Pencarian Wisatawan Perancis yang Hilang di Gili Dihentikan
Pencarian wisatawan asal Perancis yang hilang saat berenang dari Gili Trawangan menuju Gili Meno di Lombok Utara dihentikan. Pencarian sudah berlangsung tujuh hari.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Kantor SAR Mataram menghentikan pencarian Lydie Annie Mauricette (50) yang hilang saat berenang di perairan Gili, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu (18/12/2022). Hal itu diputuskan setelah satu pekan pencarian dan tidak ada tanda-tanda keberadaan wisatawan berkewarganegaraan Perancis tersebut.
Pelaksana Tugas Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram Muhdar dalam keterangan persnya di Mataram, Minggu (25/12/2022), mengatakan, operasi pencarian Lydie dihentikan pada Sabtu (24/12/2022). Operasi yang sudah memasuki hari ketujuh itu melibatkan berbagai unsur SAR.
Seperti diberitakan sebelumnya, Lydie yang menginap di salah satu penginap di Gili Trawangan nekat berenang dari Gili Trawangan ke Gili Meno. Kedua pulau kecil itu dipisahkan oleh selat sekitar 2 kilometer. Setelah itu, ia dinyatakan hilang.
Menurut Muhdar, tim SAR telah berupaya semaksimal mungkin mencari Lydie, baik di perairan Gili maupun darat.
”Radius pencarian di laut mencapai puluhan nautical mile atau NM (1 NM = 1,8 km) dari lokasi perkiraan korban tenggelam dengan menggunakan alat utama berupa sea rider dan speed boat. Sementara pencarian di darat melalui penyisiran di sepanjang Pantai Sire dan Pantai Impos di Lombok Utara,” kata Muhdar.
Selain itu, penyebaran informasi ke nelayan-nelayan dan warga setempat juga telah dilakukan. Menurut Muhdar, cuaca yang kurang bersahabat merupakan kendala yang dihadapi tim SAR dalam usahanya menemukan korban.
”Terutama saat pencarian di air. Terjadi hujan lebat disertai angin kencang, arus yang kuat, dan gelombang tinggi,” ujar Muhdar.
Pada pekan terakhir Desember 2022, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksikan potensi cuaca buruk di NTB, termasuk gelombang tinggi. BMKG menyatakan, hujan lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di NTB hingga akhir tahun 2022.
Begitu juga gelombang tinggi 2,5-6 meter. Rinciannya, tinggi gelombang 2,5-4 meter di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, dan Selat Sape bagian selatan. Untuk kategori tinggi gelombang 4-6 meter terjadi di Samudra Hindia selatan NTB.
Meninggal di laut
Seorang anak buah kapal atau ABK bernama Pariandarta Gatot Parmoedji meninggal di peraira Selat Lombok. ABK kapal supply (kapal yang digunakan pada industri minyak dan gas) AHTS Endeavour itu diduga meninggal akibat sesak napas pada Sabtu (12/12/2022).
Menurut Muhdar, berdasarkan informasi agen kapal ke Kantor SAR Mataram, korban yang dalam kondisi kritis mendapatkan pertolongan pertama dari pihak kapal. Akan tetapi, nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Setelah mendapat informasi itu, Kantor SAR Mataram kemudian mengerahkan personel dari ABK Rescue Boat 220 Mataram menuju lokasi pertemuan bersama unsur dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Lembar dan agen kapal. Kapal AHTS tercatat dalam perjalan dari Benoa Bali menuju Pelabuhan Lembar, Lombok Barat.
Bagian Hubungan Masyarakat Kantor SAR Mataram I Gusti Lanang Wiswanadana menambahkan, tim tiba di lokasi yang berada sekitar 18,13 NM sekitar pukul 19.15 Wita. “Korban langsung dievakuasi ke kapal kami dan dibawa ke Pelabuhan Lembar. Begitu tiba, korban diserahkan ke Agen dan dibawa ke Rumah Sakit Gerung,” kata Gusti.