Status Gunung Semeru Masih "Awas", Warga Diminta Menjauh Hingga 19 Kilometer
Aktivitas Gunung Semeru masih dalam fase krisis dengan status Level IV atau Awas. Masyarakat diminta tidak beraktivitas dengan radius 8 kilometer hingga 19 kilometer arah tenggara dari pusat erupsi
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Aktivitas Gunung Semeru masih berstatus Level 4 atau Awas pasca erupsi pada Minggu (4/12/2022). Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 8 kilometer dan 19 kilometer ke arah tenggara dari pusat erupsi.
Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi pada Senin (5/12/2022), dalam periode 06.00-12.00 terdapat 18 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 16-23 milimeter (mm). Durasi getaran dari gempa yang dihasilkan ini antara 85-115 detik. Dalam periode ini juga terjadi 1 kali gempa guguran dengan amplitudo 8 mm yang berdurasi 50 detik.
Koordinator Gunung Api PVMBG Oktory Prambada menjelaskan, awan panas guguran masih terjadi dan diiringi letusan-letusan kecil yang menjadi karakteristik Gunung Semeru. Namun, aktivitas kali ini masih dalam fase krisis sehingga status Gunung Semeru meningkat dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).
"Setiap hari ada catatan letusan kecil dengan intensitas 30-40 kali dan awan panas guguran. Saat ini erupsi masih tinggi dan masih ada guguran sampai 1.000 meter, artinya gunung ini masih dalam kondisi tidak baik-baik saja. Jadi, kondisinya masih dalam Level Awas," ujarnya di Bandung, Senin (5/12).
Karena masih berstatus Awas, Oktory mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas di sekitar Gunung Semeru dalam jarak tertentu. Dari pusat erupsi, masyarakat diminta menjauhi radius 8 kilometer dan 19 kilometer ke arah tenggara.
Kawasan yang mengarah ke Besuk Kobokan itu merupakan potensi wilayah yang terlanda perluasan awan panas. Dalam jarak ini, warga juga diminta menjauhi sungai dengan radius hingga 500 meter. Peringatan ini, lanjut Oktory, perlu ditaati untuk mengurangi potensi jatuhnya korban saat terjadi aktivitas gunung api tersebut.
“Semua harus memaklumi, Semeru kali ini melaksanakan tugasnya untuk menyeimbangkan kondisi alam di sana. Guguran erupsi kecil ini tidak akan berlangsung selamanya. Berikan waktu untuk Gunung Semeru dengan tidak melaksanakan aktivitas di peta rawan bencana yang kami rekomendasikan,” paparnya.
Sebelumnya, Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, wilayah yang terdampak aktivitas Gunung Semeru ini meliputi Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Candipuro Kecamatan Pasirian.
Guguran erupsi kecil ini tidak akan berlangsung selamanya
Sementara itu, terdapat 11 titik pengungsian yang menampung 1.979 jiwa yang terdampak erupsi pada Minggu (4/12). Namun, sejumlah pengungsi mulai kembali ke kediaman masing-masing pada Senin keesokan harinya.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebut, belum ada laporan korban jiwa akibat aktivitas vulkanik ini. Dia juga meminta masyarakat untuk tidak terpancing berita-berita terkait erupsi Gunung Semeru yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Masyarakat diharapkan mengikuti arahan dari instansi yang berwenang. Semua selalu mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjangan aliran yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” ujarnya dalam keterangan tertulis.