Kasus Baru Covid-19 di Jayapura Meningkat Dua Kali Lipat
Kasus baru Covid-19 meningkat hingga dua kali lipat di Kota Jayapura. Seluruh puskesmas telah menyiapkan alat pemeriksaan antigen. Sementara Litbangkes Papua akan memeriksa sampel untuk mendeteksi adanya varian XBB.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kasus baru Covid -19 meningkat hingga dua kali lipat dalam waktu tujuh hari terakhir di Kota Jayapura, Papua. Jumlah penderita Covid-19 bertambah dari 6 orang menjadi 14 orang akibat rendahnya disiplin protokol kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari di Jayapura pada Rabu (2/10/2022) mengatakan, mayoritas dari 14 orang yang terpapar Covid-19 menjalani perawatan di rumahnya karena mengalami gejala ringan. Sebanyak 14 orang ini diduga terpapar Covid-19 secara transmisi lokal.
Adapun 14 orang yang terpapar Covid-19 tersebar di 4 dari total 5 distrik (kecamatan) di Jayapura. Empat distrik ini meliputi Jayapura Utara 5 orang, Jayapura Selatan 4 orang, Abepura 3 orang, dan Heram 2 orang.
Sri memaparkan, belum diketahui 14 orang ini terpapar Covid-19 subvarian Omicron XBB atau bukan. Sebab, hanya pihak Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua yang memiliki alat untuk mendeteksi varian XBB.
Diketahui dari publikasi di harian Kompas tertanggal 27 Oktober 2022, Kementerian Kesehatan telah mengumumkan adanya empat kasus varian XBB di Indonesia pada 26 September-25 Oktober 2022. Semua pasien telah selesai masa isolasi mandiri dan dinyatakan sembuh. Gejala yang ditimbulkan varian baru XBB ini lebih kurang masih sama dengan subvarian Omicron terdahulu.
Pusat pengendalian pencegahan penyakit (CDC) menyebutkan, gejala XBB, antara lain, demam, merasa kedinginan, batuk, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, diare, dan sesak napas. Pemerintah terus memperkuat pengawasan, pengetesan, pelacakan, serta genome sequencing untuk mengetahui sebaran varian XBB.
”Rata-rata 14 orang yang terpapar ini menderita gejala, seperti demam, sakit tenggorokan, diare, dan hidung tersumbat. Kami akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mencegah peningkatan kasus baru Covid-19 di Jayapura,” kata Sri.
Ia menuturkan, meningkatnya jumlah kasus baru Covid-19 dipicu menurunnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan. Banyak terlaksana kegiatan yang melibatkan warga di ruang terbuka atau tertutup tanpa menggunakan masker.
”Salah satu faktor lain karena warga tidak mau memeriksakan diri di puskesmas terdekat ketika mengalami gejala awal Covid-19. Padahal, kami telah menyiapkan alat untuk tes cepat Covid-19 di 13 puskesmas,” kata Sri.
Sementara itu, Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Papua Antonius Oktavian mengatakan, pihaknya telah memiliki alat dan zat reagen untuk mendeteksi adanya subvarian XBB di Papua. Ia berharap rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 segera mengirimkan sampel ke laboratorium Litbangkes Papua.
”Kami menanti sampel pasien Covid-19 yang dikirimkan pihak rumah sakit. Untuk memeriksa sampel penderita suspek subvarian XBB, harus memiliki nilai CT (cycle threshold) atau tingkat keparahan di bawah angka 25,” ucap Antonius.
Sekretaris Dinas Kesehatan Papua Aaron Rumainum mengimbau untuk menggunakan masker dan menjaga jarak di tengah kerumunan massa. ”Kami juga mengimbau warga di seluruh wilayah Papua agar segera mendapatkan vaksin booster. Upaya ini sebagai langkah antisipasi terpapar Covid-19,” tambahnya.