Operasi Pasar Murah di Kota Cirebon Kini secara Digital
Operasi pasar murah dalam bulan Ramadhan kembali hadir di Kota Cirebon, Jawa Barat. Namun, kali ini operasi pasar digelar secara daring. Warga tidak perlu antre lagi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Operasi pasar murah dalam bulan Ramadhan 2021 di Kota Cirebon, Jawa Barat, kini hadir secara digital. Warga dapat belanja melalui aplikasi pasarmu.id tanpa perlu antre. Selain mencegah kerumunan, cara ini juga diharapkan menjaga stabilitas harga pangan hingga Lebaran.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon meluncurkan aplikasi tersebut di Balai Kota Cirebon, Jumat (23/4/2021). Turut hadir Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Bakti Artanta, dan pejabat lainnya. Peluncuran itu menandai beroperasinya pasar murah digital hingga tiga hari sebelum Lebaran.
Dalam pasarmu.id yang dapat diunduh di Playstore itu, warga bisa memilih 14 paket dengan harga Rp 25.000 hingga Rp 100.000 per paket. Isi paket beragam, mulai dari bawang merah, cabai, daging ayam, telur, hingga minyak goreng. Setelah mengeklik pilihan paket, pesanan lalu dikirim ke rumah konsumen dengan metode pembayaran nontunai.
“Ini ikhtiar kami untuk mengubah pola belanja warga di tengah pandemi dengan mengurangi kontak fisik. Pasar murah ini juga untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan. Sampai saat ini, belum ada gejolak harga,” ujar Bakti.
Sebelum pandemi Covid-19 2020, operasi pasar murah rutin digelar saat bulan Ramadhan demi mengantisipasi gejolak harga pangan. Kegiatan ini biasanya dilakukan di dekat pasar dengan menawarkan harga yang lebih murah dan membatasi jumlah pembelian. Kerumunan pun tak terhindarkan.
Menurut Bakti, dalam pasar murah digital tidak ada batasan pembelian karena bahan pangan sudah dibuat per paket. Misalnya, paket 50.000 D berisi cabai rawit 250 gram, daging sapi 250 gram, dan telur ayam ras 6 butir. Sementara itu, paket 50.000 C berisi beras 1,5 kilogram, gula pasir 1 kg, tepung terigu 1 kg, dan cabai merah besar 250 gram.
Pihaknya menyiapkan 50 paket per hari. Berbagai komoditas itu berasal dari Perum Bulog, kluster binaan BI Cirebon, dan pedagang yang direkomendasikan oleh Pemerintah Kota Cirebon. ”Nanti, kami lihat trennya dan dievaluasi. Kalau permintaan meningkat, kami akan siapkan lebih banyak paket,” ucapnya.
Bakti optimistis pasar murah digital juga meningkatkan penggunaan pembayaran nontunai dengan Standar Kode Baca Cepat Indonesia atau QRIS. QRIS merupakan kanal pembayaran nontunai dari berbagai aplikasi uang elektronik. Akhir tahun lalu, pengguna QRIS di wilayah Cirebon dan sekitarnya mencapai 94.000 dan kini mendekati 112.000.
Mau tidak mau, digitalisasi saat ini merupakan kebutuhan.
Agus Mulyadi mengatakan, pasar murah digital merupakan inovasi TPID Kota Cirebon dalam menyikapi pandemi. ”Mau tidak mau, digitalisasi saat ini merupakan kebutuhan. Penjual dan pembeli dapat bertemu tanpa kontak fisik,” ujarnya.
Dwi Ayu Artantiani (29), warga Kota Cirebon, merasa terbantu dengan kehadiran Pasarmu.id selama pandemi. Misalnya, paket sayuran ada yang Rp 3.000, sesuai kebutuhan keluarga.
”Ini mempermudah ibu-ibu untuk belanja sayuran dan lebih aman karena tidak harus ke pasar. Apalagi masih pandemi. Namun, kadang beberapa pesanan enggak ada,” ujarnya.