Libur Akhir Tahun 2022, Pura Mangkunegaran Sajikan Wisata Budaya
Momentum libur akhir tahun dimanfaatkan Pura Mangkunegaran menyajikan program tambahan berbasis budaya untuk mengiringi aktivitas wisata di kompleks tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Momentum libur akhir tahun dimanfaatkan Pura Mangkunegaran untuk menyajikan program tambahan berbasis budaya guna mengiringi aktivitas wisata di kompleks tersebut. Atraksi budaya tersebut diharapkan mampu menambah daya tarik destinasi bersejarah itu. Kunjungan wisatawan meningkat signifikan.
Berdasarkan pantauan Kompas, Kamis (29/12/2022) siang, antrean wisatawan mengular panjang pada pintu masuk wisata di Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Wisatawan kebanyakan datang dalam rombongan, mulai dari berjumlah dua orang hingga lebih dari lima orang dalam satu rombongan.
“Animo masyarakat luar biasa. Bertepatan dengan libur Nataru (Natal dan Tahun Baru 2022), pengunjung di Surakarta juga banyak sekali. Kami juga berusaha ikut aktif dengan semakin meramaikan kegiatan,” kata Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara X.
Sejumlah kegiatan budaya yang disajikan untuk meramaikan aktivitas wisata di pura tersebut antara lain demo memasak kue apem, kelas tari, foto berbusana adat, hingga pengenalan aksara Jawa. Para wisatawan bisa mengikuti kegiatan-kegiatan itu mulai 23 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.
Masing-masing kegiatan budaya tersebut menampilkan kekhasan dari Pura Mangkunegaran. Misalnya, pada demo memasak apem, juru masaknya ialah para abdi dalem. Mereka memasaknya juga secara tradisional menggunakan arang dan tungku. Selama memasak, para abdi dalem pun mengenakan pakaian adat.
Pada kelas tari, tarian-tarian yang diajarkan juga merupakan tarian khas dari pura tersebut. Itu seperti tarian Bondoyudo untuk putra dan Gambyong Pareanom untuk putri. Pemandu tari adalah abdi dalem dari Kemantren Langenpraja, atau lembaga kesenian bagi kerajaan tersebut.
Hal serupa berlaku untuk kelas pengenalan aksara Jawa. Wisatawan diajak mempelajari dasar-dasar dan cara menulis aksara Jawa oleh para abdi dalem dari Kawedanan Reksa Pustaka. Itu merupakan lembaga yang bertugas menyimpan dan mengurus arsip dan koleksi pustaka milik Pura Mangkunegaran.
“Kebudayaan ini coba kami kenalkan ke masyarakat luas. Tidak hanya melihat, tetapi juga mempraktikkan. Karena, kebudayaan ini kan milik kita bersama. Dan, bagaimana kami sebagai pusat kebudayaan ingin bisa berkontribusi ke masyarakat,” kata Mangkunegara X.
Mangkunegara X menyebut, momentum liburan cukup tepat untuk mendekatkan masyarakat pada kegiatan-kegiatan budaya. Pihaknya merasa senang mengingat aktivitas melestarikan kebudayaan bisa dilakukan bersama-sama dengan segenap masyarakat. Untuk itu, ia menginginkan agar program serupa kelak bisa diadakan secara lebih rutin.
Pengageng Pariwisata Pura Mangkunegaran Mas Ngabehi Joko Pramudyo mengatakan, selama tiga hari terakhir, kunjungan wisatawan meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dalam beberapa hari terakhir, angka wisatawan yang berkunjung bisa mencapai 1.100 hingga 1.200 per harinya. Sebelumnya, rata-rata kunjungan wisata semasa liburan hanya berkisar 500 orang pengunjung per hari.
“Secara pelayanan kepada tamu, kami memang agak kewalahan. Untuk mengantisipasi, kami menghubungi siswa dan siswi yang pernah magang di sini untuk membantu menjadi pemandu masuk ke Mangkunegaran,” kata Joko.
Joko menduga, salah satu pendongkrak kunjungan ialah dijadikannya Pura Mangkunegaran sebagai lokasi gelaran tasyakuran pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, yaitu Kaesang Pangarep. Sejak saat itu, semakin banyak warga merasa penasaran dengan kadipaten tersebut. Dampaknya kunjungan wisatawan turut meningkat.
“Ini juga sangat baik untuk nguri-uri kebudayaan Jawa. Karena, yang disajikan juga budaya adiluhung dari generas pendahulu. Dengan dipraktikkan seperti ini, generasi penerus mampu memahami, mengerti, bahkan ikut melaksanakan ajaran leluhur Mangkunegaran,” kata Joko.