Rekor catatan waktu terbaik untuk ketegori pelari putri nasional dalam pergelaran Semarang 10K berhasil terpecahkan. Pemecahan rekor dilakukan atlet nasional Odekta Naibaho yang juga pemegang rekor sebelumnya.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI, MEGANDIKA WICAKSONO
·4 menit baca
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Atlet nasional Odekta Elvina Naibaho tertawa saat berlari dalam ajang Semarang 10K Powered by Isoplus di Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (18/12/2022). Odekta berhasil menjadi juara pertama kategori nasional putri dalam Semarang 10K tahun ini.
SEMARANG, KOMPAS — Altlet nasional Odekta Elvina Naibaho menjadi pelari perempuan yang finis tercepat dalam lomba lari Semarang 10K Powered by Isoplus 2022, Minggu (18/12/2022), di Kota Semarang, Jawa Tengah. Odekta memecahkan rekor catatan waktu terbaik kategori nasional putri yang dicatatkannya pada penyelenggaraan Semarang 10K tahun 2019.
Pada Semarang 10K tahun ini, Odekta finis dengan catatan waktu 35 menit 05 detik. Catatan waktu itu lebih baik dibandingkan dengan catatan waktu Odekta saat menjuarai Semarang 10K tahun 2019, yakni 36 menit 49 detik.
Odekta menuturkan, sebenarnya dirinya tidak memasang target khusus terkait catatan waktu. Namun, jelang perlombaan, ia merasa terpacu untuk memecahkan rekornya sendiri setelah Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengumumkan akan memberikan tambahan hadiah bagi para pemecah rekor.
”Bukan sekadar soal uangnya, tapi saya merasa seperti ada tantangan tersendiri untuk memecahkan rekor yang saya catatkan sendiri. Apalagi, saya orangnya kompetitif, merasa tertantang sekali,” kata Odekta saat ditemui setelah lomba.
Menurut Odekta, penyelenggaraan Semarang 10K tahun ini cukup rapi dan meriah. Kehadiran tim cheering (pemberi semangat) di sepanjang lintasan juga mampu menambah semangat Odekta.
Tiga pelari tercepat untuk kategori nasional putri berada di podium Semarang 10K Powered by Isoplus, Minggu (18/12/2022), di halaman Balai Kota Semarang, Jawa Tengah. Dalam kategori itu, atlet nasional Odekta Elvina Naibaho finis tercepat dengan catatan waktu 35 menit 05 detik. Odekta memecahkan rekornya sendiri pada Semarang 10K 2019 yakni 36 menit 49 detik.
Saat berlomba dalam Semarang 10K tahun ini, Odekta mengaku sempat mengalami kendala, terutama terkait cuaca Kota Semarang yang terik. Namun, kondisi itu sudah diantisipasinya sejak awal. Oleh karena itu, ia sengaja membawa kacamata supaya tidak silau. Menurut dia, tantangan terkait cuaca, seperti panas ataupun hujan, merupakan hal yang biasa bagi atlet.
Odekta juga bertekad akan kembali mengikuti pergelaran Semarang 10K pada tahun-tahun berikutnya. Bagi Odekta, Semarang 10K juga menjadi lomba penutup tahun untuknya.
Bukan sekadar soal uangnya, tapi saya merasa seperti ada tantangan tersendiri untuk memecahkan rekor yang saya catatkan sendiri.
”Semarang 10K ini dari segi keterjangkauan (tempat) sangat terjangkau dari mana saja, termasuk dari kota tempat saya tinggal. Dari segi wisata dapat, dari segi kuliner juga dapat,” ujarnya.
Odekta berharap tahun depan peserta Semarang 10K bisa ditambah. Dengan begitu, lebih banyak pelari yang bisa merasakan suasana berkompetisi dan bersenang-senang dalam kegiatan olahraga tersebut.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Sejumlah atlet nasional saling menjaga jarak saat mengikuti lomba lari Semarang 10K Powered by Isoplus di Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (18/12/2022).
Rute datar
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo menuturkan, Semarang 10K yang memiliki rute datar memungkinkan pelari untuk memecahkan rekor. Saat rekor catatan waktu terbaik untuk ketegori pelari putri sudah terpecahkan, pekerjaan rumah selanjutnya adalah mewujudkan pemecahan rekor untuk kategori pelari putra.
”Rekor tercepat Semarang 10K untuk kategori putra masih dipegang oleh Agus Prayogo dengan catatan waktu 31 menit 17 detik. Namun, pada tahun berikutnya, bukan tidak mungkin ada pemecahan rekor untuk kategori putra,” ucap Budiman.
Pada kategori nasional putra, Robi Syianturi menjadi yang tercepat dalam lomba Semarang 10K tahun ini dengan catatan waktu 32 menit 43 detik. Di urutan kedua, ada pelari Nurshodiq dengan catatan waktu 33 menit 47 detik.
Saat ditemui usai lomba, Nurshodiq mengaku kurang puas atas catatan waktunya. Kendati demikian, ia tetap bersyukur bisa finis di posisi kedua.
”Untuk capaian waktu, kurang puas. Inginnya tadi ingin ikut Robi, tetapi kemampuan dari latihan kurang. Takutnya nanti over pace, takutnya drop di jalan,” kata pelari yang menjuarai Elite Race Borobudur Marathon 2022 itu.
Peserta Semarang 10K Powered by Isoplus mengambil medali mereka setelah mencapai garis finis di Kantor Balai Kota Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (18/12/2022).
Nurshodiq mengakui, sebelum lomba Semarang 10K, porsi latihannya memang relatif kurang. Selain itu, tubuhnya juga masih dalam proses penyesuaian setelah mengikuti Elite Race Borobudur Marathon pada November lalu. Padahal, dalam Semarang 10K ini, dia punya target agar bisa finis dalam waktu 31 menit atau 32 menit.
Meski begitu, Nurshodiq menuturkan, dirinya sangat menikmati lomba Semarang 10K. Selain rutenya steril dan aman, ada banyak bangunan dengan arsitektur menarik yang dilewati para pelari saat berlomba. ”Tadi sangat menikmati. Yang menyenangkan, ikon-ikonnya banyak sekali,” ujar pelari asal Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini.
Namun, Nurshodiq juga memberikan masukan supaya permukaan jalan yang dilalui para pelari Semarang 10K bisa dihaluskan. ”Masukannya, mungkin rutenya agak dihaluskan jalannya. Sedikit kendala di jalan yang kurang rata,” kata pelari yang selalu ikut Semarang 10K sejak tahun 2018 itu.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Peserta dengan aksesori balon mengikuti lomba lari Semarang 10K Powered by Isoplus di Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (18/12/2022).
Sementara itu, pada kategori pelajar Semarang 10K, Nur Aslamiyah Irja Pasa menjadi pelari putri tercepat dengan catatan waktu 47 menit 51 detik. Catatan waktu Pasa tersebut lebih lambat dari catatan waktunya saat mengikuti Borobudur Marathon Young Talent 2022 sejauh 10 km, yakni 44 menit.
”Kendalanya cuaca yang panas. Selain itu, latihan yang saya lakukan juga tidak optimal, banyak bolongnya karena kemarin-kemarin ada ujian di sekolah. Tapi, saya tetap bersyukur bisa finis tercepat. Target saya bisa masuk tiga besar tercepat,” kata Pasa.