Gelar Pangan Murah di Cirebon untuk Antisipasi Lonjakan Harga Akhir Tahun
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota Cirebon, dan sejumlah pihak melaksanakan Gelar Pangan Murah untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan menjelang akhir tahun.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Lonjakan harga sejumlah komoditas pangan kerap terjadi menjelang Natal dan Tahun Baru. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota Cirebon, dan sejumlah pihak melaksanakan Gelar Pangan Murah di lima titik hingga akhir November 2022.
Acara di Kantor Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah (PPPD) Kota Cirebon pada Selasa (8/11/2022) itu menjual sejumlah komoditas pangan dengan harga di bawah pasaran. Harga cabai rawit, misalnya, hanya Rp 13.000 per setengah kilogram. Padahal, harga di pasar bisa mencapai Rp 20.000 per setengah kg.
Harga bawang merah Rp 15.000 per kg atau hampir dua kali lipat lebih murah dibandingkan harga di pasaran yang mencapai Rp 30.000 per kg. Harga telur per kg tercatat Rp 25.000. Di pasaran, harganya sekitar Rp 26.750 per kg. Komoditas lainnya yang dijual adalah minyak goreng, gula pasir, hingga kecap.
”Kegiatan ini untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan yang biasanya terjadi akhir tahun. Kami mengkhawatirkan adanya kenaikan harga itu,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPP) Kota Cirebon Yati Rohayati. Harga telur, misalnya, menjelang akhir tahun bisa menyentuh lebih dari Rp 30.000 per kg.
Peringatan Natal dan libur akhir tahun, lanjutnya, kerap memicu kenaikan permintaan sejumlah bahan pangan. Oleh karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan beberapa distributor untuk menjamin pasokan bahan pangan. ”Di acara ini, banyak distributor yang mau terlibat. Artinya, pasokan tidak terkendala,” katanya.
Pihaknya tidak membatasi kuota pembelian dan produk yang dijual distributor di Gelar Pangan Murah. Selain pelaku usaha binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon dan Bank BJB, acara itu juga melibatkan Perum Bulog Cabang Cirebon hingga kelompok tani. ”Pemprov Jabar menyubsidi Rp 2.000 per kg setiap komoditas,” ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian Kota Cirebon Iing Daiman menambahkan, operasi pasar seperti Gelar Pangan Murah merupakan salah satu cara pemda mencegah kenaikan harga. Apalagi, lonjakan harga dapat menaikkan inflasi yang berpengaruh pada daya beli masyarakat.
Pada Oktober lalu, Kota Cirebon mengalami deflasi atau indikasi penurunan sejumlah harga barang dan jasa 0,10 persen. Jika dibandingkan Desember 2021 hingga bulan lalu, tercatat inflasi 4,4 persen di Kota Cirebon. Adapun inflasi tahunan di kota berpenduduk 340.000 jiwa itu terdata 5,41 persen.
”Deflasi di Kota Cirebon pada Oktober menunjukkan harga bahan pangan masih terkendali,” ujar Iing. Pihaknya pun memantau harga pangan setiap hari. Jika terjadi lonjakan harga, pihaknya menyiapkan operasi pasar murah. Namun, pemda terkendala waktu hingga anggaran untuk menggelar acara itu setiap hari.
Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati meyakini, daya beli masyarakat masih terjaga. Ramainya pusat perbelanjaan pada akhir pekan jadi salah satu indikator pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. ”Tetapi, kami harus siap dengan kondisi apa pun. Makanya, ada pasar murah. Kami sedia payung sebelum hujan,” katanya.
Susilawati (41), warga Cirebon, mengapresiasi acara yang menjual bahan pangan di bawah harga pasaran. ”Alhamdulillah, ini sangat membantu. Saya beli tiga karung beras (ukuran 5 kg) untuk dijual lagi. Di sini harganya Rp 50.000. Di luar, bisa Rp 58.000 per karung. Semoga kegiatan ini berlanjut,” ujarnya.
Selain di Cirebon, Pemprov Jabar juga melaksanakan Gelar Pangan Murah serentak di 40 titik di Jabar pada Selasa. Adapun di Kota Cirebon, kegiatan serupa bakal berlangsung di Kantor PPPD Kota Cirebon, Kecamatan Kejaksan (11/11), Kecamatan Lemahwungkuk (18/11), Keraton Kacirebonan (24/11), dan Lapangan Kebon Pelok (30/11).