Pemangku kepentingan di berbagai wilayah menyiapkan langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di akhir tahun. Keselamatan menjadi hal utama.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA, DEFRI WERDIONO, KRISTI DWI UTAMI, FRANSISKUS PATI HERIN, Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS - Mobilitas pengunjung di kawasan wisata berbagai wilayah dilaporkan meningkat menjelang akhir tahun 2022. Serangkaian langkah antisipasi pun disiapkan menghadapi potensi cuaca ekstrem di periode tersebut.
Jumlah pengunjung dan aktivitas penyeberangan di kawasan wisata Desa Adat Sanur, Kota Denpasar, Bali - misalnya di Pantai Matahari Terbit - terpantau meningkat.
"Peningkatan mulai dirasakan sejak pertengahan Desember 2022," kata Pemimpin Baga Utsaha Padruwen Adat (Bupda) Galang Kangin Sanur, Desa Adat Sanur, Ida Bagus Adnyana di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Selasa (27/12/2022).
Terkait hal itu, pihak desa adat melalui Bupda Sanur selaku lembaga usaha milik desa adat bersama instansi terkait, termasuk Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Kepolisian Daerah Bali, dan Pemerintah Kota Denpasar secara bersama-sama dan berkoordinasi menjaga keamanan dan keselamatan umum, termasuk para pengunjung.
Langkah antisipasi
Pihak desa adat setempat menerjunkan personel keamanan untuk membantu pihak aparatur dalam menjaga keamanan, menginformasikan kondisi kawasan, termasuk mengantisipasi cuaca ekstrem akhir-akhir ini.
"Biasanya dikeluarkan imbauan apabila terjadi angin kencang atau gelombang air laut tinggi. Kami melibatkan personel keamanan desa adat untuk membantu mengamankan situasi bekerja sama dengan Polda Bali, Pemkot Denpasar, dan kesyahbandaran di Sanur," kata Adnyana.
Terkait antisipasi cuaca ekstrem, pendakian ke puncak Gunung Arjuno-Welirang di perbatasan Kabupaten Malang, Pasuruan, dan Kota Batu, di Jawa Timur masih ditutup pada libur pergantian tahun 2022-2023. Cuaca yang berpotensi buruk menjadi pertimbangan pihak pengelola menutup kegiatan pendakian.
"Selama puncak musim hujan pendakian kita tutup karena potensi bahayanya tinggi saat cuaca ekstrem. Ini sudah kami kami lakukan sejak memasuki musim hujan, bukan saat jelang libur Tahun Baru saja," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Taman Hutan Raya (Tahura) Raden R Soerjo, Ahmad Wahyudi.
Selama puncak musim hujan pendakian kita tutup karena potensi bahayanya tinggi saat cuaca ekstrem. Ini sudah kami kami lakukan sejak memasuki musim hujan, bukan saat jelang libur Tahun Baru saja.
Wahyudi belum dapat memastikan kapan kegiatan pendakian akan dibuka lagi. Pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut.
Kebijakan serupa juga dilakukan pada libur akhir tahun sebelumnya. "Setiap akhir tahun cuaca ekstrem sering terjadi. Makanya kami tutup," ucapnya.
Cuaca ekstrem pun melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah beberapa hari terakhir. Pada Senin (26/12/2022) hujan lebat disertai angin kencang memicu tanah longsor dan pohon tumbang.
Di Kota Semarang, tanah longsor menimpa mobil yang sedang melintas dan mengakibatkan satu orang terluka.
Hujan deras yang berlangsung di Kota Semarang dari siang hingga sekitar pukul 20.00 memicu sebuah talud di Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari longsor pada pukul 21.55.
Longsor menimpa sebuah mobil yang mengangkut tiga orang. "Para korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Kota Semarang," kata Herbiyanto, Ketua RT 13 Kelurahan Jomblang saat ditemui Selasa.
Gelombang tinggi
Sementara itu proses evakuasi ratusan wisatawan yang tertahan di Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah terkendala cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Akibatnya, jadwal kedatangan Kapal Motor Kelimutu milik PT Pelayaran Nasional Indonesia yang digunakan untuk mengevakuasi wisatawan mundur.
"Kemungkinan, KM Kelimutu baru bisa merapat paling cepat pukul 20.00. (Oleh) karena itu, kapal tersebut diperkirakan baru sampai di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, pada Rabu (28/12/2022) sekitar pukul 03.30," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara Trisno Santoso saat dihubungi, Selasa malam.
Gelombang tinggi pun melanda hampir seluruh wilayah perairan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejumlah pelayaran di daerah itu dihentikan untuk sementara demi keselamatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Selasa menginformasikan, tinggi gelombang di perairan NTT berkisar 1,25-3 meter.
Melalui situs resminya, BMKG menyarankan kapal ferry tidak boleh berlayar jika tinggi gelombang sudah mencapai 2,5 meter. Cuaca buruk itu diprediksi hingga awal tahun.
Pantauan di Pelabuhan Bolok Kupang, sejumlah kapal ferry berlabuh. Tak ada aktivitas pelayaran.
Terkait kabar adanya badai yang akan menerjang Jabodetabek dan Banten pada 28 Desember 2022, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan, badai dimaksud adalah hujan lebat.
Namun, data BMKG menyebutkan, hujan ekstrem di Jabodetabek dan Banten berpotensi terjadi pada 30 Desember 2022.
Sebelumnya, Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim, dan Atmosfer, BRIN, Erma Yulihastin, menulis sebuah cuitan dalam akun Twitternya mengenai potensi hujan ekstrem pada Rabu (28/12).
”Siapa pun Anda yang tinggal di Jabodetabek, dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022,” tulis Erma. (COK/WER/XTI/FRN/Z09/DAN/VIO//Z03/Z01)