Ketua KWI: Budaya Damai untuk Menyatukan Indonesia
Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC terpilih menjadi Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) periode 2022-2025. Dia berharap, budaya damai selalu menyatukan negeri ini.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC terpilih menjadi Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) periode 2022-2025. Untuk periode sama, Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM terpilih menjadi Sekretaris Jenderal KWI.
Dalam kepemimpinannya, Antonius ingin menciptakan budaya damai dalam persaudaraan yang menyatukan bangsa Indonesia. Hal itu menjadi sangat penting untuk selalu diperjuangkan semua warga negara.
”Seperti yang ditekankan Sri Paus Fransiskus untuk selalu menjalin persahabatan dengan siapa pun dan golongan apa pun. Budaya damai dan persaudaraan inilah yang ditekankan dengan merangkul sebanyak mungkin orang,” ujarnya di sela Sidang Sinodal di Bandung, Jawa Barat, Kamis (17/11/2022).
Antonius menggantikan Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, yang telah memimpin KWI selama tiga periode. Selama ini, Antonius menjabat Sekretaris Jenderal KWI. Dia menilai, saat ini gereja semakin mampu hidup bermasyarakat tanpa memandang latar belakang apa pun.
Bermasyarakat dalam nilai-nilai kristiani, lanjut Antonius, juga sejalan dengan semangat persaudaraan. Dia berujar, semangat tersebut disalurkan dengan mencari cara-cara kreatif untuk menyatukan semua pihak dan mampu bergandengan tangan menghadapi segala tantangan kebangsaan.
”Gereja bukanlah suatu organisasi asing, tetapi bagian dari masyarakat. Kami mengimbau masyarakat untuk berbuat baik tanpa berpikiran berasal dari agama, suku, ras atau golongan apa, tetapi sebagai manusia. Semakin kristiani, semakin pancasilais,” ujarnya.
Kepercayaan Tuhan
Sementara itu, Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM mengatakan, tugasnya kali ini sebagai bentuk kepercayaan dari Tuhan untuk memimpin umat dengan menyumbangkan tenaga dan pikirannya.
Menurut Paskalis, kepercayaan yang diberikan kali ini perlu diikuti dengan tugas seorang pemimpin umat dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
”Saya merasa ini tugas yang tidak mudah dalam mewakili KWI. Mungkin ini kepercayaan yang diberikan Tuhan agar bisa berbuat lebih. Kepercayaan ini disambut dengan memberikan sumbangan tenaga dan pikiran,” ujarnya.