Kasus Covid-19 di Kendari Kembali Melonjak, Pemkot Belum Lakukan Uji Spesimen
Hingga Kamis (3/11/2022), jumlah pasien Covid-19 di Kendari 26 orang, di mana sebanyak 15 orang dalam perawatan di rumah sakit dan 11 orang dalam perawatan mandiri. Kasus harian bertambah rata-rata dua kasus setiap hari.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Kendari, Sulawesi Tenggara, kembali melonjak beberapa waktu terakhir. Jumlah pasien dalam perawatan sebanyak 26 orang, dengan kasus yang terus bertambah setiap hari. Meski demikian, pemerintah belum melakukan uji spesimen untuk mengetahui varian virus yang menyebabkan lonjakan kasus tersebut.
Hingga Kamis (3/11/2022), jumlah pasien Covid-19 di Kendari sebanyak 26 orang, di mana sebanyak 15 orang dalam perawatan di rumah sakit dan 11 orang dalam perawatan mandiri. Kasus harian bertambah rata-rata dua kasus setiap hari.
”Kasus Covid-19 memang terus bertambah setelah beberapa bulan tidak ada kasus. Dimulai dari akhir Juli lalu sampai hari ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum di Kendari, Jumat (4/11/2022).
Meski terus bertambah, Rahminingrum melanjutkan, pihaknya belum mengetahui apakah para pasien ini terpapar varian baru Covid-19. Sebab, belum ada pemeriksaan lanjutan atas hasil PCR yang telah dilakukan. Ia beralasan uji spesimen dilakukan pihak laboratorium dan rumah sakit.
Hanya saja, ia mengakui, kondisi protokol kesehatan di masyarakat memang sudah sangat lemah. Tidak hanya di fasilitas umum, tetapi juga di pusat pemerintahan atau perkantoran. Masyarakat beraktivitas tanpa memakai masker seperti pandemi Covid-19 telah usai.
Oleh karena itu, Rahminingrum berharap agar masyarakat tetap patuh dan memperhatikan protokol kesehatan. Sebab, varian baru Covid-19 kembali mengganas di banyak daerah dan menyebabkan jumlah kasus terus melonjak.
”Untuk di Kendari, sepertinya masih varian lama, belum varian baru. Tingkat kematian juga tidak seperti sebelumnya. Namun, kami harapkan jika ada gejala yang dirasakan segera melapor dan melakukan isolasi,” tuturnya.
Angka kejadian dan kematian akibat Covid-19 pada akhir Oktober dan awal November 2022 meningkat dua kali lipat dari pertengahan Oktober. Masyarakat diimbau untuk waspada dengan kembali meningkatkan kedisiplinan mengikuti protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan orang, serta mengikuti vaksinasi penguat atau booster.
Untuk di Kendari, sepertinya masih varian lama, belum varian baru. Tingkat kematian juga tidak seperti sebelumnya.
Angka kasus Covid-19 kembali naik pada awal November. Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 4.707 kasus dilaporkan pada 1 November 2022, sedangkan sehari kemudian mencapai 4.873 kasus. Angka ini naik dua kali lipat dari pertengahan Oktober 2022, yaitu ketika rata-rata kasus yang dilaporkan sekitar 2.000 kasus.
Selain protokol kesehatan yang lemah, munculnya subvarian baru virus penyebab Covid-19, XBB, yang merupakan keluarga varian Omicron juga harus diwaspadai. Adapun menurut Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan, kenaikan angka Covid-19 belum tentu disebabkan subvarian XBB yang muncul di Indonesia. Hal ini karena masih sedikit kasus Covid-19 terlapor yang diakibatkan oleh subvarian XBB di Indonesia (Kompas, 3/11/2022).
Epidemiolog Universitas Halu Oleo, Kendari, Ramadhan Tosepu, mengatakan, dengan peningkatan kasus yang terjadi, dikhawatirkan varian baru Covid-19 telah masuk di wilayah ini. Sebab, arus masuk masyarakat dari Kendari begitu tinggi, tetapi tidak diiringi penegakan protokol kesehatan.
”Oleh karena itu, sudah sepatutnya pemerintah waspada dan segera mengambil tindakan penanganan dini. Daerah ini pernah memiliki pengalaman lonjakan jumlah kasus yang tidak sedikit dengan kasus kematian yang tinggi. Jangan nanti kasus tinggi baru kemudian panik,” kata Ramadhan.