Tim Khusus Gabungan Dibentuk untuk Ungkap Perampokan di Rumah Dinas Wali Kota Blitar
Tim Gabungan Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Kepolisian Resor Blitar Kota dibentuk untuk mengungkap perampokan di Rumah Dinas Wali Kota Blitar.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Tim khusus gabungan dibentuk untuk mengungkap kasus perampokan di Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (12/12/2022) dini hari. Tim itu terdiri dari Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Kepolisian Resor Blitar Kota.Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Komisaris Besar Totok Suharianto mengatakan, tim khusus gabungan terdiri dari Laboratorium Forensik (Labfor), Inafis, serta tim penyelidik dan penyidik dari Ditreskrimum Polda Jatim, serta Satuan Reserse Kriminal Polres Blitar Kota.
”Kami juga melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) mulai habis dzuhur (12.00) sampai 17.00. Olah TKP sudah selesai, malam ini akan kami evaluasi termasuk penyelidikan di lapangan. Ada empat titik olah TKP,” kata Totok. Ia belum bersedia menyampaikan detail penanganan kasus karena merupakan bagian dari evaluasi dan pengejaran pelaku. ”Dari tim Labfor bekerja dan Inafis bekerja mohon doanya biar segera terungkap,” ujarnya.Sejauh ini tujuh orang diperiksa sebagai saksi, mulai dari tiga penjaga (satpol PP), saksi korban, dan saksi yang tahu peristiwa pertama. Adapun proses identifikasi pelaku juga dilakukan dengan metode pembuktian secara ilmiah.
Terkait dekoder CCTV yang dibawa kabur pelaku, polisi akan koordinasi untuk mencari CCTV yang lain. Sedangkan telepon selular milik Wali Kota Blitar Santoso yang sebelumnya dikabarkan ikut dibawa pelaku, telah ditemukan di tempat sampah di dalam rumah dinas.
Sebelumnya diberitakan, pelaku mengambil uang tunai Rp 400 juta, perhiasan, dan telepon seluler milik wali kota. Namun, polisi yang dikonfirmasi ulang, menyatakan pelaku mengambil uang tunai, perhiasan, dan jam tangan dengan nilai total Rp 400 juta.
Terpisah, Kepala Polres Blitar Kota Ajun Komisaris Besar Argowiyono mengatakan, pihaknya belum bisa menyampaikan jumlah pasti pelaku karena sudut pandang saksi berbeda. Pelaku ditengarai berkelompok, lebih dari tiga orang.Mengenai pelaku yang menggunakan kendaraan pelat merah, Argowiyono mengatakan sejauh ini dugaannya masih seperti itu. Demikian pula terkait senjata api yang digunakan pelaku, polisi belum memastikan apakah itu senjata sungguhan atau bukan.Penjaga rumah dinas melihat pelaku membawa senjata api. Sementara Wali Kota Blitar Santoso melihat pelaku membawa senjata tajam. Santoso dan istri sempat disekap di kamar, sedangkan ketika penjaga disekap di pos penjagaan di halaman.Menurut Argowiyono, ada beberapa barang bukti yang mengarah ke pelaku. Namun untuk kepentingan penyelidikan, pihaknya belum bisa menyampaikan kepada publik.
Kondisi wali kota dan istrinya saat ini sudah stabil. Senin pagi, dilakukan pemeriksaan dan visum oleh tim dokter RSUD Mardi Waluyo.
”Masih ada trauma dan shock,” katanya.
Senin siang, anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan datang ke rumah dinas Wali Kota Blitar. Dia mengaku sedih, prihatin, dan kecewa ada perampokan di rumah dinas wali kota. Apalagi lokasinya hanya 500 meter dari kantor polres.
”Tentunya, bagi saya pribadi ini harus menjadi catatan. Makanya kami langsung datang ke sini. Dan sampai saat ini saya masih memercayakan penuh kepada teman kepolisian Polda Jatim untuk menanganinya, tapi tentunya dengan catatan. Saya minta untuk diusut tuntas setuntas-tuntasnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,” katanya.