Rumah Contoh Rp 50 Juta bagi Korban Gempa Cianjur Segera Dibangun
Warga penyintas gempa dengan rumah rusak berat dapat membangun rumah baru di tempat tinggalnya dengan bantuan dana langsung Rp 50 juta.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
CIANJUR, KOMPAS — Badan Nasional Penanggulangan Bencana segera membangun rumah contoh tahan gempa bagi penyintas gempa Cianjur, Jawa Barat. Warga dengan rumah rusak berat dapat membangun rumah baru di tempat tinggalnya dengan bantuan langsung tunai Rp 50 juta.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera membangun rumah contoh di beberapa lokasi yang terdampak gempa bermagnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022). Rumah contoh itu adalah rumah tahan gempa tipe 36 yang dibuat dengan sistem rakit (knock down) sehingga mudah dipasang.
”Kami akan buat rumah contoh senilai Rp 50 juta. Kalau punya keluarga lebih banyak, mau dibangun rumah besar enggak apa-apa. Kalau mau dibangun rumah contoh, silakan,” kata Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto di Kantor Bupati Cianjur, Rabu (30/11/2022).
Rumah contoh itu salah satunya akan didirikan di Kecamatan Warungkondang, yang hari ini ditinjau langsung penyediaan lokasinya oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan, rumah contoh tahan gempa akan hadir di setiap kecamatan. Rumah itu direkomendasikan menjadi acuan bagi pembangunan kembali rumah warga yang sebelumnya hancur.
Rekonstruksi rumah-rumah yang hancur pascabencana juga sudah diterapkan di berbagai tempat. Contohnya, rekonstruksi rumah pascagempa dan tsunami di Aceh dan Nias tahun 2004, gempa bumi di Yogyakarta pada 2006, bencana erupsi Gunung Sinabung pada 2015, serta gempa Lombok dan Palu 2018.
Rekonstruksi rumah tahan gempa nantinya bisa dibangun dengan bantuan Rp 50 juta dari pemerintah. Dana itu akan disalurkan pemerintah pusat bagi warga dengan rumah rusak berat. Saat ini, pemerintah mulai memproses penyaluran bantuan tahap pertama bagi belasan ribu pemilik rumah yang sudah terverifikasi.
Warga yang rumahnya rusak berat juga diberi pilihan relokasi ke beberapa tempat yang telah diusulkan Pemerintah Kabupaten Cianjur. Dalam relokasi ini, pemerintah akan mendirikan rumah sesuai standar yang disiapkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
”Kalau relokasi 100 persen dari PUPR. Rumahnya beda sama rumah Rp 50 juta. Yang enggak direlokasi mungkin lebih nyaman tetap di kampung. Kalau direlokasi dibangun rumah dengan standar PUPR,” katanya.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, warga yang rumahnya rusak berat atau hancur sementara ini dan ingin tetap di sekitar rumah agar sementara tinggal di tenda keluarga. ”Yang rumah hancur kami arahkan bikin tenda per keluarga dan juga pelaksanaan pembangunan, dari pemerintah sudah mengarahkan agar mereka merapikan puing-puing (bangunan),” katanya
Berdasarkan data sementara Pemkab Cianjur, ada sekitar 22.000 rumah hancur. Pengadaan tenda keluarga terus diupayakan dengan meminta donasi dari berbagai sukarelawan. Hal ini, kata Herman, disebabkan pemerintah kabupaten tidak memiliki anggaran yang cukup.
Hadiah
Untuk mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi, Herman menjanjikan hadiah bagi warga yang mau membersihkan rumahnya yang hancur. ”Warga yang mau membereskan rumahnya yang hancur akan didahulukan pemulihannya. Kami dari pemkab juga akan beri penghargaan alat-alat perlengkapan rumah ke mereka,” ujarnya.
Adapun untuk relokasi, Pemkab Cianjur mengajukan tiga lokasi, yakni di Kecamatan Cilaku, Kecamatan Mande, dan Kecamatan Pacet. Daerah di Cilaku, tepatnya di Desa Sirnagalih seluas 2,5 hektar, Mande 4 ha, dan Pacet 10 ha.
Ketiga lahan ini masih menunggu penilaian dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG harus terlebih dulu mengukur kepadatan tanah di lahan yang disiapkan Pemkab Cianjur. Pengukuran ini untuk memastikan lahan yang akan dibangun rumah baru tidak lebih rawan gempa.