Pelaku Bom Bunuh Diri di Astanaanyar Pernah Terlibat Kasus Terorisme
Pelaku bom bunuh diri di Astanaanyar pernah terlibat kasus serupa di Cicendo, Kota Bandung pada tahun 2017 lalu. Meski sudah empat tahun dipenjara, ia masih nekat terlibat kasus serupa.
Oleh
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG, MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS-Pelaku bom bunuh diri di Markas Kepolisian Resor Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, diidentifikasi sebagai Agus Sujarno, terpidana terorisme yang bebas pada Oktober 2021. Sebelum tewas, proses deradikalisasi terhadap Agus yang pernah menghuni Lembaga Permasyarakatan Nusakambangan itu terbilang alot.
“Dari pemeriksaan sidik jari dan face recognition, identitas pelaku adalah Agus Sujarno atau Agus Muslim. Dia ditangkap karena terlibat peristiwa bom di Cicendo, Bandung. Sempat dihukum 4 tahun sejak September 2017 dan bebas Oktober 2021,” kata Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat datang ke lokasi ledakan bom bunuh diri di Astanaanyar, Rabu (7/12/2022) siang.
Peristiwa peledakan bom di Taman Pendawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, terjadi pada Senin (27/2/2017). Pelakunya adalah Yayat Cahdiyat alias Abu Salam alias Dani (41). Dia terpidana terorisme yang bebas pada 2015. Saat itu, ia menuntut pembebasan kawan-kawannya yang masih ditahan.
Listyo mengatakan, diduga Agus masih terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung atau Jabar. Listyo menyebut masih mendalami kegiatan yang dilakukan Agus dalam beberapa waktu terakhir.
Pendalaman kasus itu juga terkait dengan penemuan selebaran berisi penolakan Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana dan menyebutkan masalah zina di dalamnya. “Ini semua kita dalami. Seluruh personel diturunkan untuk menuntaskan segera kasus ini,” kata dia.
Sementara itu, terkait status Agus yang pernah terlibat kasus terorisme, Listyo mengatakan, pelaku sebelumnya ditahan di Lembaga Permasyarakatan Nusakambangan. Artinya, Agus masuk kelompok yang masih ”merah”.
“Untuk proses deradikalisasinya membutuhkan tehnik dan taktik berbeda. Dia masih susah diajak bicara dan cenderung menghindar meskipun sudah beraktivitas seperti biasa,” kata Listyo.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Jabar Inspektur Jenderal Suntana mengatakan, selain pelaku yang tewas, 11 orang lainnya menjadi korban. Seorang polisi, Ajun Inspektur Polisi Satu Sofyan, bahkan meninggal dunia dan 10 orang lainnya terluka. Salah satu yang terluka adalah warga sipil bernama Nurhasanah yang kebetulan melintas di sekitar lokasi kejadian.