Kota Medan Dikepung Banjir, Sejumlah Ruas Jalan dan Permukiman Terendam
Sejumlah ruas jalan dan permukiman di Kota Medan, Sumatera Utara, terendam banjir. Banjir dengan ketinggian 30-100 sentimeter itu disebabkan oleh luapan air dari Sungai Deli dan Sungai Babura.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sejumlah ruas jalan dan permukiman di Kota Medan, Sumatera Utara, terendam banjir, Sabtu (19/11/2022). Banjir dengan ketinggian 30-100 sentimeter itu disebabkan oleh luapan air dari Sungai Deli dan Sungai Babura. Banjir berangsur surut pada Sabtu siang, tetapi hujan lebat diperkirakan masih turun pada Sabtu malam.
Berdasarkan pantauan Kompas, sejumlah permukiman yang terendam banjir antara lain di Jalan Dipanegara, Kelurahan Padang Bulan, Kelurahan Aur, kawasan Johor, Jalan Perjuangan, dan daerah lainnya. Sementara itu, ruas jalan yang terendam misalnya Jalan Dr Mansyur, Jalan Yos Sudarso daerah Pulo Brayan, dan Jalan Gatot Subroto.
Di Jalan Dipanegara, kawasan permukiman yang berbatasan langsung dengan Sungai Babura masih terendam hingga Sabtu siang. Namun, ketinggian air sudah mulai berkurang jika dibandingkan kondisi pagi tadi. Warga sempat mengungsi ke emperan toko di Jalan Letjen Jamin Ginting untuk menghindari banjir yang semakin besar.
”Baru pagi ini kami berani pulang ke rumah. Barang-barang kami sebelumnya sudah kami angkat ke atas meja yang tinggi agar tidak terendam banjir,” kata Neli Arnita (60), warga Kelurahan Padang Bulan.
Rumah milik Neli terendam banjir hingga setinggi 50 sentimeter (cm). Karena hampir tiap tahun kebanjiran, Neli dan keluarganya sudah membuat meja yang tinggi untuk menyelamatkan barang elektronik dan barang lainnya jika hujan lebat turun.
Selain di permukiman, banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan. Di Jalan Dr Mansyur, kendaraan mengantre untuk melintasi genangan air setinggi 30-40 cm di jalan sepanjang 100 meter. Beberapa sepeda motor dan angkot tampak mogok ketika mencoba menerobos banjir. Anak-anak sekolah pun berjalan kaki menerobos genangan air.
Banjir juga merendam Jalan Yos Sudarso di sekitar Jalan Layang Pulo Brayan. Sejumlah toko di sepanjang jalan itu pun tutup karena banjir. Beberapa sepeda motor dan mobil yang menerobos genangan air juga tampak mogok.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan M Husni mengatakan, banjir melanda Medan karena intensitas hujan yang lebat dan kiriman air dari daerah pegunungan, yakni Kabupaten Karo dan Deli Serdang.
”Ada 1.843 keluarga yang terdampak banjir di 17 kelurahan di sembilan kecamatan. Kami bekerja sejak Jumat (18/11/2022) malam hingga Sabtu pagi dan telah mengevakuasi warga dari daerah rawan banjir sebanyak 238 orang,” kata Husni.
Wali Kota Medan Bobby A Nasution mengatakan, beberapa sungai meluap akibat debit air yang sangat tinggi karena hujan lebat di Medan dan daerah pegunungan. ”Drainase yang fungsinya sebagai saluran pembuangan juga tidak dapat mengalirkan air ke sungai karena debit air yang tinggi,” katanya.
Bobby menambahkan, Pemerintah Kota Medan serta Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II membuat sejumlah rencana untuk mengatasi banjir yang selalu berulang di kota metropolitan itu. Ia menyebut, Pemkot Medan sedang melaksanakan normalisasi drainase. Adapun BWS Sumatera II, yang merupakan unit kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melakukan normalisasi sungai.
Ada 1.843 keluarga yang terdampak banjir di 17 kelurahan di sembilan kecamatan.
Menurut Bobby, Pemkot Medan juga mengusulkan kepada BWS Sumatera II untuk membangun kolam retensi di Medan guna menampung debit air yang tinggi ketika hujan lebat turun atau ada kiriman air dari pegunungan. Ia berharap, pembangunan kolam retensi itu bisa dilakukan tahun depan.
Sementara itu, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan memperkirakan hujan lebat terjadi pada Minggu (20/11/2022) malam di Medan dan daerah sekitarnya seperti Deli Serdang, Langkat, dan Binjai. Pemerintah daerah diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan pada potensi banjir dan longsor.