Produk Ubin Keramik Indonesia Semakin Membaik dan Mampu Bersaing
Produk ubin keramik dalam negeri semakin membaik dan kian mampu bersaing. Penggunaan produk ubin keramik dalam negeri juga meningkat seiring komitmen pemerintah mengoptimalkan produk dalam negeri.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Badan Standardisasi Nasional didukung Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menjadi tuan rumah sidang paripurna dan pertemuan kelompok kerja ke-30 ISO/TC 189 Ceramic Tile, yang digelar di Nusa Dua, Badung, Bali. Suasana setelah sidang paripurna ISO/TC 189 Ceramic Tile, Sabtu (10/12/2022).
BADUNG, KOMPAS — Pemenuhan standar produk ubin keramik Indonesia semakin meningkat. Produk ubin keramik Indonesia semakin banyak memenuhi standar mutu produk, baik Standar Nasional Indonesia atau SNI maupun International Standardization Organization atau ISO. Penggunaan ubin keramik dalam negeri juga didorong seiring komitmen pemerintah menyukseskan Gerakan Bangga Buatan Indonesia atau Gernas BBI dalam pengadaan barang atau jasa pemerintah.
”Secara umum, perusahaan aneka keramik Indonesia mampu memenuhi standar,” kata Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Kementerian Perindustrian Wiwik Pudjiastuti di Badung, Bali, Sabtu (10/12/2022). Apalagi, lanjut Wiwik yang juga Ketua Komite Teknis Industri Keramik, SNI mengacu pada ISO sehingga produk ubin keramik dari Indonesia juga memenuhi standar internasional. Dengan demikian, diharapkan konsumen tidak meragukan kualitas ubin keramik dalam negeri.
Wiwik hadir di Badung terkait pelaksanaan pertemuan paripurna Sidang ke-30 ISO/Technical Council 189-Ceramik Tile, yang digelar di Nusa Dua, Badung, Sabtu.
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan paripurna (plenary meeting) Sidang ke-30 ISO/TC 189-Ceramic Tile yang dilaksanakan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dengan didukung Asaki. Sidang diselenggarakan pada 8-10 Desember 2022, diikuti delegasi peserta dari 18 negara, termasuk Indonesia. Sidang juga berangkaian dengan Ceramics Industry Club of ASEAN (CICA) dan World Ceramic Tile Forum 2022, yang dilangsungkan mulai 10 Desember sampai 13 Desember 2022.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Badan Standardisasi Nasional didukung didukung Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menjadi tuan rumah sidang paripurna dan pertemuan kelompok kerja ke-30 ISO/TC 189 Ceramic Tile, yang digelar di Nusa Dua, Badung, Bali.
Direktur Pengembangan Standar Infrastruktur, Penilaian, Kesesuaian, Personal, dan Ekonomi Kreatif BSN Iryana Margahayu mengatakan, sidang ISO/TC 189-Ceramic Tile merupakan pertemuan rutin untuk membahas dan merumuskan standar internasional keramik ubin. Menurut Iryana, Indonesia berkepentingan dalam forum ISO agar upaya-upaya Indonesia dalam menilai dan merumuskan standar nasional juga dapat mewarnai perumusan standar internasional dan sekaligus dapat mengetahui perkembangan terkini standar internasional.
”Kami optimistis industri aneka keramik di Indonesia akan maju karena kami dari komponen pemerintah bersama komponen pengusaha dan kalangan ahli saling bersinergi dan mendukung,” kata Iryana.
Produk dalam negeri
Ketua Bidang Pengembangan Industri Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Suhartono menyatakan, kebutuhan ubin keramik di dalam negeri cukup besar karena pangsa pasar domestik juga besar. Kualitas ubin keramik Indonesia sebenarnya tidak kalah bersaing dengan produk dari luar negeri. ”Produk keramik Indonesia juga berkualitas dan diterima pasar luar negeri. Namun, produk keramik Indonesia terkadang masih dikalahkan karena masalah citra,” ujar Suhartono.
ISTIMEWA/BSN
Badan Standardisasi Nasional menjadi tuan rumah sidang paripurna dan pertemuan kelompok kerja ke-30 ISO/TC 189 Ceramic Tile, yang digelar di Nusa Dua, Badung, Bali. Dokumentasi BSN menampilkan suasana berfoto bersama peserta, yang berasal dari 18 negara, termasuk Indonesa. BSN didukung Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengadakan pertemuan ISO/TC 189 Ceramil Tile di Bali.
Lebih lanjut Suhartono mengatakan, industri keramik di Indonesia sedang berupaya meningkatkan penggunaan bahan baku dalam negeri sehingga produk keramik Indonesia semakin tinggi menggunakan komponen dalam negeri. Selain meningkatkan industri dalam negeri lainnya, hal itu juga serangkaian dengan upaya mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Suhartono menyebutkan, Indonesia memiliki sumber bahan baku yang menjadi material keramik, di antaranya, tanah liat dan felspar. ”Pemenuhan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) untuk keramik sudah mencapai 70 persen,” kata Suhartono.
Menurut Wiwik, pemenuhan TKDN produk ubin keramik dalam negeri secara rata-rata sudah baik. Pemerintah terus memaksimalkan kebijakan yang mendukung industri dalam negeri meningkatkan produksi dan kualitasnya. ”Penggunaan produk dalam negeri juga ditingkatkan. Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), misalnya, mewajibkan penggunaan minimal 40 persen produk dalam negeri dalam proyek pemerintah dan produk sudah berstandar SNI,” ujar Wiwik.
Pemerintah sudah berkomitmen menyukseskan Gernas BBI melalui penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk UMKM.
Ketua Bidang Pembinaan Perusahaan dan Pengusaha Kecil Asaki H Mulyadi Toha mengungkapkan ubin keramik produk Indonesia masih lebih banyak diserap pasar dalam negeri. Adapun untuk ekspor, menurut Toha, baru sekitar 15 persen sampai 20 persen. Saat ini, industri keramik di Indonesia sudah mulai bangkit setelah produksi menurun akibat dampak pandemi Covid-19.