Operasi SAR Kapal Terbakar di NTT Dapat Dibuka Kembali
Nelayan dan masyarakat diharapkan peka terhadap kemunculan benda-benda mencurigakan di perairan dan pesisir dekat lokasi kebakaran kapal.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Operasi pencarian dan pertolongan korban hilang dalam tragedi terbakarnya kapal cepat Express Cantika 77 dapat dibuka kembali jika terindikasi ada jenazah baru. Masyarakat di dekat lokasi kecelakaan diharapkan ikut memantau perairan dan pesisir setempat.
Saidar R Jaya, Kepala Seksi Operasi dan Kedaruratan Kantor SAR Kupang, Kamis (3/11/2022), mengatakan, pencarian dihentikan pada Rabu (2/11). Pencarian berlangsung selama 10 hari dimulai saat kejadian kebakaran kapal, Senin (24/10) siang.
”Berdasarkan evaluasi semua instansi terkait, operasi SAR dinilai sudah tidak efektif dan diusulkan ditutup. Namun, jika ditemukan indikasi jenazah, operasi akan dilanjutkan. Terkait berapa hari operasi, hal itu akan dikaji lagi,” katanya.
Menurut Saidar, tim SAR sudah mencari hingga titik terjauh, radius 63 mil laut atau 116,7 kilometer dari lokasi kejadian. Ia berharap agar nelayan dan masyarakat pesisir yang tidak jauh dari lokasi kejadian peka dengan kondisi sekitar. Jika ada benda yang diduga jenazah, agar dapat dipastikan dan dilaporkan kepada tim SAR.
Hingga operasi SAR ditutup, 20 orang tewas, 17 belum ditemukan, dan 323 lainnya selamat. Jumlah ini berbeda dengan data manifes pelayaran. Kapal yang berlayar dari Pelabuhan Tenau, Kota Kupang, ke Pelabuhan Kalabahi, Kabupaten Alor, itu disebut hanya mengangkut 167 penumpang dan 10 awak.
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal yang dinakhodai Edwin Pareda itu terbakar sekitar 48 mil laut (88,9 km) dari Pelabuhan Tenau. Penumpang panik melihat asap dari ruang mesin. Api yang muncul dari belakang seketika membesar. Mereka lalu bergerak ke haluan kapal, sementara kapal terus melaju dan tidak bisa dikendalikan.
Dalam keadaan panik, mereka mengenakan baju pelampung kemudian terjun ke laut dan berenang untuk menjauhi kapal yang kian terbakar hebat. Melihat kondisi itu, warga lokal berusaha menyelamatkan para korban. Dengan perahu motor, mereka menjemput para korban yang berada sekitar 1 mil laut (1,852 km) dari pesisir Desa Naikliu, Kabupaten Kupang.
Guneks (32), keluarga korban, kecewa dengan dihentikannya operasi pencarian itu. Menurut dia, banyak operasi SAR berlangsung selama 14 hari. Sebagai contoh, masa tanggap darurat bencana pencarian korban hilang di lokasi longsor ataupun kecelakaan pesawat berlangsung selama 14 hari.
”Mengapa hanya sepuluh hari? Apalagi masih banyak yang belum ditemukan. Jika dengan alasan anggaran, kami sangat kecewa. Jika operasi SAR berlangsung 14 hari, kami akan menerimanya,” katanya.
Sementara itu, Polda NTT telah menetapkan nakhoda Edwin Pareda sebagai tersangka dalam insiden kebakaran kapal tersebut. Edwin dinilai patut dimintai pertanggungjawaban hukum atas kematian serta hilangnya penumpang.
Kepala Bidang Humas Polda NTT Komisaris Besar Ariasandy mengatakan, lebih dari 20 saksi sudah dimintai keterangan oleh penyidik. Kasus itu juga masih terus didalami.