BNPT Klaim Telah Berupaya Maksimal Cegah Terorisme
Terkait dengan kasus bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, BNPT mengaku telah berusaha semaksimal mungkin mencegah aksi terorisme.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mengklaim telah berupaya semaksimal mungkin mencegah tindak terorisme. Mereka juga secara masif melakukan program deradikalisasi agar tidak ada ruang dan tempat bagi ideologi intoleran dan terorisme berkembang di masyarakat.
Hal itu dikatakan Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayor Jenderal TNI Dedi Sambowo di sela-sela panen jagung di Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) di Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (8/12/2022).
Dedi menjawab pertanyaan awak media seputar aksi terorisme yang menyasar Polsek Astanaanyar di Bandung, Jawa Barat, sehari sebelumnya. Pelaku pengeboman merupakan bekas narapidana untuk kasus serupa.
Menurut Dedi, aksi terorisme di Astanaanyar masih dalam proses penyelidikan dan pengusutan oleh pihak berwajib. Namun, kegiatan pencegahan terorisme terus dilakukan oleh BNPT. Tidak hanya di lingkungan masyarakat, tetapi juga organisasi-organisasi, akademisi, perguruan tiggi, dan lainnya dengan pendekatan soft approach.
Ada sejumlah kegiatan deradikalisasi, salah satunya dilakukan lewat KTN. Sejauh ini ada lima KTN dan dalam waktu dekat kembali akan didirikan KTN di Banten, Lampung, dan Aceh.
Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Warung NKRI) juga dikembangkan. Adapun bentuk teknis pelaksanaan kegiatan beragam, mulai dari dialog kebangsaan, musik, kegiatan di dunia maya, forum santri, teknologi, dan lainnya.
Disinggung apakah program-program deradikalisasi yang ada selama ini juga terus dievaluasi, Dedi menjawab, evaluasi program dilaksanakan secara terus-menerus. Ke depan, diharapkan semakin banyak pihak lain yang bisa ikut membantu menutup kemungkinan munculnya ideologi kekerasan dan intoleran.
Terkait dengan pengawasan terhadap bekas narapidana terorisme, menurut dia, hal itu menjadi tanggung jawab bersama pihak lain, baik itu dari Polri maupun TNI, termasuk pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan.
Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto mengatakan, jika aksi terorisme tidak dihentikan, termasuk oleh BNPT, NKRI dan kebinekaan di Indonesia akan terancam. Ini menjadi tugas bersama, terutama anak muda untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya ideologi terorisme.
”Karena, kelompok yang banyak terpengaruh umumnya usia produktif. Namun, insya Allah setelah bergabung dengan BNPT, jiwa nasionalnya tumbuh, NKRI-nya terpatri, akhirnya tetap cinta dengan Indonesia. Wujudnya teman-teman mau berkreasi di bidang pertanian dan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, masih di wilayah Turen, Kamis sore, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi industri pertahanan PT Pindad. Prabowo datang ke tempat itu setelah mengunjungi warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Selama di Pindad, Prabowo mengecek produksi senjata, baik itu terkait kualitas, jumlah, hingga kemungkinan pengembangannya. Tanpa merinci secara detail, menurut dia, banyak hal di Pindad yang akan dikembangkan, seperti amunisi dan senjata.
”Semua yang kita butuh harus dibuat di dalam negeri,” pungkasnya.
Selama di Turen, Prabowo juga menyapa ratusan warga dan memberikan bantuan 200 paket kebutuhan pokok kepada anggota dan keluarga Koramil 0818/14 Turen serta masyarakat setempat. Dia berpesan agar warga senantiasa menjaga kerukunan, keamanan, serta menjaga hubungan baik dengan TNI, Polri, termasuk pemerintah daerah. Ia juga menyerahkan 10 sepeda motor trail untuk operasional Koramil.