Kereta Kerja Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Alami Kecelakaan di Padalarang
Pihak PT Kereta Cepat Indonesia China menyebut, rangkaian kecelakaan bukanlah kereta cepat, melainkan kereta kerja. Investigasi terus dilakukan, tetapi proyek ini tetap diharapkan rampung dalam waktu yang ditentukan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA, ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
NGAMPRAH, KOMPAS — Rangkaian kereta kerja dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB mengalami kecelakaan di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (18/12/2022) sore. Hingga Senin siang, evakuasi masih berlanjut dan petugas mencoba mengangkut rangkaian kereta tersebut keluar dari jalur.
Sejumlah warga tampak mengamati evakuasi rangkaian kereta yang berada puluhan meter dari titik pembangunan rel terakhir di kawasan Desa Cempakamekar, Padalarang. Beberapa alat berat dioperasikan di sekitar kereta yang masih terguling ke sisi selatan jalur hingga Senin (19/12/2022) siang.
Imas (52), warga Desa Cempakamekar yang mengamati dari kejauhan proses evakuasi, mengatakan, sehari sebelumnya, dia menyaksikan kereta tersebut melaju kencang ke arah Purwakarta dan terseret setelah melewati ujung rel. Kejadian tersebut berlangsung cepat dengan suara yang menggelegar.
”Waktu itu, saya baru selesai dari kebun. Lalu dari arah Padalarang, kereta berjalan kencang, lalu kecelakaan. Suaranya seperti ada ledakan bom. Setelah itu, semuanya berwarna putih karena debu yang beterbangan,” ujarnya.
Rangkaian tersebut merupakan kereta kerja dalam proyek pembangunan KCJB oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Corporate Secretary KCIC Rahadian Ratry menegaskan, rangkaian yang mengalami kecelakaan bukanlah kereta cepat, melainkan lokomotif kerja dan mesin pemasangan rel (ballasted).
”Kecelakaan terjadi pada 18 Desember 2022 sekitar pukul 17.00. Proses evakuasi masih berlangsung dari Minggu malam hingga Senin. Kami mendukung penuh proses investigasi yang dilakukan pihak berwenang,” ujar Rahadian melalui keterangan tertulis.
Menurut Rahadian, proses pengerjaan KCJB masih tetap berjalan. Pembangunan sejumlah infrastruktur, seperti stasiun dan pemasangan subsistem perkeretaapian, tetap dilakukan, termasuk pemasangan rel.
KCIC akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait prosedur operasional.
Meski demikian, Rahadian menyatakan pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait keselamatan kerja, mulai dari pemasangan rel hingga aspek lainnya. KCIC, lanjutnya, akan memastikan segenap pekerjaan yang dilakukan kontraktor KCJB mengimplementasikan aspek kesehatan, keselamatan, dan keamanan dari setiap aktivitasnya.
”Pembangunan tetap dilakukan sesuai prosedur dan jadwal yang ditetapkan, termasuk pemasangan rel. Namun, KCIC akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait prosedur operasional,” ujarnya.
Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Edi Nursalam setelah memantau kondisi di lapangan menyebut, pihaknya tengah menyelidiki kecelakaan tersebut. Salah satu aspek yang menjadi pantauan adalah terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang harus dijaga oleh para kontraktor.
”Bisa jadi ada (kelalaian K3), dan akan kami investigasi, apakah karena kelalaian manusia atau alatnya. Proses evakuasi tetap berjalan, dan dari investigasi ini akan kami berikan rekomendasi, baik kepada kontraktor maupun KCIC,” ujarnya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengucapkan dukacita atas kecelakaan dalam proses uji coba pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung. ”Mudah-mudahan polisi bisa menangani (kecelakaan itu) dengan baik,” ujarnya.
Meski terjadi kecelakaan, Emil mendorong operasionalisasi infrastruktur itu tetap berlanjut. ”Pokoknya, Juni jangan molor lagi (pengoperasiannya). Sudah terlalu lama (menunggu) dengan angka yang penuh perdebatan, dengan jadwal yang penuh perdebatan. Jadi, Juni mohon ditepati, penumpang pertama bisa menggunakan fasilitas itu,” ujarnya. (IKI/RTG)