Anak Bungsu di Magelang Meracuni Orangtua dan Kakaknya hingga Tewas
Tiga orang dalam satu keluarga di Magelang tewas setelah diracun. Pelakunya diduga anak bungsu dari keluarga itu.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Tiga orang dalam satu keluarga tewas diracun di rumahnya di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (28/11/2022) pagi. Pelakunya diduga anak bungsu dari keluarga itu.
Korban tewas adalah pasangan suami istri Abbas Ashar (58) dan Heri Riyani (54). Selain itu, ada anak sulung mereka, Dea Chairunnisa (24). Pelakunya diduga anak bungsu keluarga itu, berinisial DD (22).
Pelaksana Tugas Kepala Kepolisian Resor Kota Magelang Ajun Komisaris Besar Sajarod Zakun, Senin, mengatakan, terduga pelaku sudah mengakui perbuatannya. Dia memasukkan racun yang dibeli secara daring ke dalam teh hangat yang biasa diminum semua anggota keluarga setiap pagi. Sejauh ini, jenis racun dan motif pelaku masih didalami polisi.
Kejadian ini bukan pertama kalinya dialami para korban. Tiga hari sebelumnya, mereka keracunan seusai minum dawet. Namun, mereka sembuh setelah berobat. Belum jelas apakah kejadian itu juga dilakukan oleh DD.
Agus Kustiardi (58), kakak dari Heri, mengatakan, dirinya masih bertemu korban pada Senin sekitar pukul 07.00. ”Ketika itu, suami adik saya (Abbas Ashar) bahkan meminta tolong memperpanjang STNK sepeda motornya,” ujarnya. Abbas baru pensiun sebagai Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Grobogan.
Akan tetapi, beberapa saat kemudian, Agus mendapat kabar Abbas bersama anak dan istrinya pingsan di rumah. Waktu didatangi, Heri tergolek di tempat tidur depan televisi. Sedangkan Abbas dan Dhea tidak sadar di dua kamar berbeda.
Saat itu, DD ada di rumah. Dia bersama pembantu rumah tangga, Surtinah (45), yang baru datang sekitar pukul 07.30.
Masih berharap baik-baik saja, Agus mengoleskan minyak kayu putih ke masing-masing korban. Namun, setelah ditunggu, semuanya tidak merespons.
Agus lantas berinisiatif membawa semua korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Merah Putih, Magelang. Namun, sebelum dibawa ke rumah sakit, petugas ambulans menyebut Heri sudah meninggal dunia.
Ny Bambang (50), tetangga korban, mengatakan, kejadian ini di luar dugaan. Alasannya, keluarga itu terlihat harmonis.
”Pak Abbas dan ibu (Heri Riyani) terlihat sangat sayang kepada anak-anaknya. Beliau berdua sering kali membeli barang ataupun makanan. Mereka menyebutnya sebagai sesuatu yang digemari dua anaknya,” ujarnya.