UMKM Pawone Borobudur Dibantu Pasarkan Produk secara Daring
UMKM dari Kelompok Pawone Borobudur Marathon akan terus didampingi dan dibantu agar bisa mengembangkan usaha. Tujuan akhir dari pendampingan adalah UMKM tersebut mampu naik kelas.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
Pelari mengikuti ajang Borobudur Marathon Fun Run 2022 di kawasan sekitar Candi Pawon, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (11/12/2022). Kegiatan olahraga lari sejauh tiga kilometer yang diikuti sekitar 2.000 peserta ini menjadi ajang penutup rangkaian kegiatan Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng pada bulan sebelumnya.
MAGELANG, KOMPAS — Semua UMKM yang tergabung dalam kelompok Pawone Borobudur Marathon nantinya dibantu memasarkan produknya secara daring. Selain melalui lokapasar atau marketplace, pemasaran produk nantinya juga akan dilakukan melalui aplikasi ataupun situs web Borobudur Marathon.
Selain menampilkan semua produk yang dihasilkan dari setiap UMKM, Vice GM Event Kompas Budhi Sarwiadi mengatakan, secara khusus, dalam web ataupun aplikasi, nantinya juga dicantumkan peta lokasi dari masing-masing UMKM.
”Dengan langsung dilengkapi peta, siapa pun kadang ingin kembali membeli nantinya bisa langsung mencari dan mendatangi lokasi UMKM yang dimaksudkan,” ujarnya, saat ditemui di sela-sela acara Borobudur Fun Run di Candi Pawon, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (11/12/2022).
Saat ini, sudah terbentuk 2 kelompok Pawone Borobudur Marathon. Kelompok pertama Borobudur Marathon yang terbentuk pada tahun 2019, terdiri atas 25 UMKM, di mana semuanya adalah UMKM kuliner.
Tahun 2022, dibentuk kelompok Pawone Borobudur Marathon kedua, yang terdiri atas 22 UMKM, di mana 13 UMKM di antaranya UMKM kuliner dan 9 UMKM lainnya adalah UMKM kriya.
Untuk tiap kelompok ini, Budhi mengatakan, pihaknya selalu melakukan pendampingan selama satu tahun, dengan memberikan berbagai dukungan bantuan, mulai dari pelatihan untuk peningkatan kualitas hingga dukungan finansial.
”Pada intinya, kami berusaha agar setiap UMKM Pawone Borobudur Marathon bisa naik kelas,” ujarnya.
Camat Borobudur Subianto mengatakan, pihaknya pun sangat mengapresiasi positif semua kegiatan pelatihan, dan pendampingan yang selama ini sudah dilakukan penyelenggara Borobudur Marathon terhadap banyak pelaku UMKM di Kecamatan Borobudur.
”Tidak hanya berhenti pada acara Borobudur Marathon, pelatihan dan pendampingan ini semoga bisa terus dikembangkan, dilakukan sebagai program pemberdayaan berkelanjutan,” ujarnya.
Elisa Anggraeni dari pelaku UMKM dengan nama D’liz Food mengatakan, pihaknya sangat senang jika pihak Borobudur Marathon bisa membantu pemasaran produk secara daring.
Tidak hanya berhenti pada acara Borobudur Marathon, pelatihan dan pendampingan ini semoga bisa terus dikembangkan, dilakukan sebagai program pemberdayaan berkelanjutan. (Subianto)
Selama ini, dia sebenarnya sudah memajang produknya di lokapasar Shopee. Namun, cara pemasaran ini akhirnya tidak berdampak apa-apa karena upaya pemasaran ini tidak dikelola dengan serius.
”Saya tidak memiliki cukup tenaga untuk mengurus pemasaran lewat lokapasar. Sementara ini, saya dan karyawan masih repot mengurus aktivitas produksi saja,” ujarnya.
D’Liz Food adalah produsen rempah herbal, minuman tradisional, dan roti goreng. Rumah produksi D’Liz Food berlokasi di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur.
Sementara itu, hal serupa juga diungkapkan Mundalifah, pelaku usaha siomay beong di Kecamatan Mungkid.
Sebagai pelaku UMKM yang baru menjalankan usaha selama dua bulan, dia pun merasa masih membutuhkan banyak dukungan dan bantuan untuk memasarkan produk.
”Selain menerima pelanggan yang datang langsung ke warung, selama ini saya baru mencoba memasarkan secara daring melalui GoFood,” ujarnya.
Selama ini, Mundalifah mengatakan, dirinya hanya menjalankan usaha berdua bersama seorang karyawan. Namun, ketika kemudian nantinya, pemasaran nantinya bisa dibantu dikembangkan lebih meluas dan permintaan bertambah, maka dia pun nantinya bisa menyesuaikan.
”Pada intinya, kami hanya melihat kondisi permintaan pasar. Jika kemudian nantinya juga muncul permintaan dari luar kota, maka kami pun juga akan berupaya mengolahnya agar siomay tersebut tetap awet, bisa dikonsumsi di kota tujuan,” ujarnya.
Selama ini, dalam keseharian, dia hanya memproduksi 20 porsi siomay per hari, yang dijual dengan harga Rp 17.000 per porsi. Satu porsi tersebut terdiri dari dua siomay beong, satu telur, satu kentang, satu kubis, dan satu tahu.
Lari bersama
Minggu (11/12/2022), ajang Borobudur Fun 2022 sengaja digelar sebagai penutup rangkaian penyelenggaraan Borobudur Marathon 2022 powered by Bank Jateng, yang digelar 12-13 November lalu. Menjadi ajang lari santai tanpa perebutan gelar juara, ajang lari ini diikuti oleh 1.600 pelari dari sekolah-sekolah dan desa-desa di kawasan Borobudur.
Budhi mengatakan, Borobudur Fun Run adalah bentuk apresiasi, ucapan terima kasih untuk partisipasi dan kerja sama dari warga di kawasan Borobudur, yang telah memberikan penyambutan dan memberikan layanan kepada para pelari Borobudur Marathon.
Sebagai bentuk ungkapan terima kasih tersebut, Budhi mengatakan, semua kuliner dari 13 UMKM dari Kelompok Pawone Borobudur memberikan makanan gratis yang bisa dicicipi oleh siapa saja. Acara ini juga dimeriahkan oleh beragam hadiah-hadiah doorprize.
Budhi mengatakan, pihaknya memberikan bantuan peralatan olahraga pada 32 sekolah yang terlibat dalam cheering untuk pelari Boroburur Marathon. Dalam acara ini, juga dilakukan pembagian hadiah untuk juara-juara cheering dari kelompok sekolah dan dari kalangan masyarakat desa.
Fahmi, guru dari SMA Muhammadiyah Borobudur, mengatakan, dia mengajak 40 siswanya untuk lari bersama dalam ajang Borobudur Fun Run. Siswa-siswa yang terlibat lari tersebut adalah gabungan siswa kelas 10, 11, 12, yang semuanya dahulu juga terlibat sebagai tim cheering.
Dia mengatakan, para siswanya sangat antusias mengikuti ajang lari ini.
“Lari kali ini sekaligus menjadi semacam refreshing setelah mereka tegang belajar untuk UAS (ujian akhir semester),” ujarnya.