Gereja Katedral Purwokerto Manfaatkan 75 Kg Sabut Kelapa untuk Pohon Natal
Sebanyak 75 kilogram sabut kelapa dimanfaatkan umat Katedral Purwokerto untuk membuat pohon natal. Cara ini merupakan pertobatan ekologis guna mencintai lingkungan hidup.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Umat dan panitia Natal Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto di Banyumas, Jawa Tengah, memanfaatkan 75 kilogram sabut kelapa untuk membuat pohon natal setinggi 5 meter dengan diameter 4 meter. Pohon natal sabut kelapa ini dibuat sebagai bentuk pertobatan ekologis dan kecintaan terhadap lingkungan.
”Tahun ini kami menggunakan sabut kelapa untuk memaknai pertobatan ekologis. Sabut kelapa ini bekas dari kulit kelapa yang dibuang, tapi kami manfaatkan untuk hiasan pohon natal,” kata Pastor Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto Martinus Ngarlan Pr di Purwokerto, Banyumas, Kamis (22/12/2022).
Ngarlan menyebutkan, di tengah kerusakan lingkungan hidup, mereka berusaha memelihara lingkungan. Caranya dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang tidak berguna sehingga tidak menambah sampah dan mengubah barang tak berharga itu menjadi hal yang berguna untuk memuliakan Allah.
Menurut Ngarlan, sabut kelapa itu juga dipilih karena bagian dari kelapa secara keseluruhan punya banyak manfaat. ”Pohon kelapa itu, buahnya dan juga sabutnya itu berguna. Semuanya berguna. Harapannya adalah umat Katolik khususnya di katedral ini semakin berguna bagi banyak orang, bermakna bagi banyak orang, terlebih dalam mewartakan kasih Tuhan kepada sesama dan seluruh ciptaan Allah,” paparnya.
Ngarlan juga mengharapkan umat Katolik dalam Natal 2022 semakin erat merajut kebersamaan di tengah kebinekaan. Harapannya, orang Katolik semakin berguna, berarti bagi orang lain dalam membangun kebersamaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Proses pembuatan pohon natal ini, lanjut Ngarlan, memakan waktu sekitar satu minggu dan butuh sekitar 75 kilogram sabut kelapa. Sabut kelapa ini berasal dari salah satu anggota jemaat yang memiliki usaha kuliner dengan bahan baku kelapa. ”Kami butuh sekitar 75 kilogram sabut kelapa dan diangkut pakai pikap sampai empat kali,” katanya.
Kepala Bidang Liturgi Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto Ignatius Heru menyampaikan, proses pembuatan pohon natal itu tidak sulit karena dirangkai menggunakan kawat, kemudian dibalik supaya kelihatan seperti daun. ”Selain pohon natal, kandang domba (kandang natal) juga dihias pakai sabut kelapa,” ujar Heru.
Riama Turnip (39), salah satu anggota jemaat, bersyukur perayaan Natal bisa dilaksanakan secara tatap muka setelah sebelumnya harus digelar secara daring akibat pandemi Covid-19. ”Sangat senang sekali bisa Natalan secara offline, apalagi anak-anak sangat antusias mau ikut tari,” kata Riama yang mengantar anaknya untuk berlatih tari di gereja sebagai persiapan perayaan Natal.
Seperti diberitakan Kompas.id (21/12/2021), tahun lalu Gereja Katedral Purwokerto membuat pohon natal berbahan sapu lidi dengan hiasan masker dan suntikan vaksin Covid-19. Hal itu dibuat sebagai ajakan kepada umat serta masyarakat untuk menggiatkan vaksinasi dalam menghadapi pandemi Covid-19.