemerintah setempat, maka pencarian dihentikan dan ditutup. Empat korban itu selanjutnya dinyatakan hilang.
Djunaidi mengatakan, kondisi di lapangan sangat menyulitkan tim. Selama pencarian, arus sungai sangat kuat. Kondisi di sekitar area pencarian juga terus diguyur hujan lebat. Kondisi sungai yang berbatu semakin menyulitkan pencarian.
”Seluruh material longsoran yang menimpa empat rumah sudah dibersihkan. Namun, tidak ditemukan keberadaan korban lainnya. Kuat dugaan, korban terbawa arus sungai yang tepat berada di belakang rumah lokasi terjadinya longsoran. Kami meminta maaf karena keterbatasan waktu dan harus menghentikan pencarian,” kata Djunaidi.
Sepanjang akhir Desember lalu, cuaca ekstrem melanda Sulsel. Hal ini menyebabkan banjir, banjir rob, hingga longsor. Sebelum terjadi di jalan Poros Maros-Bone, longsor juga terjadi di Gowa dan menewaskan lima orang.
Terkait cuaca ekstrem, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar kembali mengeluarkan peringatan pada Senin (2/12/2022) malam. BMKG menyebut cuaca ekstrem diperkirakan terjadi mulai Selasa ini hingga pekan depan.
Beberapa wilayah yang masuk dalam peringatan dini adalah Parepare, Soppeng, Bone, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, hingga Bantaeng.
Kepala BMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet mengatakan, dinamika atmosfer terkini menunjukkan indikasi adanya peningkatan potensi curah hujan di wilayah Sulsel. Ex-Siklon Teopis Ellie yang masih berada di Australia Bagian Barat mampu meningkatkan kecepatan angin dan ketinggian gelombang laut di sepanjang daerah menuju pusat tekanan.
”Terdapat pertemuan arus angin di sekitar Sulsel yang menyebabkan penumpukan massa udara yang mendukung pertumbuhan awan hujan,” katanya.