Anjungan Listrik Mandiri di Pelabuhan Tekan Biaya Kapal hingga 70 Persen
Anjungan listrik mandiri atau alma hadir pertama di NTT, tepatnya di Pelabuhan Wuring, Sikka. Fasilitas ini menghemat biaya bagi setiap kapal yang bersandar.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
DOKUMEN HUMAS PLN
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Fintje Lumembang (kiri) bersama Bupati Sikka Robby Idong (kanan) menekan tombol sirene peresmian anjungan listrik mandiri (alma) di Pelabuhan Wuring, Kabupaten Sikka, NTT, Senin (28/11/2022).
KUPANG, KOMPAS — Anjungan listrik mandiri atau disebut alma hadir pertama di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Pelabuhan Wuring, Kabupaten Sikka. Kehadiran fasilitas dari PLN ini membantu meringankan beban biaya kapal dalam kegiatan bongkar muat di pelabuhan hingga 70 persen.
General Manager Unit Induk Wilayah PLN Nusa Tenggara Timur (NTT) Fintje Lumembang, di Kupang, Rabu (30/11/2022), mengatakan, alma dengan daya 23.000 VA ini merupakan inovasi PLN di bidang electrifying marine atau pelistrikan sektor kelautan. Fasilitas PLN ini untuk menunjang sektor perikanan dan kelautan di Sikka.
”Ini merupakan wujud dari transformasi PLN guna memberi pelayanan listrik yang lebih mudah, terjangkau, dan andal. Tidak hanya itu, sebelumnya juga PLN telah gencar menyosialisasikan electrifying agriculture untuk mendukung pertanian bagi petani buah naga di Timor Tengah Utara. Mereka sangat terbantu oleh adanya listrik dari PLN untuk mempercepat pertumbuhan,” kata Fintje.
Ia mengatakan, PLN terus menggencarkan program electrying marine di provinsi kepulauan itu dengan mengganti sumber energi kapal yang selama ini bergantung pada generator diesel dengan energi listrik dari PLN. Alma juga memudahkan masyarakat mendapatkan layanan listrik di pelabuhan.
Dua hal yang ingin dicapai PLN dengan kehadiran alma di Pelabuhan Wuring adalah dukungan PLN terhadap transisi energi bersih dengan mengurangi emisi karbon dari penggunaan diesel. Selain itu, mendukung efisiensi biaya operasional kapal-kapal yang bersandar, baik kapal ikan, kapal pariwisata, maupun kapal bongkar muat.
Bupati Sikka Robby Idong mengatakan, instruksi presiden mengenai pengembangan sumber daya lokal, seperti ikan dan rumput laut, membutuhkan energi. Dengan kehadiran alma, ia menilai PLN berkontribusi memberi peluang usaha yang lebih baik bagi masyarakat Sikka ke depan.
Idong mengatakan, kehadiran alma di Pelabuhan Wuring dapat menekan biaya operasional kapal hingga 70 persen. Inovasi PLN seperti ini pun sangat diapresiasi Pemerintah Kabupaten Sikka karena akan menopang pertumbuhan ekonomi di daerah itu.
Kepala Basarnas Sikka Lalu Wahyu Efendi mengatakan, dengan kehadiran alma, kapal Basarnas bisa menghemat biaya operasional. Sebelumnya, kapal itu menggunakan bahan bakar dexlite untuk generator mereka.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA
Aktivitas warga Desa Lidi, Pulau Palue, Kabupaten Sikka, NTT, dengan perahu motor, November 2019.
Setiap bulan, kebutuhan bahan bakar itu bisa menghabiskan 3.000 liter atau setara lebih dari Rp 50 juta. Akan tetapi, ketika kapal itu menggunakan alma, kisaran biaya yang dikeluarkan hanya Rp 14,8 juta. Ini menghemat biaya negara di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit.
Tidak hanya itu, PLN juga terlibat menghijaukan sejumlah daerah di NTT yang masuk kategori gersang dan tandus. Selain tanaman kelor yang sudah digalakkan sejak 2020, tahun ini PLN juga terlibat menghijaukan kawasan yang mudah longsor di Kota Kupang, seperti Jalur 40, dengan tanaman flamboyan.
Sebanyak 400 anakan flamboyanditanam di sepanjang jalan di Jalur 40. PLN juga bertanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan tanaman itu dengan menyiram dan merawat sampai tumbuh dewasa. Keunikan pohon ini ialah mengeluarkan bunga merah jingga setiap bulan November-Desember.