Serdang Bedagai Sudah Tujuh Hari Banjir, Hujan Lebat Tiga Hari ke Depan di Sumut
Tujuh hari banjir di Serdang Bedagai tak kunjung surut dengan 32.645 jiwa terdampak. Hujan lebat diperkirakan masih terjadi di Sumut tiga hari ke depan. Pemda diminta tingkatkan kesiapsiagaan bencana banjir dan longsor.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sudah tujuh hari banjir di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, tidak kunjung surut. Sedikitnya 32.645 orang terdampak. Hujan lebat pun diperkirakan masih terjadi di sejumlah daerah di Sumut dalam tiga hari ke depan. Pemerintah daerah diminta meningkatkan kesiapsiagaan pada bencana banjir dan longsor.
”Tanggul Sungai Rampah jebol, membuat aliran air dari sungai meluap ke permukiman warga. Air pun belum surut karena debit sungai masih tinggi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serdang Bedagai Frits Damanik, Senin (21/11/2022).
Frits mengatakan, ada tiga kecamatan yang terdampak banjir, yakni Sei Rampah, Tanjung Beringin, dan Sei Bamban. Dua kecamatan pertama dampaknya parah karena berada di dekat sungai yang meluap. Ketinggian air 20-70 sentimeter.
Menurut Frits, korban banjir yang mereka data semakin banyak dibandingkan hari pertama dan kedua yang masih 4.613 keluarga yang terdiri atas 17.554 jiwa. Saat ini, korban bertambah menjadi 8.650 keluarga yang terdiri atas 32.645 jiwa. ”Kami pun terus berpatroli ke lokasi banjir dengan menurunkan perahu karet untuk evakuasi warga,” kata Frits.
Frits mengatakan, pemerintah daerah telah mendirikan tenda pengungsian untuk warga yang rumahnya terendam cukup tinggi. Petugas juga mendirikan dapur umum. Catatan Kompas, Serdang Bedagai setiap tahun rutin dilanda banjir. Tahun lalu, banjir bahkan merendam permukiman di Sei Rampah hingga lebih dari satu bulan. Sedimentasi sungai dan tanggul yang jebol selalu menjadi penyebab banjir.
Banjir di Medan surut
Di Medan, banjir yang sempat merendam permukiman warga pada Sabtu dan Minggu sudah mulai surut. Sejumlah ruas jalan yang terendam, seperti Jalan Dr Mansyur, Jalan Kolonel Yos Sudarso, dan Jalan Gatot Subroto, pun sudah normal kembali. ”Banjir di Sumut sudah surut. Namun, kami meminta agar warga tetap waspada,” kata Kepala BPBD Medan M Husni.
Medan berpotensi dilanda hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada Senin malam, Selasa malam, dan Rabu malam.
BPBD Medan mencatat,banjir setinggi 30-100 sentimeter melanda 19 kelurahan di 11 kecamatan di Kota Medan Sabtu hingga Minggu. Sebanyak 4.502 rumah terendam banjir. Menurut Husni, banjir terjadi karena hujan lebat dan kiriman air dari daerah pegunungan sehingga Sungai Deli dan Sungai Babura yang membentang di tengah kota meluap.
Husni mengatakan, melihat potensi hujan lebat beberapa hari ke depan, BPBD Kota Medan siap siaga melakukan tindakan tanggap darurat untuk mengevakuasi warga di daerah yang terdampak banjir cukup parah. Dalam dua hari ini sedikitnya 240 warga dievakuasi dengan perahu karet dari rumahnya.
Prakirawan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan Lestari Irene Purba mengatakan, hujan lebat berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Sumut dalam tiga hari ke depan. ”Waspadai hujan lebat disertai petir dan angin kencang di pantai timur dan pegunungan Sumut yang dapat menyebabkan banjir dan longsor,” katanya.
Lestari menjelaskan, Medan berpotensi dilanda hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada Senin malam, Selasa malam, dan Rabu malam. Demikian juga dengan daerah sekitarnya, seperti Binjai, Langkat, Deli Serdang, dan Serdang Bedagai. Pada pagi dan siang, cuaca di daerah itu diperkirakan cerah berawan hingga hujan sedang. Pemerintah daerah dan masyarakat pun diimbau agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan pada bencana.
Zarkiani Pohan (45), warga Jalan Dipanegara, Padang Bulan, Medan, mengatakan, dirinya mengangkat peralatan elektronik dan kasur ke atas meja yang tinggi untuk mengantisipasi jika terjadi banjir. Rumahnya berada di daerah yang rawan banjir yang sangat dekat dengan Sungai Babura.
Kalau air sudah mulai meluap dari sungai, kami langsung mengungsi ke emperan toko,