Cuaca Ekstrem, Pengelola Jalan Tol Siapkan Mitigasi
Pengelola jalan tol telah mempersiapkan beberapa antisipasi agar pengguna dapat aman berkendara di tengah ancaman cuaca ekstrem di akhir tahun.
Oleh
Raynard Kristian Bonanio Pardede
·4 menit baca
SUBANG, KOMPAS – Beberapa Badan Usaha Jalan Tol telah menyiapkan langkah mitigasi untuk menghadapi ancaman cuaca esktrem, agar para pengguna jalan tol tetap dapat berkendara dengan aman nyaman. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprediksi cuaca ekstrem akan terjadi mulai 30 Desember 2022 – 1 Januari 2023, di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Pada Jumat (30/12/2022), Presiden Direktur ASTRA Tol Cipali, Firdauz Azis menerangkan, pihaknya telah bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Cisanggarung untuk mengantisipasi lokasi-lokasi rawan genangan bila hujan lebat terjadi di ruas tolnya.
Pihaknya bersama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lainnya juga sudah menunjuk konsultan ahli drainase untuk secara rutin memeriksa kesiapan saluran drainase yang berada di sekitar jalan tol.
Menghadapi cuaca ekstrem di akhir tahun ini, beberapa langkah sudah dilakukan oleh ASTRA Tol Cipali seperti normalisasi drainase dengan membersihkan sisa sedimentasi di saluran masuk dan keluar drainase, dan juga membersihkan endapan yang ada di gorong-gorong atau box culvert. Sejak tahun 2021, pihaknya memang sudah melebarkan dan menambah box culvert untuk menambah kapasitas tampungan air di Tol Cipali.
“Kami selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait tidak hanya dalam melakukan normalisasi sungai Cilalanang saja namun juga sampai dengan aspek pemantauan dan pengawasan terhadap beberapa sungai yang melintasi Tol Cipali,” tambahnya.
Kepala Astra Infra Solutions Ega N. Boga menyebutkan antisipasi dampak bencana juga dilakukan dengan menyiagakan lebih dari 1.300 personil dan 48 armada derek, 20 ambulans, 35 kendaraan patrol, dan 14 truk tangki air.
“Di ruas Ulujami-Kebon Jeruk kita siagakan alat berat bila terjadi banjir, dan di ruas Semarang-Solo yang konturnya bisa longsor, kita sediakan ekskavator,” tambahnya.
Pihaknya juga mengaku siap untuk menghadapi puncak arus balik pada tanggal 1 Januari 2023, dengan prediksi peningkatan sebesar 56 persen bila dibandingkan dengan rata-rata arus lalu lintas harian.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi menjelaskan, memasuki kondisi cuaca ekstrem ini, masyarakat diharapkan tetap waspada dengan kondisi jalanan yang mungkin dapat membahayakan pengemudi. “Harus diwaspadai betul cuaca yang sedang tidak bersahabat. Karena sangat berisiko terjadi tanah longsor, jalur licin, dan lain-lain. Untuk itu, perlu perhatian khusus pada jalur yang ada tanjakan-tanjakan diawasi dengan baik,” ucapnya.
Sementara itu, Jasa Marga Metropolitan Tollroad juga menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem di Tol Jagorawi. Head of Marketing dan Communication Jasa Marga Metropolitan Tollroad Irra Susiyanti menjelaskan, pihaknya sudah mengidentifikasi titik-titik rawan genangan air, menyiapkan pompa air, pompa air mobile dan petugas yang bersiaga selama 24 jam penuh.
“Di Jagorawi contohnya ada di kilometer 3, karena berdekatan dengan Kali Cipinang,” ucapnya.
Di samping itu, Jasa Marga Metropolitan juga sudah memasang sistem Water Level Sensor di titik-titik rawan genangan air tersebut. Sistem ini akan memberikan isyarat kepada petugas bila debit air di sungai ataupun kali yang berdekatan dengan jalan tol mulai mengalami kenaikan akibat hujan.
“WLS ini terintegrasi dengan Jasamarga Command Center, dan hasilnya langsung dapat dipantau lewat smartphone,” tambahnya.
Cuaca ekstrem
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memprediksi, sejumlah wilayah seperti Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat, akan dilanda hujan berintensitas tinggi mulai 30 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023. Adapun daerah-daerah tersebut memasuki status siaga.
“Secara umum, cuaca ekstrem ini masih harus diwaspadai hingga 4 Januari 2023, wilayah pulau Jawa,” ucapnya pada konferensi pers, Jumat (30/12/2022).
Di luar daerah itu, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diprediksi terjadi pada 30 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023, yaitu di Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Tenggara, Maluku Tenggara, Papua Barat, dan Papua.
Sedangkan, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpeluang terjadi pada 30 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023 di Sumatera Barat, Jambi, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Tenggara, Maluku Tenggara, Papua Barat, dan Papua. Adapun daerah-daerah ini dinyatakan berstatus waspada.
TMC berhasil mengurangi dampak dari cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi mulai 30 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023.
Mengantisipasi dampak buruk cuaca ekstrem, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan TNI Angkatan Udara telah melakukan penerbangan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan menabur garam di atas awan yang berada di beberapa area, seperti wilayah perairan Selat Sunda dan Laut Jawa. Hingga 30 Desember 2022, sudah ada 23 kali penerbangan TMC dengan total garam yang disemai sebanyak 18,4 ton.
Kepala Laboratorium TMC BRIN Budi Harsoyo menerangkan, penyemaian garam ini dilakukan untuk menghadapi eskalasi cuaca ekstrem yang diprediksi akan tinggi pada akhir tahun. Untuk Jumat (30 Desember 2022), hingga pukul 16.40 WIB, sudah ada enam kali penerbangan yang dilakukan oleh BRIN dan TNI AU.
“Kita posko TMC nya di Halim untuk meng-cover wilayah Jakarta. Kami juga sudah bersurat ke TNI AU di Jawa Timur untuk melakukan TMC di sana,” tambah Budi.