Potensi Cuaca Ekstrem Landa Jabar di Akhir Tahun, Warga hingga Wisatawan Diminta Waspada
Hingga akhir tahun 2022, sejumlah daerah di Jabar menghadapi cuaca ekstrem. Selain hujan deras, ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir dan angin kencang juga perlu diwaspadai.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprakirakan cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Jawa Barat di penghujung Tahun 2022. Masyarakat diminta waspada potensi bencana hidrometeorologis, dan wisatawan diharapkan memantau informasi cuaca sebelum berkunjung.
Berdasarkan catatan BMKG, sebagian daerah di Jabar menghadapi cuaca ekstrem hingga akhir Tahun 2022. Dalam sepekan ke depan, beberapa fenomena berpengaruh terhadap penambahan uap air atau pembentukan awan serta peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Jabar.
Kondisi ini antara lain muka laut sekitar Jabar yang diprakirakan relatif hangat, periode La Nina, dan daerah konvergensi yang memanjang dari pesisir Bengkulu hingga Banten. Sejumlah titik di Jabar Selatan seperti Sukabumi, Bogor, Depok, hingga Cianjur berada dalam kondisi Siaga dalam kurun 28-29 Desember 2022. Artinya, di daerah ini, longsor dan banjir berpotensi terjadi karena curah hujan yang tinggi.
Kondisi siaga bergeser ke bagian Selatan Kabupaten Sukabumi di periode berikutnya (29-30 Desember), sementara hujan ringan hingga sedang berada di daerah Bogor, Bandung, dan beberapa titik di bagian Jabar selatan. Di akhir tahun (30-31 Desember), kondisi siaga terjadi di daerah Kota Bekasi, Bogor, Kota Depok, dan Tasikmalaya.
Prakirawan dari Stasiun Geofisika Kelas I Bandung BMKG Muhammad Iid Mujtahidin memaparkan, potensi hujan yang datang bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat. Kondisi angin kencang juga menjadi perhatian karena bisa terjadi di setiap daerah karena pengaruh regional.
Potensi angin kencang, lanjut Iid, juga perlu diwaspadai karena memengaruhi kondisi hujan di suatu daerah. Selain itu, udara dingin karena angin tersebut juga perlu diwaspadai karena dapat mengganggu kesehatan.
Angin kencang juga berpotensi meningkatkan gelombang pesisir pantai di Jabar setinggi 1-2 meter sehingga aktivitas nelayan juga perlu dilakukan dengan hati-hati. Iid juga menyarankan wisatawan yang hendak berlibur di Jabar untuk memantau perkembangan prakiraan cuaca sebelum menuju destinasi wisata.
“Kami akan terus update prakiraan cuaca, termasuk berbasis potensi dampak yang terjadi akibat cuaca ekstrem. Potensi hujan dengan angin kencang hingga kecepatan hingga 40 kilometer per jam sehingga kondisi hujannya bervariasi, antara intensitas ringan hingga sedang,” ujarnya saat dihubungi di Bandung, Rabu (28/12/2022).
Tidak hanya Jabar, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, sejumlah daerah di Indonesia juga diminta siaga menghadapi cuaca ekstrem. Daerah yang ditetapkan siaga dalam kurun 28-30 Desember 2022 ini antara lain Banten, Jabar, DKI, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Menurut Dwikorita, cuaca ekstrem tersebut berdampak pada volume aliran sungai yang berpotensi meningkat drastis sehingga menyebabkan banjir. Potensi bencana hidrometeorologis lainnya seperti longsor dan pergerakan tanah juga dapat terjadi di daerah perbukitan dan dataran tinggi.
Karena itu, Dwikorita meminta pemerintah daerah hingga masyarakat untuk waspada di daerah-daerah rawan tersebut. Kesiapsiagaan ini, juga perlu ditingkatkan jika terjadi hujan lebat dalam intensitas yang cukup lama.
“Mohon masyarakat untuk berhati-hati jika beraktivitas di luar rumah. Jika ada keperluan mendesak, sebaiknya di rumah saja menunggu cuaca kembali normal,” paparnya dalam keterangan tertulis.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga menyatakan hal yang serupa. Dia meminta masyarakat untuk menikmati liburan Natal dan Tahun Baru 2023 di rumah saja karena potensi cuaca ekstrem meskipun dia mengklaim pandemi Covid-19 sudah surut di Jabar.
“Orang ingin berlibur, tapi menurut saya, tidak perlu keluar rumah. Rayakan saja di rumah masing-masing dengan cara yang rasional. Menurut saya, rayakan dengan kehangatan keluarga itu lebih baik daripada keluar rumah dengan cuaca ekstrem seperti ini,” ujarnya. (RTG)