Menjelang Natal dan Tahun Baru, Makanan Mengandung Zat Berbahaya Masih Ditemukan di Batang
Makanan yang mengandung pewarna tekstil Rhodamin B, pewarna kuning metanil, dan formalin masih dijajakan di sejumlah pasar di Batang, Jateng. Bahan-bahan itu terdapat pada kerupuk, agar-agar, mi usek, dan cendol.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
BATANG, KOMPAS — Pemeriksaan makanan digencarkan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Di Batang, Jawa Tengah, petugas mendapati sejumlah makanan yang mengandung zat kimia berbahaya masih dijajakan di pasar-pasar tradisional. Pedagang dan pembeli diimbau waspada karena makanan yang menggunakan bahan kimia berbahaya dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Pemeriksaan makanan itu dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Batang pada Senin-Selasa (12-13/12/2022). Sejumlah pasar tradisional yang ada di wilayah Kecamatan Batang, Warungasem, Subah, Limpung, Tersono, Bandar, dan Bawang menjadi sasaran pemeriksaan tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, petugas masih menemukan makanan yang mengandung sejumlah bahan kimia berbahaya, seperti pewarna tekstil Rhodamin B, pewarna kuning metanil, dan formalin. Kandungan bahan kimia berbahaya itu terdapat pada makanan berupa mi usek, cendol, agar-agar dan kerupuk.
”Di Pasar Subah kami menemukan penggunaan Rhodamin B pada mi usek. Sementara di Pasar Bandar ada cendol yang menggunakan pewarna kuning metanil. Lalu, di Pasar Batang kami menemukan kandungan formalin pada agar-agar dan Rodhamin B pada kerupuk," kata Kepala Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Batang Rizza Fauziah, Rabu (14/12/2022).
Rizza mengatakan, pihaknya langsung mengedukasi pedagang dan pembeli agar mewaspadai dampak kandungan bahan kimia berbahaya bagi tubuh. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya bisa mengakibatkan gangguan pencernaan hingga memicu kanker.
”Makanan-makanan ini akan kami telusuri asalnya dari mana. Jadi, yang kami sasar produsennya bukan distributor dan pedagang supaya ke depan mereka tidak memakai bahan-bahan tersebut dalam memproduksi makanan,” ucap Rizza.
Makanan-makanan ini akan kami telusuri asalnya dari mana. Jadi, yang kami sasar produsennya bukan distributor dan pedagang supaya ke depan mereka tidak memakai bahan-bahan tersebut dalam memproduksi makanan.
Selain mengetes makanan di pasar-pasar tradisional, tim dari Dinas Kesehatan Batang juga memeriksa makanan yang dijual di sejumlah minimarket. Di tempat tersebut, petugas menemukan susu kedaluwarsa yang masih dijual.
”Kami minta supaya produk yang kedaluwarsa di-retur atau ditukar dengan menyertakan surat pernyataan di atas meterai. Selanjutnya, pihak minimarket juga harus membuat prosedur standar operasi pengontrolan makanan,” imbuh Rizza.
Sementara itu, Koordinator Pasar Batang Tatang Nugroho berkomitmen ikut membantu mengawasi peredaran makanan yang diindikasikan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Pedagang juga akan terus diarahkan supaya tidak menjual makanan-makanan tersebut. ”Seandainya pedagang masih menjual makanan yang mengandung bahan berbahaya tersebut, kami akan mengambil tindakan tegas,” kata Tatang.
Empat persiapan
Aneka persiapan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru juga dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jateng. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menitikberatkan persiapan pada empat hal, yakni pasokan pangan, pengaturan lalu lintas, tempat pariwisata, dan kekondusifan wilayah.
Menurut Ganjar, pasokan pangan sudah mulai dipantau. Hal itu karena beberapa komoditas pangan mulai menunjukkan peningkatan harga. Berdasarkan penelusuran tim dari Pemprov Jateng, kenaikan harga terjadi karena adanya beberapa komoditas yang belum panen.
Ganjar menginstruksikan agar ada persiapan pengaturan lalu lintas di jalan-jalan yang akan dilakukan masyarakat pada masa libur Natal dan Tahun Baru. Selain itu juga pengaturan alat-alat transportasi.
Pemprov Jateng mempersiapkan pula tempat-tempat wisata dalam menyambut pengunjung. ”Tempat-tempat wisata rasa-rasanya juga besok bakal ramai," kata Ganjar sembari mengimbau semua komponen masyarakat saling menghormati untuk menciptakan suasana wilayah yang kondusif.