Meski Tidak Takut, Warga Tetap Harus Waspada Teror Bom Astanaanyar
Meski tidak takut teror, warga harus tetap waspada. Tidak menyebar gambar kengerian akibat kejadian ini menjadi salah satu cara menekan niat jahat pelakunya.
Oleh
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG, MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
Hingga pukul 12.00, ruas Jalan Astana Anyar, terutama dalam radius sekitar 100 meter dari Polsek Astana Anyar masih ditutup petugas. Ledakan tidak membuat warga khawatir. Mereka semakin banyak terlihat di sekitar lokasi kejadian. Polisi dan pemerintah daerah meminta mereka tidak berkerumun di sekitar lokasi kejadian untuk mencegah hal tidak diinginkan.
Setelah ledakan pertama sekitar pukul 08.20, kepolisian memasang perimeter untuk membatasi mobilitas warga. Sejumlah kendaraan berat, termasuk mobil penjinak bom masuk ke lokasi tempat kejadian. Beberapa petugas dengan senjata laras panjang juga mengawasi perimeter dan meminta orang-orang yang tidak berkepentingan tidak mendekati lokasi kejadian.
Sekitar pukul 10.45, ledakan kedua terjadi di sekitar Polsek Astanaanyar. Ledakan bersumber dari bom lain milik pelaku yang sengaja diledakan polisi.
Sumpena (68), salah satu warga yang berada di sekitar lokasi, langsung menjauhi perimeter karena khawatir ada ledakan ketiga. Bau mesiu kembali tercium di udara.
Namun, ia mengatakan, suara ledakan kedua lebih kecil dibandingkan ledakan pertama. Sumpena berujar, ledakan pertama bahkan membuat telinganya berdengung meskipun berjarak 100 meter lebih dari Polsek Astanaanyar.
"Waktu itu saya sedang membeli obat di apotek sekitar perempatan Astanaanyar. Kondisi jalan sudah mulai ramai. Tiba-tiba ada ledakan keras, jauh lebih nyaring daripada ban pecah," ujarnya.
Rahmat (47), mekanik salah satu bengkel di sekitar lokasi kejadian, mendengar ledakan sangat keras yang bersumber dari kantor Polsek Astana Anyar. Meskipun jarak antara bengkel dengan kantor lebih dari 60 meter, ledakan yang dihasilkan mampu membuatnya terkejut dan mengalihkan kegiatannya untuk beberapa saat.
Menurut Rahmat, kondisi jalan di sekitar lokasi terbilang lancar dan belum menunjukkan kemacetan. Namun saat kejadian, sejumlah warga menuju lokasi, sementara dia memilih untuk menyaksikan dari depan bengkel tempat dia bekerja karena merasakan ledakan ini dianggap membahayakan.
"Ledakannya lebih keras dari ban pecah. Waktu itu saya sedang siap-siap di bengkel. Setelah ledakan, ada asap putih. Lalu petugas ramai, dan kami lebih baik tutup dulu. Saya tidak mau ke sana karena ledakannya keras sekali," ujarnya.
Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Suntana meminta warga bersabar menunggu proses penyelidikikan polisi. Saat ini, identitas pelaku sudah diketahui dan tengah dicocokan dengan informasi lain di lapangan.
“Masyarakat diminta bersabar. Kami masih mendalami jaringan pelaku kejadian ini, termasuk jenis bom dan motifnya,”kata dia.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau kerap disapa Emil meminta warga tidak menyebarkan potongan video tentang ceceran tubuh korban. Kengerian visual itu, kata Emil, adalah tujuan utama yang diinginkan pelaku teror untuk membuat takut masyarakat.
“Kami harap masyarakat tetap tenang. Situasi sudah terkendali. Hanya saja kewaspadaan harus terus dijaga,”kata Emil.