Puncak Arus Mudik, Kapal Pelni Angkut 2.000 Penumpang dari Kupang
Pemberangkatan 2.000 pemudik menggunakan KM Umsini dari Kupang berjalan lancar. Untuk jalur laut, kapal Pelni menjadi andalan pemudik Natal di NTT.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Arus mudik Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 dari Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mencapai puncaknya pada Kamis (22/12/2022). Sekitar 2.000 pemudik menggunakan jasa pelayaran PT Pelni. Pemberangkatan berjalan lancar.
Menurut pantauan di Pelabuhan Tenau Kupang, para pemudik mulai datang ke pelabuhan itu sejak Kamis pagi. Pada Kamis malam, mereka berlayar menggunakan KM Umsini menuju Lewoleba, Larantuka, Maumere, dan sejumlah kota tujuan lain.
Antrean terjadi di loket check in keberangkatan, tetapi tetap kondusif. Sekitar pukul 14.00, satu per satu penumpang mulai naik ke atas kapal tersebut. Proses pemberangkatan berjalan dengan lancar.
Kepala PT Pelni Cabang Kupang Anton G Napitupulu mengatakan, pihaknya menyiapkan dua loket untuk check in. Selesai check in, penumpang boleh beristirahat sejenak di ruang tunggu atau bisa langsung naik ke kapal.
Penambahan loket dapat mengurai penumpukan penumpang. "Kami optimalkan fasilitas yang disediakan pengelola pelabuhan. Jumlah petugas juga ditambah, termasuk dukungan dari beberapa instansi seperti TNI. Semua proses berjalan lancar," katanya.
Menurut dia, total penumpang yang diangkut lebih kurang 2.000 orang. Jumlah itu masih di bawah batas maksimal sekitar 2.200 penumpang. Artinya, tidak ada calon pemudik yang tidak mendapatkan tiket.
Alex Sabon (30), pemudik dengan tujuan Larantuka, mengatakan, KM Umsini menjadi pilihan mereka lantaran berbiaya murah. Jadwal keberangkatan kapal juga berdekatan dengan waktu menjelang perayaan Natal pada 25 Desember.
"Kalau pakai kapal ke Larantuka, bayar Rp 150.000 per penumpang, sedangkan kalau dengan pesawat Rp 1,2 juta. Padahal, dulu tiket pesawat hanya Rp 400.000," ujarnya. Perjalanan dengan kapal ke Larantuka sekitar 12 jam, sedangkan dengan pesawat hanya 40 menit.
Selain KM Umsini, pemudik dengan tujuan Larantuka, Lembata, dan Maumere juga dilayani kapal feri yang dikelola PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP). Dalam satu pekan, pelayaran feri pada rute itu sampai tiga kali.
Namun, operasional feri sangat bergantung kondisi cuaca. Saat ini, hujan dan angin kencang sering melanda NTT sehingga pelayaran feri sering ditunda. Adapun kapal Pelni tetap beroperasi sehingga menjadi andalan pemudik.
Sementara, untuk jalur mudik lainnya, seperti dari Kupang ke Kepulauan Maluku, pemudik mengandalkan kapal perintis yang dikelola PT Pelni, salah satunya KM Sabuk Nusantara 67. Rute tersebut sudah melewati puncak mudik yang terjadi pada akhir pekan lalu.
Kapten KM Sabuk Nusantara 67 Petrus Parapaga, lewat sambungan telepon, mengatakan, para pemudik sudah tiba di tempat tujuan. Kapal tersebut berangkat dari Kupang dengan tujuan Saumlaki di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, pada 16 Desember lalu. "Kapal sudah singgah di 28 pelabuhan dan sekarang persiapan untuk balik dari Saumlaki menuju Kupang. Perkiraan tiba di Kupang tanggal 27 Desember," katanya.