Banjir di Kotawaringin Barat Perlahan Surut, Pengungsi Bertahan
Banjir di Kabupaten Kotawaringin Barat perlahan mulai surut. Meskipun demikian, air masih merendam ribuan rumah. Setidaknya 5.446 orang masih mengungsi di wilayah barat Kalteng itu.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PANGKALAN BUN, KOMPAS — Banjir di Kotawaringin Barat mulai surut sejak intensitas hujan menurun. Meskipun demikian, ribuan pengungsi masih bertahan di tenda-tenda darurat dan pengungsian pemerintah.
Dari pantauan Kompas pada Kamis (3/11/2022), Kota Pangkalan Bun, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat, masih dikepung banjir. Sejumlah wilayah, seperti Kampung Sega, yang merupakan kawasan water front city, masih terendam banjir, begitu juga di Kelurahan Baru dan Kelurahan Mendawai hingga Kelurahan Karanganyar. Namun, dilihat dari bekas batas air di rumah-rumah warga, terlihat ada penurunan tinggi air, dari sebelumnya 60-80 sentimeter, kini menjadi 30-40 sentimeter.
Sementara di perdesaan sekitar kota yang aksesnya sempat tertutup, kini mulai bisa dilintasi. Contohnya jalan ke arah Kecamatan Kotawaringin Lama dan Arut Selatan. Di dua wilayah itu setidaknya terdapat dua desa, yakni Desa Kumpai Batu Bawah dan Desa Tanjung Terantang yang terendam banjir. Sebanyak 90 persen warganya pun harus dievakuasi.
Muhammad Mahuri (55), warga Kelurahan Mendawai, mengungkapkan, air yang menggenangi rumahnya mulai surut, tetapi ia dan istri tetap mengungsi karena rumah mereka masih belum bebas dari banjir. Pasangan lansia itu kini mengungsi di sebuah kapal kayu besar milik kerabatnya.
”Banjir sudah biasa di sini, tetapi tak pernah selama ini. Sudah lebih sebulan ini, belum kalau sudah surut nanti bersihin-nya bagaimana itu rumah,” kata Mahuri.
Lamanya banjir bisa dilihat dari jalan-jalan aspal dan semen, bahkan kayu yang kini mulai ditumbuhi lumut hijau. Kecelakaan kerap terjadi hanya karena terpeleset, apalagi wilayah Mahuri dan istrinya tinggal begitu dekat dengan Sungai Arut.
Fokus pemerintah sampai saat ini masih membagikan bantuan berupa kebutuhan pokok hingga pelayanan kesehatan. Pada Kamis pagi, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menggunakan helikopter milik BNPB ke sejumlah wilayah di Kabupaten Seruyan.
”Kami distribusi bantuan ke Desa Tumbang Manjul, butuh waktu 40 menit menggunakan heli dari Palangkaraya, itu cukup jauh. Warga terdampak banjir di sana perlu bantuan,” kata Sugianto.
Sugianto menambahkan, setidaknya terdapat 829 paket sembako yang disalurkan ke Desa Tumbang Manjul, Kabupaten Seruyan, Kalteng.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng, banjir melanda delapan kabupaten, yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Lamandau, Sukamara, Seruyan, Pulang Pisau, Katingan, dan Kota Palangkaraya. Setidaknya selama banjir Oktober 2022 ini total terdapat 8.209 orang mengungsi, baik di tenda darurat maupun gedung yang disiapkan pemerintah.
Dari delapan kabupaten yang terendam itu, terdapat 21 kecamatan dengan total 96 desa yang masih terendam banjir.
Di Kotawaringin Barat, BPBPK mencatat setidaknya empat kecamatan dengan total 30 desa dan kelurahan terdampak. Setidaknya 27.932 orang terdampak dengan total 5.446 orang mengungsi.
Kepala Pelaksana BPBPK Kalteng Falery Tuwan mengungkapkan, pihaknya fokus pada evakuasi warga dan penyaluran bantuan. Pihaknya juga berkoordinasi dengan BMKG untuk memprediksi cuaca dan melihat lokasi terdampak.
”Sesuai instruksi gubernur, bantuan harus tepat sasaran, jadi kami berikan door to door sehingga semua bisa dapat bantuan, khususnya yang terdampak,” kata Falery.