Menikmati Libur Tahun Baru di Cirebon, dari Wisata Religi hingga Pantai
Libur Tahun Baru 2023 telah tiba. Kota Cirebon pun menyiapkan destinasi wisata, mulai dari wisata religi di keraton yang berusia ratusan tahun, masjid bersejarah, hingga rekreasi di pantai.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Libur Tahun Baru 2023 telah tiba. Sebagai salah satu daerah pelintasan, Kota Cirebon di Jawa Barat menyimpan berbagai destinasi wisata bagi pengunjung. Mulai dari wisata religi di keraton yang berusia ratusan tahun, masjid bersejarah, hingga rekreasi di pantai.
”Kami punya destinasi wisata budaya, religi, dan rekreasi yang bisa dikunjungi saat libur Tahun Baru 2023. Semua lokasi sudah siap menyambut wisatawan,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon Agus Sukmanjaya, Jumat (30/12/2022), di Cirebon.
Khusus malam Tahun Baru, Sabtu (31/12/2022), Pemerintah Kota Cirebon menggelar acara Malam Cinta Rasul di Masjid At-Taqwa. Lokasi masjid itu berdekatan dengan Alun-alun Kejaksan. Masjid yang didirikan pada 1918 atau berusia lebih dari satu abad itu merupakan salah satu destinasi wisata religi di Cirebon.
Pengunjung juga bisa melanjutkan wisata religi ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Jalan Kasepuhan, sekitar 3 kilometer dari Masjid At-Taqwa. Sunan Gunung Jati, pemimpin Cirebon abad ke-15 Masehi, memprakarsai pembangunan masjid tersebut pada 1488 dengan arsiteknya Raden Sepat.
Uniknya, Masjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki corak Hindu, seperti ornamen bunga teratai khas Majapahit di sisi kanan dan kiri mihrab. Atap limasan seperti pendopo di Jawa juga terdapat di masjid itu. Tidak hanya itu, ada pula tradisi azan pitu, yakni azan yang dikumandangkan tujuh orang jelang shalat Jumat.
Di dekat Masjid Agung Sang Cipta Rasa, wisatawan dapat berkunjung ke Keraton Kasepuhan yang juga berusia ratusan tahun. Tiket masuknya Rp 15.000 bagi masyarakat umum dan Rp 10.000 untuk pelajar. Namun, jika ingin menengok museum, ada biaya tambahan Rp 15.000.
Keraton yang menjadi pusat penyebaran Islam berabad-abad silam itu juga menyimpan perpaduan dengan budaya lain. Di museum Keraton Kasepuhan, misalnya, pengunjung dapat menyaksikan keramik hadiah dari China. Hal ini karena istri Sunan Gunung Jati, Putri Ong Tien, berasal dari China.
Sekitar 1 kilometer dari Kasepuhan, terdapat Keraton Kanoman. Tidak ada tiket khusus memasuki keraton itu. Sebelum sampai ke keraton yang dibangun pada awal abad ke-16 Masehi itu, wisatawan bakal melalui Pasar Kanoman.
Jalan di pasar yang berdiri sejak 1924 itu penuh sesak dengan pedagang, kerap macet, dan becek saat hujan. Meski demikian, jalan tersebut menyimpan keunikan. Pengunjung bisa menyaksikan pintu merah dengan hiasan keramik asal China. Belum lagi, banyak jajanan pasar khas Cirebon, seperti docang yang berisi sayuran dan air rebusan oncom, tahu gejrot, hingga empal gentong.
Tidak jauh dari Keraton Kanoman, Cirebon juga punya kawasan Kota Tua dengan berbagai bangunan lama di sekitar Jalan Pasuketan. Di sana, antara lain, berdiri Gedung British American Tobacco (BAT), bekas pabrik rokok pada 1924, yang kerap jadi latar foto pranikah.
”Di depannya ada Taman Pedati Gede yang menjadi ikon wisata baru di Cirebon,” ucap Agus. Pemkot Cirebon meresmikan taman itu pada Senin (12/12/2022) lalu. Selain berisi rangkaian bunga dan amfiteater mini untuk pentas seni budaya, di taman itu juga terdapat replika Pedati Gede Pekalangan.
Ukuran replika itu menyerupai pedati aslinya dengan tiga pasang roda berdiameter hampir 2 meter, sepasang roda lainnya dengan diameter 1,5 meter, serta tempat duduk di tengah. Pembangunan taman senilai Rp 2,2 miliar itu hasil kerja sama Pemkot Cirebon dan Institut Teknologi Bandung.
Repilka itu meniru pedati karya Mbah Kuwu Cirebon atau Pangeran Walangsungsang. Sang pangeran membuat pedati itu untuk berdakwah agama Islam ke pelosok Cirebon, pesisir Jakarta, hingga Surabaya. Saat itu, Pangeran Walangsungsang juga tengah membuka pedukuhan di Cirebon.
Sekitar 3 kilometer arah timur dari Taman Pedati Gede, kata Agus, wisatawan dapat menikmati Wisata Bahari Kejawanan di kawasan Pelabuhan Kejawanan. Destinasi pantai ini buka pada Rabu hingga Minggu pukul 10.00-17.00. Adapun pada Senin dan Selasa, tempat ini tidak beroperasi.
Selain wisata religi dan atraksi, pengunjung juga bisa mendatangi Taman Air Goa Sunyaragi di jalur pantura. Tumpukan batu cadas dengan sejumlah goa menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Tiket ke goa berusia ratusan tahun itu Rp 10.000 bagi pelajar dan Rp 15.000 untuk warga umum.
Goa Sunyaragi dibangun tahun 1703 oleh Pangeran Aria Cerbon dengan melibatkan ahli bangunan etnis Tionghoa. Dahulu, para tokoh banyak yang bertapa dan menyepi di sana. Itu sebabnya, goa tersebut diberi nama Sunyaragi, yang berasal dari kata sunya atau sunyi dan ragi atau raga.
Kami punya destinasi wisata budaya, religi, dan rekreasi yang bisa dikunjungi saat libur Tahun Baru 2023. Semua lokasi sudah siap menyambut wisatawan.
Agus mengatakan, berbagai wisata religi hingga pantai di Kota Cirebon menjadi rekomendasi bagi wisatawan saat libur Tahun Baru. ”Kami memprediksi kunjungan wisatawan meningkat. Bahkan, saat akhir pekan, penambahannya bisa 300 persen dibandingkan hari biasa,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Cirebon Andi Wibowo mengklaim, destinasi wisata di Kota Cirebon bukan merupakan lokasi rawan banjir meski saat ini musim hujan. ”Tetapi, wisatawan harus waspada di Pantai Kejawanan dari cuaca buruk, seperti rob,” ucapnya.